Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Mujiasih

Setiap orang pasti mendambakan kebahagian, bener nggak, Sob! Tidak perduli tua, muda, kaya, miskin. Anak muda mengistilahkan kebahagiaan dengan 3T: Harta, Tahta, Renata. Eits! Maksudnya Mbak Renata yang mewakili wanita ya. Banyak orang yang berjuang keras untuk mendapatkan harta, ketenaran, jabatan dan wanita. Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 14:

"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."

Fitrah saat orang menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Segala upaya dilakukan untuk mendapatkannya. Mereka menganggap bahwa tolak ukur kebahagiaan dari pencapaian materi saja.

Demi ketenaran dan harta rela mengorbankan banyak hal. Bahkan banyak yang rela menantang maut dan melakukan hal yang dianggap tabu, demi viral. Kira-kira ada yang mau nggak guys? Namun kenyataan yang terjadi di masyarakat banyak ya guys. Contohnya nih banyak yang rela mempertontonkan auratnya demi viral dan mendapatkan materi. Tak jarang juga rela mati demi konten.

Jika standar kebahagiaan hanya pada pencapaian materi, lalu kenapa banyak artis Korea atau negeri ginseng yang mengakhiri hidupnya saat di puncak ketenaran, what's wrong? Maka dapat disimpulkan bahwa ketenaran, harta dan jabatan tidak menjadi jaminan seseorang bahagia.  

Berbeda dengan Islam bahwa kebahagian terletak pada rida Allah. Keridaan hanya akan dicapai dengan ketakwaan. Takwa adalah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah telah berfirman dalam QS. Ar-Ra'd 28:

"Orang-orang yang beriman dan hari mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

Sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allah akan membuat hati tenteram. Dan ketakwaan kepada Allah yang membuat hati tenteram. Secara fitrah saat seseorang melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya membuat hatinya tenteram. Dan sebaliknya saat seseorang berbuat maksiat akan membuat hatinya tidak tenang. Keimanan dan ketakwaan akan membuahkan kebahagian.

"Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat kebahagian dan tempat kembali yang baik." (QS. Ar-Ra'd 29)

Kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, yang sesungguhnya adalah akhirat. Maka rugi jika menyandarkan kebahagian hanya kepada materi saja, karena kenikmatan di dunia ini hanyalah setetes dibanding kebahagian di akhirat.

Rasulullah saw. bersabda: "Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia dikeluarkan dari laut?" (HR. Muslim) [An]

Baca juga:

0 Comments: