Headlines
Loading...
Oleh. Titik Sandora

Ada empat suku kata yang indah yang mewakili perasaan manusia, yaitu "Bahagia". Siapa yang tidak ingin bahagia? Tak seorang pun! Semua berhak bahagia dengan versinya masing-masing. Ada kata bahagia itu sederhana dengan gambar yang sederhana pula ditampilkan dengan gambar sosok sepasang suami istri minum teh di pematang sawah. Ada pula yang mengatakan bahagia itu kesembuhan untuk si sakit. Pekerjaan untuk si pengangguran, anak untuk si ibu mandul, kekayaan untuk si miskin, dst. Jadi tak melulu tentang materi. Bagaimana dengan Anda?

Saya sendiri merasakan kebahagiaan yang luar biasa tatkala berada di Kota Madinah, tahun 2018 waktu pertama kali umrah beserta keluarga besar. Mendokumentasikan masa saat itu sungguh sukacita! Foto, selfie, dengan senyum penuh kebahagiaan. Bagaimana dengan Anda?

Oh ya, ada juga yang mengatakan bahwa bahagia itu diciptakan! Bukan dicari! Bagaimana cara bahagia? Sesungguhnya kita sendiri yang harus menciptakannya. Bagaimana? Banyak jalan menuju Roma. Beberapa saya bagi agar Anda tertular bahagia, ya.

1. Jangan terlalu kepo/sok tahu dengan kehidupan orang lain. 
Karena perlahan Anda mulai membandingkan kehidupan Anda dengan orang yang dikepoin. Padahal "ukuran baju kita tidaklah sama dengan ukuran baju orang lain." Jangan sampai rasa kepo itu diam-diam mencuri kebahagiaan kita. 

2. Jadilah diri sendiri.
Tentu bisa dibayangkan betapa menyiksanya tidak menjadi diri sendiri. Berpura-pura kaya, atau pintar demi eksis di circle pertemanan yang dimiliki. Setiap kali ada pesta harus beli baju baru demi terlihat "wah" di mata orang lain. Bahkan kalau perlu utang sana-sini yang ujung-ujungnya menyiksa diri. Apa guna hidup dalam kepalsuan?

3. Banyak bersabar dan bersyukur.
Sungguh kalau Anda sudah banyak menerapkan rasa syukur dan sabar secara seimbang (minimal), insyaallah Anda sudah berada di gerbang bahagia. Tinggal masuk saja kapan pun Anda mau di dunia bahagia itu. Dunia yang tenteram, damai, sejahtera dan membahagiakan tentunya. Ada yang mau tambah?

So, sepanjang apakah bejana kebahagiaan itu mewadahi bahagia? Selamat menemukan jawabannya. Jawaban itu ada bertengger di hati Anda semua. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: