Oleh. Nirwana Sadili
Sering kita mendengarkan orang-orang berkata hidup ini pilihan. Perkataan ini sangatlah benar, manusia akan menjalankan kehidupannya sesuai pilihannya masing-masing. Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Balad ayat 10:
وَهَدَيۡنٰهُ النَّجۡدَيۡنِۚ
“Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah telah menunjukkan manusia dua jalan untuk menjalani kehidupannya. Manusia bebas memilih jalan mana yang akan diambilnya. Dan kedua jalan itu Allah memberikan kita pilihan sebagaimana firman-Nya dalam surat As-Syam ayat 10:
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan jalan ketakwaannya.”
Allah memberikan dua pilihan tersebut, tinggal mau menempuh jalan yang mana, apakah jalan kefasikan ataukah jalan ketakwaan. Dalam hal ini Allah tidak memaksa seseorang untuk memilih apakah jalan kefasikan ataukah jalan ketakwaan. Manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih jalan hidupnya secara sukarela, tidak ada ada campur tangan Allah dalam pilihannya ini.
Hanya saja Allah memberikan akal untuk memilih. Orang yang menggunakan akalnya akan memilih jalan takwa atau jalan kebaikan, sedangkan orang yang mengabaikan akalnya atau tidak menggunakan akalnya, akan memilih jalan berdasarkan hawa nafsu.
Atas pilihannya itu manusia akan mendapatkan konsekuensi. Kalau memilih jalan kefasikan maka konsekuensinya akan mendapat dosa dan azab dari Allah. Sedangkan apabila memilih jalan takwa akan mendapatkan balasan pahala dan rida dari Allah Swt.. Berdasarkan hal itu manusia bebas memilih, jalan kefasikan atau jalan ketakwaan, jalan kebaikan atau jalan keburukan, dan jalan menuju surga atau jalan menuju neraka, semua ada di tangan manusia.
Seorang muslim yang beriman memahami betul bahwa jalan kehidupan yang dipilih sangat berpengaruh dengan kehidupan selanjutnya yaitu kehidupan akhirat. Sangat memahami bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan kehidupan akhirat adalah kekal. Dia akan hati-hati memilih jalan yang ditempuh, sebab kehidupan dunia merupakan penentu kehidupan di akhirat.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan menempati surga dan kekal di dalamnya, sementara orang yang kafir, fasik, dan munafik akan menempati seburuk-buruk tempat kembali yaitu neraka dan kekal di dalamnya.
Di setiap salat kita memohon kepada Allah agar diberikan jalan yang lurus sebagaimana jalannya para nabi, orang-orang shiddiqin, orang-orang saleh, dan para syuhada, dan berlindung dari agar terhindar dari jalannya orang-orang sesat sebagaimana orang Nasrani, dan orang yang Allah murkai, yaitu orang-orang Yahudi, yang terdapat dalam Surat Al-Fatihah ayat 7, yang berulang-ulang kita baca dalam sehari.
So, sahabat, pilihan ada di tangan kita
Jangan salah pilih yang akan membuat sengsara. Pilihlah jalan takwa
Agar dapat kebahagiaan abadi yang nyata
Pilih jalan taat nan lurus
Mendamba surga dengan ambisius
Rasa malas dan pengecut diberangus
Meniti jalan menuju surga firdaus
Wallahualam bissawab. [Ni]
Aamiin
BalasHapus