Headlines
Loading...
Oleh. Kilau Mustika

Kehidupan telah membawa kita pada ratusan perjalanan, ribuan jejak langkah, dan jutaan pengalaman. Sebuah kisah yang berhasil kita rangkai satu-satu, lalu membentuk jaringan yang saling terhubung. 

Ternyata, perjalanan hidup mengajarkan kita tentang banyak hal. Terutama, tentang langkah, proses, dan penerimaan. Namun, perjalanan terbaik tetaplah perjalanan kembali pulang kepada Allah Swt. Sebuah lorong yang menuntun kita dari kegelapan menuju cahaya yang terang.

Kembali pulang pada-Nya, berarti kita membawa kepasrahan dan ketidakberdayaan diri untuk didekap oleh hidayah serta cinta dari Allah Taala. Kita kembali mengisi jiwa dan raga dengan taubat dan keimanan. Sungguh, jalan itu akan terasa berat, jika Allah Swt. tidak menghadirkan rahmat-Nya dalam perjalanan ini. 

Maka, perlu kesiapan diri untuk menikmati perjalanan penuh berkah ini. Bersiap untuk melepas banyak hal, serta kembali membangun beragam upaya untuk menjemput berkah-Nya. Ketika Allah Taala telah ridai, tentu perjalanan ini akan terasa indah, meski dibumbui dengan berbagai jenis cobaan. 

Selalu tanamkan dalam jiwa, jika Allah Taala Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Pintu tobat akan selalu terbuka untuk jiwa-jiwa yang berusaha mencarinya. Berjalanlah di jalan kebaikan, meskipun langkah kita akan menemukan banyak duri.

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

Wahai jiwa yang bersedih, pulanglah. 
Wahai langkah yang lelah, pulanglah.
Wahai rasa yang jenuh, pulanglah. 

Pulanglah dekapan sang Maha Cinta, sehingga kita dibasuh dengan rahmat dan kasih sayang-Nya. Kembalilah, kita terlalu jauh berpaling dari-Nya. Saatnya pulang dan merengkuh jiwa dengan iman yang manis. 

Allah Swt. akan menuntun langkah kita yang ingin kembali pada-Nya. Selagi kesempatan itu hadir, maka gapailah dengan kepasrahan diri. Biarkan langkah itu pulang di jalan yang benar, jika sebelumnya pernah tersesat yang jauh. Mari pulang dan kembali menikmati hidayah-Nya dalam hidup kita. [My]

Baca juga:

0 Comments: