Headlines
Loading...
Oleh. Choirin Fitri 

Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an. Ribuan petunjuk hadapi tantangan kehidupan. Termasuk dalam hal kesabaran.

ÙŠٰٓاَÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُوا اسْتَعِÙŠْÙ†ُÙˆْا بِالصَّبْرِ ÙˆَالصَّÙ„ٰوةِ ۗ اِÙ†َّ اللّٰÙ‡َ Ù…َعَ الصّٰبِرِÙŠْÙ†َ

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah:153).

Ketika iman telah menancap di dada. Tak peduli tua ataupun muda. Meski semua berbeda-beda. Pasti ujian kehidupan pasti 'kan melanda. Saat itulah iman takwa harus ada.

Ujian tak tentu tentang harta. Kadang ada pula yang diuji tahta. Seringkali yang menjadi sumber ujian anak jua wanita. Adakalanya cinta dan cinta. Semuanya menjadi ujian dalam narasi cerita. 

Di bumi jihad Palestina kaum muslimin diuji dengan dijajah raga. Allah cabut nyawa satu per satu sahabat, kerabat, jua keluarga. Saat itulah mereka-mereka bangga. Jiwa-jiwa mereka syahid 'kan menikmati pintu surga.

Di Rohingya diuji kezaliman penguasa. Kaum muslimin harus binasa. Tak peduli tua, muda, anak, ataupun dewasa. Semua jadi sasaran kezaliman yang berkuasa. Mereka harus menjadi manusia perahu dengan terpaksa. Demi menyelamatkan iman yang masih jadi asa.

Di belahan bumi kaum muslimin pun sama. Ada saja ujian yang bergema. Hidup memang bagaikan drama. Kita musti berperan menghadapi segala ujian yang berirama. 

Termasuk di negeri ini, ujian bukan penjajahan fisik. Secara fisik kita baik. Sayangnya, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, jua keamanan jadi sasaran empuk sekularisme hingga tak berkutik. Keimanan ketakwaan terasa tercabik-cabik. Sungguh miris ujian negeriku yang tercekik.

Setiap ujian pasti Allah memberikan jalan keluar. Salah satunya lembar sabar. Bukan hanya dengan berpangku tangan agar ujian ambyar. Namun, harus dihadapi dengan raga bugar, pikiran segar, dan keimanan pada Sang Maha Besar. 

Lembar sabar harus diisi dengan pemahaman. Bahwa, ujian harus diselesaikan dengan ketaatan. Bukan dinikmati dengan kemaksiatan. Hingga, ujian pun selesai dan surga menjadi ujung akhir dari kenikmatan.

Maukah kau bersabar membersamai Allah? Tetaplah menikmati ujian lillah! Di sanalah letak ketiadaan rasa lelah. Insyaallah. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: