Headlines
Loading...
Oleh. Sri Suratni

Sahabat, benarlah bahwa saat ini kita sedang menjalani rutinitas yang melelahkan dan kadang membosankan. Betapa tidak mulai dari bangun tidur, seabrek aktivitas harian sudah menanti untuk kita tunaikan. Segala problema mesti kita hadapi dan beri solusi. Kadang kita tidak punya waktu untuk berhenti sejenak dan beristirahat. Begitulah kehidupan dunia, seakan-akan kita tidak punya pilihan untuk menepis segala hal yang melelahkan. Seolah-olah kita disibukkan terus-menerus oleh urusan dunia. 

Sahabat, dibalik rutinitas dan lelah kita, sungguh ada asa dan cita yang hasilnya bisa kita nikmati dengan bahagia. Tentunya lelah yang diiringi dengan niat tulus karena menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Setiap aktivitas kita dalam rangka taqarrub Ilallah. Niscaya bernilai ibadah dan hilanglah rasa lelah dan berbuah pahala dan keridaan Allah. 

Allah telah menggariskan berbagai aturan secara lengkap dan komplit. Kita tinggal menjalankan saja dengan berpedoman kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kita tinggal lakukan dengan penuh ketaatan dan hak Allah memberikan balasan sesuai dengan ketentuan-Nya. Bahwa sekecil apapun amal manusia, pasti Allah akan membalasnya baik amal kebaikan maupun amal buruk. 

Dalam Al-Qur’an, disebutkan: "Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya” (Qs. al-Zalzalah: 7-8).

Jadi begitulah, tidak ada amal kebaikan yang kita lakukan sia-sia, melainkan Allah akan membalasnya berupa pahala atau kebaikan pula. 

Benarlah bahwa hidup kita di dunia ini adalah untuk berlelah-lelah dalam rangka beribadah kepada Allah. Dan itu tidaklah lama, hanya sebentar saja, sampai ajal menjemput kita. Ketika ajal sudah tiba maka selesailah lelah dan segenap aktifitas ibadah kita. 

Agar ketika hari menghadap Allah nanti kita tidak menyesal maka gunakanlah sebaik mungkin sisa umur yang kita miliki untuk beribadah kepada Allah.

Ada 3 perkara ibadah yang bernilai pahala jariyah, sehingga ketika segala amal kita dihisab kelak di hadapan Allah kita tidak termasuk orang-orang yang bangkrut atau merugi. 

Rasulullah saw bersabda,

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: 
"Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya." (HR Muslim No. 1631).

Dari ketiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak saleh, kita bisa berinvestasi dengan memaksimalkan ketiga perkara ini. 

Ketika kita memiliki kelebihan harta, kita bisa bersedekah, misalnýa bersedekah semen untuk pembangunan masjid, bersedekah Al-Qur’an dan diletakkan di masjid, sehingga siapa saja yang ada di masjid bisa membacanya.

Kemudian kita bisa mengajarkan ilmu yang bermanfaat, misalnya menjadi guru yang mengajarkan agama Islam, mengajarkan membaca Al-Qur'an, dan mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat lainnya. Terlebih lagi mengajak saudara-saudara kita mengenal dan mendalami Islam. Yakni berdakwah menyampaikan Islam kafah di tengah-tengah umat yang saat ini jauh dari ajaran Islam.

Dakwah adalah amalan yang sangat mulia di sisi Allah. Amalan dakwah bagian dari menolong agama Allah. Allah katakan bahwa agama Islam adalah tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. Dakwah kepada umat dan bersama umat mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan institusi khil4f4h. Berjuang mengembalikan tegaknya khil4f4h sebagai tajul furudh (mahkota kewajiban). 

Kemudian amalan berikutnya yang bisa kita lakukan adalah mendidik anak-anak menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah. Mendidik mereka dengan menancapkan akidah yang kuat, membekali dengan tsaqofah-tsaqofah Islam dan mengenalkan Al-Qur'an dan hadist kepada mereka. Bekali mereka dengan iman dan Islam. Sepeninggal kita nanti, insyaAllah mereka menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang senantiasa mendoakan kita. 

Demikianlah yang akan dan sedang kita persiapkan menjelang hari peristirahatan panjang kita tiba, yakni ketika kaki kita pertama kali menginjak Surga-Nya Allah kelak, aamiin ya Rabbal alamiin

Baca juga:

0 Comments: