Headlines
Loading...
Oleh. Reva Lina

Sob, tahukah kamu bahwa kita sekarang ini hidup di zaman yang menunjukkan manusia lebih rendah derajatnya dari binatang. Lah, mengapa demikian? Yups karena bisa kita lihat dari maraknya kasus-kasus seperti, ayah membunuh anaknya, anak membunuh ayahnya, pemerkosaan, korupsi sana sini, penipuan tak ada henti, para wanita yang suka mengumbar aurat di mana-mana, bahkan kata-kata kotor yang terus terlontar, dan masih banyak lagi. Nauzubillah, semua itu disebabkan karena hilangnya rasa malu seseorang. 

Jika Allah ingin membinasakan seorang hamba, maka akan dicabutnya sifat malu. Orang sakit jangan marah karena boleh jadi Allah ingin membersihkan segala dosa-dosa kita, yang miskin jangan putus asa boleh jadi miskinmu itu adalah hikmah, karena jika kau kaya mungkin kau kafir lupa dengan Allah. Malu sudah tua jika tak pandai mengaji, malu banyak nikmat tapi tak bersedekah, malu menjadi orang dimuliakan Allah tapi perbuatan tercela. Satu cabang daripada iman adalah malu.

Sifat malu itu ciri khas orang beriman, di mana ketika melakukan kesalahan maka akan merasakan rasa penyesalan. Namun sebaliknya, orang yang tidak memiliki rasa malu akan merasa biasa saja jika melakukan dosa dan kesalahan walaupun sudah banyak orang lain yang mengetahuinya.

Sob, perlu kita ketahui bahwa rasa malu itu tidak dapat dipisahkan dari iman karena keduanya merupakan pasangan satu sama lain.
Seperti salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berkata:
Malu dan iman itu bagaikan ikatan yang terus menyatu dalam setiap hal apapun. Apabila rasa malu tidak ada, maka iman pun sirna.” (HR. Al-Hakim). 
 
Sebagaimana Islam menempatkan rasa malu sebagai bagian dari iman, dan orang yang beriman pastilah memiliki sifat malu dalam menjalani kehidupan. Dan orang yang tidak memiliki rasa malu itu bisa dikatakan tidak memiliki iman dalam dirinya meskipun lidahnya menyatakan beriman.

Sob, malu itu harus kita tampilkan dalam aktivitas kehidupan. Karena dengan rasa malu yang ada pada diri akan menghantarkan kita untuk menahan diri dari perbuatan tercela, hina dan keji. Melalui sifat malu, akan membuat kita berusaha mencari hal yang Allah ridai dan akan menyesal jika tidak melakukan kebaikan meski hanya satu hari. Namun, ketika rasa malu telah sirna, maka perilaku akan menjadi buruk dan terus meluncur kebawah hingga derajat paling rendah.

So, sebagai insan yang beriman dan bertakwa kita harus senantiasa menjaga rasa malu yang ada pada diri, baik dari segi ucapan ataupun perbuatan. Karena sedikit banyak akan membawa pengaruh pada keimanan kita. 

Wallahualam bissawab. [Ys]

Baca juga:

0 Comments: