Headlines
Loading...
Oleh. Artatiah Achmad

Hidup manusia sejatinya selalu berkompetisi. Sejak awal penciptaan manusia, ada kompetisi di antara sel sperma untuk menuju target yaitu membuahi sel telur. Tidak mudah perjalanan di antara sel sperma yang berkompetisi untuk menjadi yang pertama membuahi sel telur. Hanya sel sperma yang kuat dan tangkas mampu menjadi pemenang untuk membuahi sel telur.

Setelah manusia lahir ke dunia, ternyata dia juga harus berkompetisi. Sebagai muslim kita ditantang untuk berkompetisi menjadi hamba yang terbaik amalnya. Allah Swt. berfirman di dalam Al-Qur'an surah Al Mulk : 2 

الَّØ°ِÙŠ Ø®َÙ„َÙ‚َ الْÙ…َÙˆْتَ ÙˆَالْØ­َÙŠَاةَ Ù„ِÙŠَبْÙ„ُÙˆَÙƒُÙ…ْ Ø£َÙŠُّÙƒُÙ…ْ Ø£َØ­ْسَÙ†ُ عَÙ…َلا

"Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. (TQS. Al Mulk: 2)"

Fudhail bin 'Iyadh, seorang ulama salafus saleh menjelaskan tentang makna ihsan (amal yang baik) pada ayat di atas. Beliau berkata:

"Yang terbaik amalnya adalah yang paling ikhlas dan paling benar." Kemudian ada yang bertanya kepada beliau, "wahai Abu Ali, apa yang dimaksud dengan amalan paling ikhlas dan paling benar?"

Fudhail pun menjawab, "Sesungguhnya amal yang benar tetapi tidak dilakukan dengan ikhlas, maka tidak akan diterima. Jika dilakukan dengan ikhlas, tetapi tidak dengan cara yang benar maka tidak diterima. Jadi amalan yang diterima adalah amalan yang menggabungkan ikhlas dan benar"

Ikhlas memiliki makna beramal hanya karena Allah Swt., sedangkan amal yang benar artinya perbuatan yang dilakukan hanya dengan mengikuti sunah Rasulullah saw..

Jadi intinya suatu amal itu akan dikatakan baik jika dan hanya memenuhi 2 syarat yaitu ikhlas dan benar.

Kemudian kita kembali fokus kepada ayat:
 
Ù„ِÙŠَبْÙ„ُÙˆَÙƒُÙ…ْ Ø£َÙŠُّÙƒُÙ…ْ Ø£َØ­ْسَÙ†ُ عَÙ…َلا

"Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya"

Manusia saat hidup diuji untuk senantiasa mempersembahkan amal terbaik. Muhammad ibnu Ajlan dalam hal ini menyampaikan bahwa, Allah tidak mengungkapkan dengan kalimat yang paling banyak amalnya. Jadi amal yang dikehendaki adalah amal yang berkualitas. 

Mentadaburi ayat di atas, ini akan berbicara tentang posisi kita, apakah kita sudah menjadi orang yang paling baik amalnya di dalam semua aspek? 

Apakah kita menjadi hamba yang paling baik amalnya saat beribadah kepada Allah Swt.? Apakah kita menjadi muslim yang paling baik amalnya saat menjadi umat Rasulullah saw.? Sebagai seorang istri/suami apakah sudah paling baik pelayanannya, khidmatnya? Sebagai seorang ibu, apakah sudah menjadi ibu yang terbaik dalam mendidik buah hatinya? Sebagai pengemban dakwah apakah sudah menjadi pengemban dakwah yang terbaik amalnya?

Subhanallah, semua pertanyaan di atas hanya bisa dijawab oleh pribadi masing-masing secara jujur. Ada hikmah yang bisa dipetik setelah mentadaburi Al Mulk:2 yaitu kita akan selalu berkompetisi mempersembahkan amal terbaik di dalam segala hal. 

Allah Swt. berfirman di dalam Al-Qur'an surah Al Muthaffifin ayat 21-26 bahwa bagi seorang muslim kita dioerintahkan untuk berlomba-lomba menjadi orang yang berbakti kepada Allah. 

Orang yang berbakti akan berada di dalam surga yang penuh kenikmatan. Mereka akan mendapatkan aneka kenikmatan berupa duduk di atas dipan-dipan sambil melepas pandangan, kemudian wajah mereka menampakan kesenangan dan kenikmatan. Mereka juga bebas minum khamar yang tidak memabukkan dan tempatnya masih disegel, laknya dari kasturi. Masyaallah, bukankah semua itu merupakan perlombaan yang menjanjikan? Wallahua'lam bisshawab.

Baca juga:

0 Comments: