Headlines
Loading...
Oleh. Sri Suratni

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Allah Swt. membekali setiap manusia yang lahir ke dunia dengan khasiatul insan. Khasiatul insan adalah potensi hidup yang dimiliki setiap manusia. Ada tiga jenis potensi yang dimiliki manusia, yaitu: akal, kebutuhan jasmani, dan naluri.

Akal merupakan anugerah terbesar yang diberikan Allah Swt. kepada manusia. Anugerah akal ini membedakan manusia dengan makhluk Allah lainnya. Dengan akal manusia beriman kepada Allah dengan mempelajari semua ciptaan Allah, berupa manusia, alam semesta, dan kehidupan. Sungguh luar biasa pentingnya pemberian akal oleh Allah kepada manusia. 

Untuk memenuhi segala yang dibutuhkan oleh akal, Allah mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu (belajar).  

طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim." (HR. Ibnu Majah)

Sebagaimana sabda Rasulullah saw. tersebut bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap individu muslim baik laki-laki maupun perempuan. Kewajiban menuntut ilmu terus melekat pada individu muslim sepanjang hayatnya. Dikatakan oleh Rasulullah saw. menuntut ilmu wajib dari buaian sampai ke liang lahat. 

Ilmu bagaikan pelita yang akan menerangi jalannya kehidupan manusia. Dengan ilmu kita bisa menentukan arah dan tujuan hidup kita. Tujuan Allah menciptakan manusia di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah. Agar amal ibadah kita diterima oleh Allah ada dua syarat yang harus kita penuhi tatkala  melakukan ibadah, yaitu: niat ikhlas semata-mata karena Allah dan ittiba urrasul (mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.).

Bagaimana agar kita tahu bahwa ibadah yang kita lakukan semata-mata ikhlas karena Allah dan hanya mengharapkan rida Allah? Untuk itu kita perlu belajar dan butuh ilmu supaya kita bisa ikhlas dan hanya mengharap rida Allah. 

Bagaimana kita bisa ittaba kepada Rasul? Di sini juga kita butuh ilmu dan belajar. Kita wajib mempelajari Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah. Di dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan kita untuk mengerjakan berbagai ibadah wajib dan ibadah nafilah. Bagaimana pelaksanaan ibadah tersebut tidak dijelaskan di dalam Al-Qur'an secara terperinci. 

Penjelasan terkait pelaksanaan berbagai ibadah tersebut ada di dalam hadis Rasulullah saw., contoh: Allah Swt. memerintahkan kita untuk mengerjakan salat, tetapi Allah tidak menjelaskan bagaimana tata cara pelaksanaan salat. Maka Rasul mencontohkan bagaimana tata cara pelaksanaan salat tersebut. Maka Rasul katakan, "Salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat". 

Begitu pentingnya kedudukan ilmu bagi seorang muslim. Tanpa ilmu kita tidak tahu seperti apa beribadah kepada Allah dan menyembah Allah. Tanpa ilmu kita buta dan tersesat dalam menjalani hidup di dunia ini. Ilmu adalah pangkal ibadah. Ibadah tanpa ilmu maka ibadahnya sia-sia dan tidak bernilai di sisi Allah. Ilmu tidak diiringi dengan ibadah maka ilmunya tidak bermanfaat. Ilmu dipelajari untuk diamalkan dan disampaikan kepada yang lain. Jadi ilmu tidak berhenti di kita saja, tapi disampaikan juga kepada orang lain agar kebermanfaatan dan keberkahan ilmu semakin luas. 

Semoga kita senantiasa istikamah mengkaji dan mendalami ilmu Islam dan tsaqofah Islam hingga ajal menjemput. Dan mampu menyebarluaskan ilmu tersebut kepada yang lain, aamin ya Rabbal alamiin. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: