Headlines
Loading...
Palestina Butuh Pemimpin yang Memberikan Perlindungan, Bukan Sekadar Kecaman dan Pengutukan

Palestina Butuh Pemimpin yang Memberikan Perlindungan, Bukan Sekadar Kecaman dan Pengutukan


Oleh. Putri

Sampai saat ini, belum ada penguasa Arab dan muslim yang secara resmi mengirimkan pasukan militernya ke Gaza untuk membantu saudara muslimnya dari kejamnya pembantaian yang dilakukan oleh zionis Yahudi. Berdasarkan data yang dihimpun oleh United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) yang berasal dari Kementerian Kesehatan Gaza, sudah sekitar 10.700 korban jiwa yang syahid yang didominasi oleh bayi, anak-anak, dan wanita, serta puluhan ribu korban yang terluka parah (Databoks, 9-11-23).

Ratanya bangunan dan rumah warga dengan tanah, diserangnya rumah sakit dan kamp-kamp pengungsian, hanya memperoleh belas kasihan dari para penguasa Arab dan muslim. Mereka lebih memilih untuk berdiam diri, hanya sekadar mengecam dan melakukan pengutukan tapi nyatanya masih erat melakukan hubungan kenegaraan. Lantas muncul pertanyaan di benak kaum muslimin, kemana para penguasa Arab dan muslim? Faktanya, kaum muslim sekarang sudah terpecah belah tidak ada lagi kesatuan dan persatuan. Pasca runtuhnya kekhilafahan terakhir Turki Utsmani pada 1924, kaum muslim ibarat daging yang di cabak-cabik oleh mangsanya, terbagi dan terpecah menjadi hampir 50 negara bagian. Kaum muslim saat ini dipisahkan oleh sekat-sekat kebangsaan (nation state), dan asas-asas kebangsaan (nasionalisme).

Alhasil kaum muslim seperti buih di lautan, banyak tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Kaum muslim hanya sibuk dengan negaranya masing-masing, tanpa bisa berupaya untuk melindungi saudaranya yang tersakiti dan terzaimi. Maka dari itu, butuh kekuasaan yang bisa mempersatukan kembali kaum muslim dalam ikatan akidah Islamiyyah, kekuasaan yang memberikan perlindungan dan pembelaan, kekuasaan yang memberikan kesejahteraan, kekuasaan yang bisa menerapkan hukum-hukum Islam, kekuasaan itu tidak lain adalah kekuasaan yang berada di bawah naungan Daulah Islamiyyah. Dalam kekhilafahan menjadikan pimpinan/khalifah benar-benar sebagai perisai dan pelindung umat. Bukan sekadar basa-basi dan negosiasi. [An]

Baca juga:

0 Comments: