Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S. Leman

Kemenangan yang sejati adalah kemenangan yang dibenarkan oleh syariat, yaitu kemenangan yang merupakan pemberian dari Allah Ta’ala agar disyukuri hamba-Nya. Kemenangan yang terpenting adalah pencapaiannya. Kemenangan adalah saat kita istikamah beribadah, mampu menjalani ketaatan, menjauhi hawa nafsu dan godaan setan, saat kita mampu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Itu semua adalah karunia dan pemberian dari Allah Ta’ala.

Kemenangan Islam adalah suatu kepastian. Allah sendiri yang telah menjanjikan. Dari sejak Islam lahir hingga akhir zaman. Maka tak perlu kita ragu untuk membelanya. "Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang." (Q.S. Al-Ma’idah: 56)

Maka kita tak perlu ragu lagi dengan kepastian itu. Terus berjuang sampai kemenangan itu tiba. Itulah yang diusahakan oleh saudara-saudara kita di Palestina. Masjidil Aqsa harus direbut dari penjajah zionis agar umat Islam bisa beribadah di tanah suci ketiga ini dengan leluasa, aman, tenang dan damai. 

Umat Islam saat ini bisa ke Masjidil Aqsa, tetapi dengan visa dari penjajah yang otomatis menjadi pemasukan bagi negeri penjajah. Kita juga tak leluasa di sana, selalu diawasi dan diintimidasi. Tak semua umat Islam bisa masuk ke sana. Orang-orang Gaza tak bisa masuk ke Masjidil Aqsa di mana itu adalah tanah air mereka sendiri. Hanya orang Palestina di luar Gaza yang bisa salat di Masjidil Aqsa, itu pun di bawah todongan senjata laras panjang. Mereka tak boleh macam-macam. Penjajah selalu membuat keonaran di Baitul Maqdis. 

Masjidil Aqsa saat ini dibagi tiga, ada bangunan untuk umat Islam, ada bangunan untuk orang Nasrani, dan ada tembok ratapan untuk Yahudi. Baitul Maqdis adalah tanah kharajiyah kaum muslimin. Dibebaskan oleh Abu Ubaidah, dan kuncinya diberikan oleh pendeta Nasrani kepada Khalifah Umar bin Khattab. Tanah itu harus menjadi milik kaum muslimin kembali. Shalahudin Al Ayubi pun pernah membebaskan lagi setelah dikuasai pasukan salib. Namun sekarang lepas lagi dan dikuasai zionis.

Ini adalah fardu kifayah kita. Berdosa kita semua selama kewajiban itu belum tertunaikan. Maka menjadi kewajiban kita semua untuk mengusahakannya. Berdosa kita semua jika diam dan hanya menjadi penonton semata. Harus menjadi saksi dan utamanya pelaku sejarah. 

Menjelang 40 hari peperangan fisik di Gaza. Apa yang sudah kita lakukan untuk membela agama Allah? Sudahkah istikamah berdoa? Sudahkah memberi hadiah kepada saudara-saudara kita di sana yang sedang menderita? Rumahnya hancur dibom, banyak yang wafat dan cedera tubuhnya. Tak ada aliran listrik sehingga bayi-bayi di inkubator wafat. Tak ada air untuk kehidupan mereka karena pipa saluran air diputus. Bantuan bahan makanan tak bisa masuk ke Gaza, akhirnya mereka makan rumput, tanah, dan tanaman seadanya. Penjajahan ini sungguh sadis dan tak punya nurani. Mereka bukan manusia karena tak ada rasa kemanusiaannya. Mereka adalah bangsa ker* dan bab* seperti yang Allah sebut. 

Sudahkan kita berdakwah dengan lisan dan tulisan kita? Sudahkah maksimal membagi berita fakta kebenaran? Mulut dan tangan kita akan dimintai pertanggungjawabannya. Segera bersuara, ikut aksi untuk mendesak para penguasa-penguasa negeri-negeri muslim bergerak menolong Palestina. Lakukan dakwah di media sosial kita. Meski akun mati, tidak masalah buat saja lagi. Kenapa takut? Mereka yang di Gaza merelakan nyawa mereka untuk perjuangan. Sedangkan kita ketakutan hanya karena teguran pihak penjajah? 

Sudahkah memboikot produk-produk musuh, yang labanya digunakan untuk membeli senjata, peluru, roket-roket, dan bom untuk membunuh saudara-saudara kita? Jika belum, maka segera melakukannya. Apalagi MUI sudah berfatwa dan menghimbau. 

Lakukan semua jenis perjuangan yang bisa kita lakukan di sini. Semampunya dan sebisanya. Semoga amal kecil kita ini diterima Allah dan menjadi saksi bahwa kita pernah melakukan sesuatu untuk Palestina. Malu jika kelak anak cucu kita bertanya. Saat perang itu apa yang kita lakukan? Diam saja atau ikut membantu meski di negeri yang jauh dari negeri yang sedang membara. 

Semoga akan segera terwujud, pertolongan Allah dengan kemenangan umat Islam sebagai pemimpin dunia. Ayat-ayat kemenangan umat Islam itu bertebaran di dalam Al-Qur'an, maka berjuanglah tanpa ragu. "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata." (QS. Al-Fath: 1) dan "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.” (QS. An-Nashr: 1)

Akankah kita ragu dengan ayat-ayat Allah? Naudzubillah min dzalik. Jangan sampai ragu sedikit pun, kuatkan keyakinan. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: