Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S. Leman

Kesabaran yang teramat luas dan indah bisa kita saksikan dengan gamblang di Gaza.  Malu kita rasanya jika tak pandai bersyukur atas setiap nikmat yang telah Allah berikan. Masih diberi nafas kehidupan di saat saudara-saudara kita di Gaza menemui ketidakpastian nasib nyawa mereka. Bom, rudal, roket, senjata api senantiasa mengancam nyawa mereka. Bisa jadi di saat tidur mereka masih di dunia, namun ketika bangun tidur sudah berada di surga. 

Kita masih bisa makan enak, masih bisa leluasa memasak. Di kondisi perang mereka makan rumput, makan seadanya untuk mengganjal perut mereka yang kelaparan karena bahan pangan tak bisa masuk ke wilayah mereka. Pipa aliran air bersih pun diputus sehingga mereka minum air kotor atau comberan. 

Pakaian, jangan ditanya. Disebuah wawancara mereka mengatakan hanya punya satu pakaian  yang melekat di badan. Mereka lari saat rumah mereka dibom. Tak sempat menyelamatkan harta benda mereka. Bisa kita bayangkan? Tak bisa makan, tak bisa mandi dan berganti pakaian selama berhari-hari.

Hari ini sekitar 45 hari peperangan, meski kabarnya ada gencatan senjata selama 4 hari ke depan. Rumah-rumah mereka hancur luluh-lantak tak bisa dihuni lagi. Mereka tidur di bawah tenda dengan kain seadanya yang tembus air. Bila hujan tiba tentu saja basah. 

Sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit, dan pemukiman penduduk sipil dibom semua hingga rata dengan tanah. Zion*s telah melakukan kejahatan perang sepanjang sejarah dan harus dibawa ke mahkamah Internasional untuk diadili. Mereka telah melakukan genosida terhadap penduduk Gaza. Namun apakah bisa? Sedang mahkamah Internasional adalah milik mereka semua. Rakyat Palestina harus lebih banyak bersabar terhadap ketidakpastian ini. Tidak ada yang bisa menghentikan perang kecuali atas kehendak Allah.

Kesabaran yang terus diuji. Kita saksikan bagaimana seorang anak kecil selalu berdzikir memohon perlindungan Allah atas suara-suara roket yang bersliweran di atas rumahnya. Kita saksikan bagaimana seorang anak kecil tak mengeluh ketika tulang kakinya menonjol keluar. Kita saksikan juga bagaimana seorang anak yang dioperasi kakinya tanpa dibius, hanya bacaan Al-Qur'an untuk meredam sakitnya. Kita saksikan bagaimana seorang Ibu harus operasi caesar tanpa anestesi. Kita saksikan bayi-bayi di inkubator syahid karena aliran listrik dicabut zion*s. Kita saksikan para ayah harus kehilangan keluarganya. Kita saksikan seorang Ibu menciumi mayat anaknya. Dan masih banyak lagi kisah pilu yang bisa kita lihat. 

Namun kita juga melihat kehebatan sabar dan iman mereka menghadapi ujian yang berat ini. Bagi orang kafir mungkin ini neraka dunia, namun bagi orang yang beriman tanah Al Quds adalah tempat yang sangat diberkahi menuju surga. Tak ada rasa sedih berlebihan, tak ada tangis penyesalan dan saling menyalahkan. Tak ada sumpah serapah kepada zion*s. Mereka menerima kenyataan ini dengan sabar dan ikhlas.

Bukankah kita melihat seorang bapak yang mengucap syukur "Alhamdulillah" meski rumahnya hancur lebur? Bukankah kita melihat keimanan yang kokoh gen pejuang ketika kita melihat video seorang bapak yang menenangkan temannya jika para syuhada akan membawa 70 orang keluarganya masuk surga? Kesabaran dan ketabahan yang luar biasa yang diperlihatkan kepada kita semua. Meski banyak syuhada yang gugur, ternyata di belahan bumi yang lain darah para syuhada yang harumnya semerbak minyak kasturi ini telah menginspirasi orang-orang untuk berbondong-bondong masuk Islam. Mereka telah menyaksikan sendiri kehebatan sabar, iman, ikhlas, dan tawakal penduduk Gaza. Agama apakah ini yang begitu hebatnya membina setiap diri manusia? Ya hanya umat Islam yang sanggup dengan cobaan ini. Umat lain pasti stres, putus asa, gila, dan bunuh diri.

Saudara-saudara kita di Gaza telah mengamalkan ayat ini dengan sebaik-baiknya, 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (QS Ali-Imran: 200). [Hz]

Baca juga:

0 Comments: