Oleh. Nasywa Fauziah
Tidak ada yang menginginkan kekalahan. Namun berlebihan dalam meraih kemenangan itu pun tidak dibolehkan. Setiap manusia dibolehkan memilki jiwa pemenang, bahkan diharuskan. Jiwa pemenang itu bukan berarti terus berbangga diri, namun justru terus bersujud pada sang Ilahi. Mereka yang memiliki jiwa pemenang tidak akan merasa dirinya selalu di atas. Mereka akan selalu menganggap dirinya di bawah. Menganggap dirinya tidak tahu menahu apa-apa. Sehingga ia akan terus menggali ilmu yang belum ia ketahui.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗ وَا لَّذِيْنَ مَعَهٗۤ اَشِدَّآءُ عَلَى الْكُفَّا رِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ تَرٰٮهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَا نًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰٮةِ ۖ وَمَثَلُهُمْ فِى الْاِ نْجِيْلِ ۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْئَـهٗ فَاٰ زَرَهٗ فَا سْتَغْلَظَ فَا سْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّا عَ لِيَـغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّا رَ ۗ وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا
muhammadur rosuululloh, wallaziina ma'ahuuu asyiddaaa-u 'alal-kuffaari ruhamaaa-u bainahum taroohum rukka'ang sujjaday yabtaghuuna fadhlam minallohi wa ridhwaanang siimaahum fii wujuuhihim min asaris-sujuud, zaalika masaluhum fit-taurooti wa masaluhum fil-ingjiil, kazar'in akhroja syath-ahuu fa aazarohuu fastaghlazho fastawaa 'alaa suuqihii yu'jibuz-zurrooo'a liyaghiizho bihimul-kuffaar, wa'adallohullaziina aamanuu wa 'amilush-shoolihaati min-hum maghfirotaw wa ajron 'azhiimaa
"Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Fath 48: Ayat 29)
Jika pepatah berkata, berlelah-lelah dahulu, bersenang-senang kemudian. Jangan bersenang-senang dahulu. Kamu belum tentu mendapat jaminan kebahagiaan yang abadi di hari akhir kelak.
Jiwa pemenang dapat dimiliki oleh siapapun. Namun ilmu manajemen kepemimpinan belum semua orang mempraktekkan dalam kehidupan. Orang beriman harus memiliki jiwa seorang pemenang. Setiap orang beriman harus yakin bila Islam akan jadi pemenangnya.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَعْدَ اللّٰهِ ۗ لَا يُخْلِفُ اللّٰهُ وَعْدَهٗ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ
wa'dalloh, laa yukhlifullohu wa'dahuu wa laakinna aksaron-naasi laa ya'lamuun
"(Itulah) janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Ar-Rum 30: Ayat 6)
Allah telah menjanjikan kemenangan untuk Islam. Maka kewajiban kita bukan hanya meyakini akan adanya janji tersebut. Kita juga memiliki keyakinan untuk mengusahakan kebangkitan Islam. Kita yang harus ada di barisan terdepan antara para pemuda beriman lainnya.
Maka dari itu, tidak ada lagi istirahat, tidak ada lagi bersenang-senang ataupun berleha-leha. Dunia ini permainan. Permainan yang menjebak kita. Kesenangannya hanya sementara. Maka janganlah kita terlena dengan dunia yang terlihat manis namun membahayakan. [An]
0 Comments: