Headlines
Loading...
Oleh. Neni Arini

Bahagia itu sederhana, bahagia itu kita yang ciptakan sendiri, jalan pagi bersama pasangan itu sudah buat bahagia, ngumpul di taman bareng keluarga itu juga bahagia. Bahagia itu tak perlu mahal kok, dengan dana yang minim pun kita bisa ciptakan bahagia. Begitulah kata yang sering terdengar ketika membahas satu kata yaitu bahagia.

Bahagianya setiap orang tidaklah sama ketika diukur oleh dunia. Setiap orang punya persepsi masing dalam menilai kebahagiaan. Mungkin bisa saja dikatakan bahagia ketika bisa makan di restoran, punya perhiasan banyak, mobil mewah, rumah bertingkat dan uang yang banyak. Mungkin juga bahagia ketika mendapat jabatan baru, lulus kuliah dengan nilai terbaik. 

Tetapi sayangnya semua itu tidak bisa dijadikan sumber kebahagiaan yang utama. Buktinya kalau memang semua itu adalah jaminan kebahagiaan kenapa masih banyak orang kaya yang hidupnya tidak bahagia. Masih banyak orang yang berpendidikan pun merasa hidupnya tidak bahagia. Terkadang kontras yah melihat fenomena hidup di hari ini. Sebagian orang  mungkin hartanya melimpah tapi disisi lain anaknya narkoba, kerjaannya mabuk-mabukkan, ada yang punya istri cantik dan pintar, tetapi istrinya sibuk diluar  rumah dengan kehidupan sosialitanya, sehingga membuat pernikahan diujung  perceraian, anak-anak menjadi korban, bahkan yang lebih menyedihkan lagi banyak yang membunuh dirinya akibat tekanan hidup yang menerpa, kaya tapi gersang hatinya.

Kalau melihat fakta di atas dapat kita simpulkan bahwa harta berlimpah bukanlah ukuran sebuah kebahagiaan. Islam tidak melarang kita untuk kaya. Orang Islam boleh kaya supaya bisa bersedekah, membantu saudara-sudaranya dan umat yang membutuhkan. Tetapi ketika kaya, Islam tidak membuat kita rakus akan dunia. Islam tidak menjadikan kekayaan sumber kebahagiaan bagi seorang muslim adalah harta. Tetapi Islam menjadikan Rida Allah sebagai sumber kebahagiaannya. Dengan mendapatkan Rahmat Allah kita akan merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa, dan semua itu diperoleh seorang hamba ketika semata-mata ingin mengharap Rahmat dan anugerah dari Allah Swt..

Mau kaya atau miskin ketika kecintaan kita kepada Allah itu besar, dan hanya ingin mendapatkan ridanya, seorang muslim pasti akan merasakan yang namanya bahagia. Intinya bersyukur dengan apa yang dimiliki dan apa yang ditetapkan Allah.  Karena ketika seorang muslim itu bahagia, ia akan menjadi orang yang ikhlas, orang yang sabar ketika ujian menerpanya, bahkan akan penuh syukur ketika mendapatkan kenikmatan.

Allah berfirman dalam surat Al Fath ayat 4:

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗ وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ

Artinya: “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” 

Didalam ayat ini Allah memberikan ketenangan hati, kesabaran, dan ketabahan bagi setiap orang yang beriman sehingga tidak ada lagi kegalauan dan keputusasaan dalam menjalani kehidupan.

Kebahagiaan sejati bagi seorang muslim adalah kebahagiaannya di akhirat. Sebagai orang yang beriman tidak akan menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya. Orang beriman akan berpikir bahwa hidupnya yang kekal adalah di akhirat, sementara dunia hanyalah sementara. Ketika kita menjadikan kebahagiaan di akhirat menjadi tujuan akhir kita, maka Allah juga pasti akan memberikan sarana kebahagiaan dunia untuk menuju kebahagiaan di akhirat. Jadi kehidupan di dunia tidak menjadikan penghalang untuk mencapai kehidupan akhirat.

Bukankah sebagai seorang hamilud dakwah kita diwarnai dengan kebahagiaan? Kenapa bahagia? Karena kita yakin dengan janji Allah bahwa orang yang menolong agama Allah maka Allah akan menolongnya. Yakinlah akan hal ini, jangan pernah ragu.

Kunci kehidupan hati adalah dekat dengan  Al-Qur’an, berdoa di keheningan malam, dan meninggalkan perbuatan yang Allah tidak sukai. Kunci ilmu pengetahuan adalah mendengarkan, memahaminya dengan baik, serta mengamalkannya. Kunci pertolongan dan keberhasilan adalah kesabaran. Kunci kebahagiaan adalah ketakwaan. Kunci bertambahnya nikmat adalah bersyukur. Kunci rindu akhirat adalah menjaga jarak diri dari kenikmatan duniawi. Dan kunci agar permintaan dikabulkan adalah dengan bermunajat kepada Allah.

Wallahualam Bisshawab. [Ma]

Baca juga:

0 Comments: