motivasi
Lisanmu, Mau Jadi Sumber Doa atau Petaka?
Oleh. Riana Wahyuni
(Penggiat Literasi Islam)
Lisan kadang ia bisa seperti madu, kadang juga bisa seperti pedang, kadang ia bisa menjadi penyembuh, kadang bisa juga menjadi penyakit.
Perlu kita ketahui bahwa perkataan bisa menjadi doa. Maka berhati-hatilah dalam berucap. Jika perkataan baik keluar maka ia akan menjadi penyelamat, motivasi, pedoman untuk orang lain. Namun sebaliknya, jika perkataan buruk, kotor, itu keluar maka ia akan bisa jadi laknat, mendapatkan dosa, dan menjadi sumber petaka bagi orang yang mengikutinya.
Ada sebuah kisah yang mungkin sudah sering sekali kita dengar yakni kisah Syeikh Sudais seorang Imam Masjidil Haram. Sewaktu ia masih kecil, Syeikh Sudais pernah menaruh debu di atas makanan yang telah disajikan oleh ibunya untuk para tamu yang akan datang. Sontak melihat kelakuan anaknya, ibunya pun berkata, "Idzhab ja'alakallahu imaman lil haramain (pergi kamu, biar kamu jadi imam di haramain)." Entah itu sebuah kutukan ataupun doa yang jelas dari perkataan ibunya itu Syeikh Sudais benar-benar menjadi seorang imam di Masjidil Haram, Hafiz Qur'an, dan juga memiliki suara yang indah.
Ada juga satu kisah yang diceritakan oleh Ibnu Abbas:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى أَعْرَابِيٍّ يَعُودُهُ، قَالَ: وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ عَلَى مَرِيضٍ يَعُودُهُ قَالَ: «لاَ بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» فَقَالَ لَهُ: «لاَ بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» قَالَ: قُلْتُ: طَهُورٌ؟ كَلَّا، بَلْ هِيَ حُمَّى تَفُورُ، أَوْ تَثُورُ، عَلَى شَيْخٍ كَبِيرٍ، تُزِيرُهُ القُبُورَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَنَعَمْ إِذًا
Artinya: “Nabi Muhammad ﷺ mendatangi seorang Badui yang sedang sakit. Setiap mengunjungi orang sakit, Nabi bersabda: ‘Tidak apa-apa, menjadi penghapus dosa. Insyaallah.’ Begitu juga perkataan Nabi tersebut, beliau sampaikan kepada orang Badui yang sedang sakit. Reaksi Badui ketika mendapatkan doa, malah berkata: ‘Penghapus dosa? Sekali-kali tidak (tidak mungkin), sakit panas saya yang bergejolak ini memang menimpa orang tua yang sudah lanjut usia yang mengantarkannya ke alam kubur.’ Maka Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Iya sudah kalau begitu." (HR Al-Bukhari: 3616)
Setelah orang Badui mengatakan bahwa panas yang ia derita adalah panas yang mengantarkannya kepada kematian, menurut ath-Thabrani, besok paginya si Badui meninggal dunia.
Dari dua kisah di atas maka perlu kita berpikir kembali sebelum ingin mengucapkan sesuatu karena perkataan bisa jadi doa dan bisa juga jadi sumber petaka.
Wallahualam bissawab. [An]
0 Comments: