Headlines
Loading...
Oleh. Sri Suratni

Bismillaahirrahmaaniirrahiim

Sahabat, kita di dunia hanya sementara, bukan selamanya. Dunia tempat kita beramal, mengumpulkan bekal. Dunia tempat kita meninggal, bukan tempat tinggal. Tempat tinggal kita yang sesungguhnya adalah negeri akhirat.

QS. Gafir Ayat 39
يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ ۖوَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ

"Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal".

Tiba saatnya nanti ajal datang bertandang, apakah kita sudah siap dengan segala perbekalan? Kita akan pulang ke kampung keabadian. Tentunya sebelum pulang sudah menjadi keharusan mempersiapkan segala perbekalan yang cukup dan banyak agar kepulangan kita nanti kepulangan yang indah dan membahagiakan bukan derita dan kesengsaraan. 

Sahabat, bayangkan saat kita akan pulang ke kampung halaman dari negeri atau kota tempat kita merantau saja, banyak hal yang harus kita persiapkan untuk bekal pulang. Jauh-jauh hari, seminggu bahkan sebulan menjelang pulang kampung, kita sudah mempersiapkan segalanya. Mulai dari mempersiapkan kesehatan fisik diri pribadi dan keluarga, mempersiapkan obat-obatan untuk jaga-jaga ketika diperjalanan dan sampai di kampung nanti. Terkadang kondisi di kampung agak susah mencari tenaga medis. Kemudian mempersiapkan pakaian yang sudah rapi tersusun dalam koper-koper, mempersiapkan peralatan pribadi seperti sabun mandi, odol, dan sikat gigi juga barang-barang kosmetik yang diperlukan, mempersiapkan bekal makanan selama diperjalanan, mempersiapkan berbagai oleh-oleh untuk orang-orang tercinta di kampung, bahkan yang terpenting adalah mempersiapkan keuangan untuk modal selama di kampung dan sampai kembali pulang ke rantauan. Masyaallah, sangat banyak dan luar biasa perbekalan yang harus kita persiapkan. Bayangkan, itu baru untuk pulang kampung ketika di dunia dan tidak begitu lama di kampung kita kembali lagi ke rantau. Bagaimana dengan perbekalan yang akan kita persiapkan ketika akan pulang ke kampung halaman yang sesungguhnya, yakni kampung akhirat? Tentu hendaknya lebih dahsyat lagi perbekalan yang kita persiapkan. Dan perbekalan tersebut bukan berupa materi sebagaimana perbekalan pulang kampung ketika di dunia. Tapi yang kita persiapkan adalah perbekalan berupa pahala, rida dan rahmat Allah, buah dari keimanan dan ketaatan kita kepada Allah Swt. selama di dunia yang sebentar kita singgahi. 

Sahabat, sudah siapkah kita ketika ajal menghampiri? Kematian itu suatu kepastian, ketika ajal sampai tidak bisa kita maju atau mundurkan barang sesaat.

Al-Quran Surat Al-Araf Ayat 34

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ 

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."

Demikianlah, ketika ajal datang tidak mengenal kondisi dan situasi, baik kita dalam keadaan siap atau tidak siap. Kematian itu datang hanya dengan satu sebab yaitu ajal (batas waktu). Dan segala sesuatu yang menyertai datangnya ajal adalah alhal. Ajal tidak mengenal umur, dari mulai janin, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua, semua bisa didatangi ajal. Ajal datang tidak menunggu seseorang sakit terlebih dahulu, saat sehat ajal juga datang. Ajal tiba tidak menunggu datangnya musibah terlebih dahulu, saat aman ajal pun datang. Kondisi sakit, kebakaran, tsunami, kecelakaan berkendara, jatuh dari ketinggian, dan lainnya sebagainya, semua itu adalah hal yang menyertai datangnya ajal.

Ketika kematian akan menghampiri, kita bisa menyongsong dan menyambutnya dengan suka cita tatkala perbekalan yang kita persiapkan sebelumnya sudah memenuhi target dan kuota yang mencukupi. Yakni kita mampu memenuhi tujuan  Allah menciptakan kita ke dunia ini. Tidak lain adalah beribadah kepada Allah Swt. Setiap amal perbuatan dan ucapan dari lisan kita semua ditujukan untuk memperoleh nilai ibadah di sisi Allah. Sedetik dan sesaatpun dari modal waktu dan umur yang Allah titipkan kepada kita, tidak ada yang sia-sia dan terlewat tanpa bernilai ibadah di sisi Allah. Ketika memulai setiap aktifitas apapun senantiasa diniatkan karena Allah (idraksila billah) dan mengikuti tuntunan (sawab) kepada Rasulullah saw. 

Semoga kematian kita nanti adalah kematian yang indah yakni husnul khatimah. Aamiin ya Rabbal'alamiin. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: