Headlines
Loading...
Oleh. Rakhmawati Aulia 

Siapa yang tidak ingin jadi orang saleh? Semuanya pasti ingin jadi orang yang saleh ketika iman telah melekat pada diri seorang hamba. Orang yang saleh akan mendedikasikan dirinya hanya untuk Tuhannya, selalu berorientasi pada amal kebaikan yang telah Allah Ta'ala tentukan. 

Para nabi yang mulia pun juga meminta kepada Allah Ta'ala untuk dimasukkan ke dalam golongan orang saleh, sebagaimana doa nabi Sulaiman as. 

Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” 

Banyak cara yang bisa ditempuh untuk meniti jalan menjadi orang yang saleh, salah satunya adalah memiliki rasa empati terlebih kepada saudara sesama muslim. 

Allah Taala berfirman, “Adapun hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati.” (QS. Al-Furqan: 63).

Hendaknya kita sebagai muslim senantiasa mengasah rasa empati terhadap berbagai macam kondisi, terlebih lagi rasa empati merupakan salah satu bagian dari keimanan. 

Berempati kepada saudara sesama muslim bukan hanya sekedar rangkaian dari perasaan saja, tapi juga berwujud dalam suatu amal yang nyata. 

Namun sangat disayangkan, rasa empati seolah begitu sangat jauh dari diri kaum Muslim. Walau hanya sekedar bersilaturahmi berkunjung ke rumah saudara untuk melihat kondisi. Sikap individualisme seolah menjadi racun yang meracuni jiwa kaum Muslim hingga hilang rasa berempati. 

Begitulah jalan menjadi orang saleh begitu terjal, walaupun sebenarnya begitu "mudah" untuk dilakukan.

Ibnul Qayyim berkata, “Turut memperhatikan penderitaan kaum muslimin dan berempati kepada mereka bisa diwujudkan dengan beragama cara, seperti dengan harta, kehormatan, fisik dan bantuan, nasihat dan petunjuk, doa dan istigfar. Bisa juga dengan ikut merasakan duka mereka. Tingkat empati sesuai dengan taraf keimanan. Bila iman lemah, empati pun lemah. Sebaliknya, bila iman kuat, empati pun kuat.” (Al-Fawa’id, hlm. 222).

Saudariku, meniti jalan orang-orang saleh memang tidaklah seindah yang ada dalam benak kita. Namun, paksalah diri untuk meniti jalan orang-orang saleh agar kita layak masuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Mulailah dari sekarang, jangan kita tunda! 

Baca juga:

0 Comments: