Oleh. Nur Rahayu
Allah telah menciptakan alam semesta, manusia dan kehidupan sekaligus menjadi pengatur semua ciptaan-Nya. Semuanya mengikuti aturan Allah Swt., kecuali manusia. Manusia boleh memilih mau taat pada aturan Allah atau ingkar/tidak taat pada aturan Allah. Pilihan manusia itulah yang nanti juga akan mengantarkan tempat kelak kita tinggal, surga atau neraka.
Agar kita tidak salah memilih, kita harus memahami tujuan penciptaan manusia. Allah Swt. berfirman dalam QS. Zariyat : 56, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” Jadi tujuan Allah menciptakan kita adalah beribadah pada Allah. Namun sifat manusia sendirilah yang kadang lebih memilih melenceng dari tujuan penciptaan Allah yaitu kufur pada aturan Allah.
Padahal jika ditanya mau surga atau neraka, semua orang pasti memilih surga. Namun jalan untuk mencapai surga atau neraka itu kita sendiri yang memilih. Lisan bisa memilih surga, tapi perbuatan justru mengantarkan jalan ke neraka. Loh-loh bagaimana bisa? Misal ada 2 undangan yang dimiliki, yang satu undangan pengajian dan satunya undangan panggung campursari dengan artis yang ngetop, kira-kira mana yang akan lebih banyak didatangi orang? Jelas panggung campursari lebih banyak peminatnya, bisa berjubel-jubel. Sementara di masjid, tempat pengajian bisa dihitung jumlah pesertanya.
Sahabat mari kita memikirkan posisi keberadaan kita, agar tidak salah memilih tujuan hidup. Surga yang kita harapkan perlu diperjuangkan. Perbuatan kita selama hidup di dunia ini kelak akan dihitung satu persatu oleh Allah tanpa kita bisa mengelak. Semua anggota tubuh kita ini kelak yang akan menjadi saksinya atas apa yang telah kita lakukan, untuk apa digunakan, beribadah atau bermaksiat? Jangan sampai kita merugi.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” Nash ini menyatakan bahwa Allah memerintahkan manusia untuk beribadah dengan ketakwaan totalitas, tidak ada pilihan lain jika ingin selamat dunia akhirat. Di surat yang lain Allah berfirman, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa” [QS. Al-Hujurat: 13).
Jalan takwa adalah jalan yang diridai Allah. Untuk bisa mencapai ketakwaan total kita harus menyadari bahwa manusia adalah ciptaan Allah/hamba. Dibalik semua ciptaan-Nya, kita ini sangat kecil bak debu dalam semesta raya. Kita hanya tinggal di dunia sesaat/sementara dan dunia inilah tempat kita beramaliyah. Jadi manfaatkan untuk selalu melalukan amaliyah penduduk surga. Hingga kelak ketika Allah memanggil, kita sudah memiliki bekal kebaikan saat timbangan Allah diperhitungkan. [Hz]
0 Comments: