Headlines
Loading...


Oleh. Rakhmawati Aulia

Setiap orang pasti mendambakan untuk bisa hidup bahagia, meski pada hakikatnya kebahagiaan sendiri tidak bisa diukur dengan materi. Kebahagiaan hanya tentang sebuah persepsi, semudah itu sebenarnya untuk bisa meraih kebahagiaan. 

Hanya saja, kita kadang suka membuat sesuatu yang mudah menjadi sulit dan rumit untuk dilakukan hanya karena tidak puas dengan apa yang dimiliki saat ini.

 Meletakkan standar kebahagiaan hanya berdasarkan hawa nafsu belaka yang lebih berorientasi pada kehidupan dunia dan lupa bahwa ada satu kebahagiaan yang harusnya dijadikan sebagai fokus utama. 

Mengejar kehidupan dunia untuk bisa bahagia hanya akan membuat menjadi lelah, tapi cobalah untuk mengejar kehidupan akhirat maka double kebahagiaan yang akan di dapat, di dunia dan akhirat. 

Seorang muslim sudah semestinya mendambakan kebahagiaan yang tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia saja. Allah Ta'ala telah mengisyaratkan bahwa hidup yang bahagia adalah ketika amal saleh diterima sebagai tanda keridaan-Nya. 

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai. Lalu, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku!" (Q.S. Al-Fajr: 27- 30)

Jiwa yang tenang tersebab karena iman dan amal saleh yang dilakukan. Setiap kita pasti akan mendapatkan apa pun sesuai dengan apa yang hari ini kita torehkan dalam kehidupan, jika memiliki cara berpikir seperti itu, tentu tidak ada waktu yang terbuang sia-sia melainkan diisi untuk meraih keridaan-Nya sebagai puncak kebahagiaan. Menjadikan kehidupan dunia sebagai jembatan untuk meraih kebahagiaan di kehidupan akhirat. 

Maka jadilah orang yang paling bahagia dengan senantiasa melakukan amal saleh dalam setiap deru napas di kehidupan. Amal yang meski napas telah berhenti, pahalanya akan tetap terus mengalir. 

Dakwah merupakan satu dari amal saleh yang akan mampu mengantarkan kita pada pahala yang terus mengalir. Ketika ada orang yang mendapatkan kebaikan dan hidayah menuju jalan Allah Ta'ala melalui perantara tangan kita, lisan kita, perilaku kita, maka Allah Ta'ala tentu akan mengganjarnya dengan berlipat-lipat kebaikan meski ruh telah berpisah dari raga. Hingga bisa tersenyum menghadap Rabb sebagai kebahagiaan yang hakiki dan menjadi orang yang paling bahagia. 

Ya Allah, anugerahilah kami dengan kemudahan dalam melakukan ketaatan, amal saleh yang diterima hingga bisa tersenyum bahagia ketika menghadap-Mu. Aamiin.[Rn]

Baca juga:

0 Comments: