Headlines
Loading...
Oleh. Nasywa Fauziah

Setelah kehidupan akan ada kematian. Dan setiap yang hidup pasti akan mati.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

kullu nafsing zaaa-iqotul-mauut, summa ilainaa turja'uun

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan." (QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 57)

Hanya kepada-Nya setiap yang hidup di kembalikan. Tiada tempat kembali yang lebih berarti selain daripada sang Illahi. 

Luruskan niat yang telah kita tanamkan. Sebagai orang yang beriman haruslah kita meniatkan setiap amalan hanya untuk mendapatkan keridhoan-Nya. 

Perbaiki amalan yang sempet rusak. Entah karena niat atau ajakan lingkungan yang tak dapat kita pungkiri. Di jauhkan adalah salah satu resiko setiap yang beriman. Banyak teman ataupun yang menemani tak menjamin kebahagiaan jika tak disertai ketaatan. Maka marilah bersama pikirkan kembali, apa yang sebenarnya jadi tujuan kita saat ini?

Kematian sudah di pastikan. Namun tempat berakhir setiap manusia belum dapat di pastikan. Tempat yang akan kita tempati nanti bergantung pada amalan yang kita jalani hari ini. Pada hakikatnya jika tujuan hidup setiap orang yang beriman adalah mencapai ridha Illahi, maka Allah akan mudahkan jalannya tersebut. Termasuk jalan akhir yang kelak akan di tempuh setiap umat.

Kelak di akhirat kita akan mempertanggung jawabkan semuanya. 

Apabila terdapat banyak kesalahan di hari lalu, marilah kita perbaiki di hari ini. Tak ada yang tahu hari akhir kapan terjadi. Marilah persiapkan. Allah mendatangkan hari akhir bukan atas dasar kesiapan kita. Maka dari itu mari persiapkan semuanya. Mesti hasilnya tak sempurna. Namun setidaknya kita berusaha menjalankan amalan yang baik. Amalan yang baik akan di nilai pahala jika niat dan tata cara yang di jalani pun baik.

Saling mengingatkan dalam kebaikan adalah kewajiban setiap muslim tanpa terkecuali. Islam mengatur kehidupan manusia dari mulai bangun hingga terbangun kembali. Maka tak mungkin bila ada satu manusia yang tak pernah melakukan kesalahan. Terkadang kesalahan itu membuat kita tak sadar bahwa kita menuju jalan yang tak di ridhoi-Nya dan semakin jauh dari-Nya. 

Kita membutuhkan teman. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan seseorang. Kita membutuhkan seseorang yang dapat mengingatkan kita apabila kita melakukan kesalahan. Kita membutuhkan seseorang yang mau bersama-sama dengan kita belajar dan berusaha untuk meraih ridho-Nya. Sekalipun menggenggam batu bara secara bersama.

Kematian itu pasti. Jangan di jauhi. Jika di jauhi pun akan mendekat secara sendiri apabila takdir nya sudah tiba. 

Baca juga:

0 Comments: