Headlines
Loading...
Oleh. Eka Suryati

Keimanan itu berasal dari kepercayaan kita kepada Allah yang membuat hati kita menjadi tersentuh hingga nilai-nilai kepercayaan benar-benar meresap tanpa keraguan. Keimanan akan membuat seluruh pandangan hidup kita berpusat kepada apa yang kita imani tersebut.

Keimanan di sini adalah keimanan kita kepada Allah. Allah sebagai pusat kepercayaan kita menyebabkan segala sesuatu yang kita perbuat haruslah sesuai dengan aturan, ajaran dan bimbingan-Nya yang dituangkan di dalam Al-Qur'an dan Hadis. Kita mempercayai hanya Allah satu-satunya Tuhan yang berhak kita sembah karena hanya Allah Tuhan yang sesungguhnya, yang lainnya adalah kesesatan yang tidak memiliki dasar dan hanya merupakan praduga yang batil. Allah satu-satunya pencipta, pengatur segala sesuatu yang harus disembah tanpa kita menyekutukannya dengan apa pun dan siapa pun.

Dalam surah Al-Hajj ayat 62,

Ø°َٰÙ„ِÙƒَ بِØ£َÙ†َّ ٱللَّÙ‡َ Ù‡ُÙˆَ ٱلْØ­َÙ‚ُّ ÙˆَØ£َÙ†َّ Ù…َا ÙŠَدْعُونَ Ù…ِÙ† دُونِÙ‡ِÛ¦ Ù‡ُÙˆَ ٱلْبَٰØ·ِÙ„ُ ÙˆَØ£َÙ†َّ ٱللَّÙ‡َ Ù‡ُÙˆَ ٱلْعَÙ„ِÙ‰ُّ ٱلْÙƒَبِيرُ

Artinya: (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Keimanan kita kepada Allah yang menyebabkan kita mempercayai bahwa agama Islam adalah satu-satunya agama yang benar yang kita yakini ajaran-Nya yang akan menuntun kita kepada surga-Nya. Islam adalah Rahmatan  lil 'Alamin, rahmat bagi alam semesta artinya Islam diturunkan Allah untuk seluruh manusia tanpa kecuali agar terwujud kedamaian dan kasih sayang bagi manusia dan seluruh alam semesta.

Kalau Islam adalah rahmat bagi alam semesta artinya diturunkan bagi segenap manusia dan seluruh alam semesta tapi mengapa tidak seluruh manusia mau memeluk agama Islam? Karena semuanya bergantung pada pemahamannya akan Islam itu sendiri dan pada akhirnya kembali lagi kepada kepercayaan akan keimanannya pada Islam itu sendiri. Hidayah Islam harus dipelajari, dipahami dan diamalkan secara benar agar Islam menjadi tuntunan sehingga nikmat Islam mampu kita raih. Nikmat Islam hanya mampu dirasakan bagi orang-orang yang mau berpikir dengan pikiran yang baik, benar dan tidak diliputi oleh hawa napsu dan kesombongan. Kesombongan akan kebenaran Islam yang membuat orang-orang tidak mampu meraih hidayah Islam apalagi menikmatinya sebagai anugrah terbesar dari Allah bagi kita manusia yang ada di alam semesta ini.

Keimanan seperti kita pahami merupakan keyakinan kita yang kita imani di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan dan anggota tubuh maka keimanan itu bisa bertambah dan juga bisa berkurang bahkan tak jarang menjadi hilang dan mati. Karena setelah kita memperoleh hidayah keimanan maka keimanan itu harus diwujudkan dengan perbuatan berupa ibadah kita kepada  Allah. Kalau kita giat beribadah dan melakukan amal solih maka keimanan kita akan semakin kuat dan bertambah. Kalau sebaliknya kita makin jarang melakukan ibadah dan amal solih maka keimanan kita akan melemah dan bisa-bisa menjadi hilang di dalam hati kita.

"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal. (Qs Al-Anfal : 2).

Perbaiki ibadah kita, perbanyak amal ibadah kita. Tambah terus ilmu agama dengan mengikuti kajian-kajian Islam. Iman yang kuat harus disertai dengan ilmu tentang keimanan itu sendiri. Jangan biarkan iman kita berkurang lalu menjadi usang yang pada akhirnya akan padam, mati di hati kita. [My]

Baca juga:

0 Comments: