Headlines
Loading...
Oleh. Sri Suratni

Setiap manusia pasti mendambakan hidupnya bahagia. Baik bahagia secara lahir maupun batin. Makna bahagia antara seseorang dengan orang lain tentu berbeda-beda tergantung sudut pandang mereka masing-masing ketika memaknai kata bahagia. 

Ada orang yang bahagia dengan bergelimpangan harta atau materi. Ada orang bahagia dengan jabatan dan kedudukan. Ada orang bahagia bisa bersama dengan pasangan tercinta. Itulah sebahagian dari nikmmat dunia yang bisa menghantarkan seseorang menjadi bahagia. 

Namun di sisi lain ternyata bahagia itu juga bisa dengan sesuatu yang sederhana. Ketika melihat kondisi rumah bersih, rapi kita bahagia. Ketika stok belanjaan di dalam kulkas tercukupi kita bahagia. Ketika melihat suami, anak-anak sehat, kita bahagia. Ketika bercengkrama dengan suami dan anak-anak, kita bahagia. Ketika mendengar kabar dari jauh, orang tua kita sehat, kita bahagia. 
Ternyata banyak hal yang membuat kita bahagia.  

Tetapi benarkah bahwa itu semua kebahagian yang sesungguhnya?

Allah Swt.berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 14 ,

"Dijadikan indah pada ( pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di duni, dan di sisi Allah-lah tempat kamu kembali (surga)." 

Begitulah Allah sudah mengabarkan bahwa kesenangan atau kebahagiaan hidup di dunia meliputi segala sesuatu yang kita inginkan berupa wanita-wanita, anak-anak dan harta kekayaan atau materi.
Kalau kita analisa lebih jauh, Allah ingin mengabarkan kepada kita bahwa itu semua adalah kebahagian sementara atau semu ketika kita berada di dunia. 
Kalau begitu apakah makna kebahagian yang sesungguhnya? 

Kebahagian yang sesungguhnya atau kebahagian yang sejati adalah ketika kita mampu menjadikan segala kenikmatan duniawi sebagai wasilah yang akan menghantarkan kita kepada kebahagiaan di akhirat kelak yaitu ketika kita berada di Surga-Nya. 

Kita punya istri dan anak-anak, mampu membinbing mereka dan membekali mereka dengan ilmu agama yang baik. Sehingga mereka menjadi istri yang salihah dan anak-anak yang saleh dan salihah. Kita memiliki harta kekayaan, mendapatkannya dengan cara yang dibenarkan oleh syariat dan membelanjakannya ke jalan yang diridai oleh Allah. Begitulah seterusnya sehingga segala yang dititipkan Allah kepada kita, kita mampu mempertanggungjawabkannya kelak di hadapan Allah.

Sebagai seorang muslim, kita dibimbing oleh syariat agar bahagia di dunia dan akhirat dengan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan yang sejati adalah ketika kita meraih mardhatillah (keridhaan Allah).
Kapan keridaan Allah kita peroleh? Tatkala kita di dunia ini menjalankan semua yang diperintahkan Allah dan menjauhi semua yang dilarang Allah. Yaitu ketika kita bertakwa kepada Allah.

Kebahagiaan terletak pada tiga perkara. Syaikh Muhammad at-Tamimi Rahimahullah menjelaskan perkara tersebut, yaitu : jika diberi kenikmatan dia bersyukur, jika diuji dengan ditimpa musibah, dia bersabar dan jika melakukan dosa, dia beristighfar (bertobat). Begitulah sejatinya seorang muslim memaknai bahagia.

Rasulullah juga mengajarkan kepada kita untuk selalu menggembirakan orang lain. Dan hal tersebut membuat kita bahagia selain mendatangkan pahala di sisi Allah karena dicatat sebagai sebaik-baik amal shaleh. 

Rasulullah saw. bersabda : 

"Sebaik-baik amal shaleh adalah agar engkau memasukkan kegembiraan kepada saudaramu yang beriman." (HR. Ibnu Abi Dunya, Jami'ush Shaghir no.1096)

Allah Swt. akan memberikan kehidupan yang baik bagi seorang mukmin yang mengerjakan amal shaleh. Dan ini adalah bahagian dari salah satu kebahagian kita di dunia dan tentunya kebahagian kita juga di akhirat kelak.  

Sebagaimana Firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an Surat An-Nahl Ayat 97.

"Barangsiapa yang mengerjakan amal  shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" .

Semoga Allah karuniakan kita kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat, ketika kaki kita menginjak Surga-Nya bersama orang-orang yang saleh, para Nabi dan Rasulullah saw. kelak. Aamiin yaa Rabbal alamiin. [Ma]

Baca juga:

0 Comments: