Headlines
Loading...
Oleh. Hanif Eka Meiana, SE.

Tetty Rumondang Harahap eks Direktur RSUD Padang Sidempuan, Sumatera Utara (Sumut), ditemukan tewas di dalam rumah di kawasan Perumahan Muka Kuning Indah, Kelurahan Buliang, Batu Aji, Kota Batam. Sebelumnya disebut, motif pembunuhan yang dilakukan suaminya, Ahmad Yuda, bukan karena cemburu, namun karena tak direstui maju sebagai calon Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumut. "Dia bilang kalau uang Rp50 miliar dipakai maka semua hartanya akan habis. Saya emosi karena sebelumnya dia setuju," ujar Ahmad Yuda (detik.com, 15/11/2023).

Pelaku lalu memukul korban dengan tangan dan lesung hingga korban tergeletak. Usai menganiaya korban, pelaku pergi ke sebuah hotel di kawasan Batu Aji untuk menemui selingkuhan. Sehari setelah pemukulan pelaku Ahmad Yuda kemudian kembali ke rumah tersebut untuk mengecek kondisi korban. Saat dilihat, kondisi korban ternyata masih hidup. Karena korban bergeser dari posisi sebelumnya. Pelaku kemudian menikam korban dengan pisau, bersama selingkuhannya membuat skenario kebakaran, mengambil harta benda korban dan melarikan diri ke Jakarta, Palembang, Jambi dan akhirnya ditemukan polisi di Riau (detik.com, 15/11/2023).

Lengkap sudah kejahatan yang dilakukan oleh Ahmad Yuda. Mulai dari tindak kekerasan dalam rumah tangga, berzina, membunuh sekaligus merencanakan pembunuhan (skenario kebakaran), dan mencuri harta istrinya. Begitulah fenomena kejahatan saat ini. Demi memuaskan keinginan duniawinya seseorang tega melakukan kejahatan berlapis.

Mengapa saat ini banyak terjadi kasus-kasus serupa? Mengapa seseorang bisa gelap mata, tanpa mengindahkan nuraninya tega melukai dan membunuh orang terkasih maupun orang lain? Dan apa yang melatarbelakangi timbulnya berbagai tindak kejahatan? Mari kita ulas satu-persatu.

Akar Masalah

Berkembangnya kemajuan teknologi dan munculnya globalisasi tak menjadikan kehidupan menjadi semakin sejahtera. Melainkan semakin lama semakin banyak masalah dan problematika kehidupan manusia. Hal ini berawal dari pandangan hidup yang diambil oleh masyarakat yang tidak berasal dari sang pencipta. Cara pandang sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan diadopsi oleh sebagian besar masyarakat di dunia.

Pandangan hidup sekuler inilah yang menjadikan penyebab adanya berbagai kerusakan yang terjadi baik pada individu, keluarga, masyarakat maupun negara. Cara pandang sekuler ini yang berasaskan manfaat menjadikan materi sebagai kunci meraih kebahagiaan. Sehingga semakin banyak seseorang memperoleh materi maka dianggap akan mencapai puncak kebahagiaan. Tak heran banyak yang berlomba-lomba meraih sebanyak-banyaknya materi dan melakukan segala cara demi mendapatkannya. 

Pandangan hidup ini juga menganggap manusia tidak boleh dikekang atau dibatasi kebebasannya sehingga mereka dapat sebebas-bebasnya berbuat, berekspresi, berpendapat, berpakaian, juga bebas memiliki atau menguasai sesuatu, dan yang lainnya. Tidak pula memandang haram halal. 

Dari berita di atas terlihat bagaimana pelaku amat menginginkan ikut serta dalam pilkada bupati. Menjadi keniscayaan bahwa seseorang yang terjun dalam perpolitikan akan mampu mengangkat derajatnya di mata masyarakat, memiliki pengaruh, dan cepat kaya. Seolah dunia gampang ia dapatkan melalui jalan itu. 

Di sisi lain, keterbatasan dana menuntut si pelaku untuk mencari dana cepat, salah satunya meminta dana pada istrinya. Saat istrinya menolak, ia pun mudah tersulut emosi hingga tega mengakhiri nyawa istrinya sendiri. Iman yang lemah, mindset sekuler serta pengaruh pergaulan mendukung perbuatannya untuk melakukan kejahatan berlapis. 

Semua ini tidak lain adalah akibat diterapkannya sistem kapitalisme sekuler di mana negara abai terhadap rakyatnya, memberi peluang bagi siapa saja untuk memimpin walau tidak memiliki kapasitas dalam mengurus urusan rakyat serta menihilkan peran agama dalam kehidupan. Dampaknya individu tidak memiliki kepribadian Islam, mudah melakukan tindak kriminal, berpikiran sesat, gaya hidup yang hedonis, individualis, berpikiran materialistis, dan pragmatis. Begitu pula halnya dengan masyarakat yang jauh dari nilai-nilai Islam, sehingga tak ada kontrol sosial manakala ada di antaranya yang melakukan kemaksiatan. 

Islam Mewujudkan Kehidupan yang Penuh Barakah

Berbeda halnya bila Islam menjadi pedoman dalam seluruh aspek kehidupan. Islam memiliki penjagaan baik terhadap individu, masyarakat, maupun negara. Masing-masing elemen negara atas kesadarannya dalam beriman kepada Allah Swt. dan rasul-Nya, maka senantiasa berlomba-lomba untuk meraih rida-Nya. Caranya adalah dengan menaati semua perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. 

Para pemimpin negara akan sadar betul bahwa kekuasaan adalah amanah yang berat di hadapan Allah Swt. Maka ia akan bertanggungjawab penuh dalam mengurusi urusan umat. Ia menjadikan Al-Qur'an dan Sunah sebagai rujukan dalam menjalankan amanahnya. Menerapkan aturan Islam dalam kehidupan, melarang pemikiran, budaya, dan apa saja dari Barat yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Negara akan menegakkan sistem sanksi dalam Islam. Sehingga setiap tindak kejahatan akan ditindak tegas sesuai hukum Islam. Hal ini akan menimbulkan efek jera dan penebusan dosa bagi para pelaku dan masyarakat secara umum.

Hal yang sama pun juga berlaku pada masyarakat dan individu. Penegakan hukum Islam menuntut mereka untuk taat dan menjalankan keseluruhan hukum Islam. Masyarakat akan melakukan kontrol sosial, beramar makruf nahi mungkar, dan menciptakan kehidupan yang Islami. Sedang individu, akan terbina dengan Islam melalui keluarga yang mendidik mereka menjadi pribadi saleh/salihah, sekolah-sekolah yang menerapkan sistem pendidikan Islam di dalamnya, dan lingkungan yang Islami.

Insyaallah, bila kita buang sistem kapitalisme dan menggantinya dengan sistem Islam maka akan tercipta kehidupan yang memuliakan manusia, mendatangkan rahmat dari Allah Swt. dan mengantarkan manusia ke surga-Nya. Maka saatnya kini kita hijrah pada Islam kafah, ngaji Islam secara istikamah, berdakwah hingga Islam dapat tegak di muka bumi.

Wallahualam. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: