Headlines
Loading...

Oleh. Homsah Artatiah

Dilansir dari setkab.go.id, 28/10/2023,  Pramono Anung sebagai Sekretaris Kabinet  mengharapkan Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 (HSP) pada tahun 2023 menjadi momentum untuk meningkatkan persatuan pemuda dalam rangka memajukan Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan tema HSP yang ke-95 yaitu "Bersatu Memajukan Indonesia."

Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2023 ini begitu ramai. Acara berlangsung di Monas. Menpora Dito Ariotedjo mengajak masyarakat untuk meramaikan acara tersebut. Beberapa musisi nasional meramaikan  tersebut. Tak pelak lagi, hingar bingar acara begitu kental terasa. 

Pemuda saat ini hidup di zaman serba digital. Sekali klik semua informasi langsung mereka dapatkan tanpa batas. Informasi positif bahkan negatif. Penggunaan media sosial  pun tanpa batas. Berbagai konten dari berbagai media sosial menjadi konsumsi harian untuk remaja kita, memenuhi hati, pikiran maupun imajinasi mereka. Jika konten itu baik, tentu akan mendatangkan manfaat. Namun tak jarang kita menemui konten berbau maksiat seperti joget-joget dengan gaya dan menggunakan pakaian tak senonoh, konten yang menampilkan kekerasan, bahkan konten yang mengajak kepada seks bebas dan bunuh diri.

Dampak perilaku pemuda korban zaman digital saat ini di antaranya mereka menjadi remaja yang panjang angan-angan, bahasa gaulnya "doyan halu" mengarang cerita, melebih-lebihkan cerita dengan tujuan dianggap hebat. Akhirnya karena harapan tak sesuai kenyataan, banyak remaja yang putus harapan dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri, astagfirullah.

Peringatan HSP sejatinya menjadi ajang refleksi agar pemuda bangkit bergerak. Namun realitas di lapangan justru membuat kita geleng kepala. Di tengah hingar bingar peringatan HSP, segudang permasalahan pemuda masih menghantui generasi penerus negeri ini.

Potret buram pemuda saat ini mewarnai berbagai berita di media cetak maupun media online. Mulai dari isu seks bebas, narkoba, perundungan, bahkan sampai bunuh diri. Hasto Wardoyo sebagai Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa hubungan seks di luar nikah sudah menjangkiti kalangan usia belasan tahun. Anak remaja sekarang, generasi pemuda yang akan menjadi penerus bangsa ternyata banyak yang terjerumus ke dalam perilaku seks bebas. 

Dilansir dari Kompas.com, 22/9/2023, menurut Hasto Wardoyo, mayoritas remaja sudah melakukan hubungan seks di luar nikah sejak usia 16-17 tahun. Terjadilah hamil di luar pernikahan. Akhirnya pernikahan dini akibat hamil di luar nikah semakin marak. Dari 108 dispensasi nikah yang diajukan, 49 di antaranya dilatarbelakangi karena sang anak hamil duluan.

Miris, sepatutnya kita merasa prihatin melihat gambaran pemuda saat ini. Tak hanya perilaku seks bebas, krisis moral lainnya kerap membayangi kehidupan pemuda saat ini. Kasus perundungan semakin marak terjadi. Rasanya masih ngilu membayangkan perilaku bar-bar siswa di Cilacap yang melakukan perundungan kepada korban sehingga mengakibatkan korban cedera patah tulang rusuk, tiba-tiba ada lagi kasus perundungan baru yang viral beredar di media sosial. Perilaku perundungan ternyata tidak hanya terjadi di lingkungan antar siswa. Kekerasan pelajar terhadap guru juga kerap terjadi. Sampai kapan ini terus terjadi?

Tanggung Jawab Semua Pihak

Sejatinya kita introspeksi berbenah diri dalam menyikapi perilaku pemuda saat ini. "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" artinya perilaku anak tak jauh beda dari orang tuanya. Sehingga diperlukan keteladanan dari orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Fakta hari ini banyak orang tua abai dalam mendidik anak-anaknya. Banyak orang tua yang terlalu  fokus mengejar prestasi akademik, namun lupa mengisi akal dan pikiran anak dengan adab dan keimanan kepada  Allah Swt.

Namun, kita juga tidak dapat sepenuhnya menyalahkan orang tua karena pengaruh dari sistem kapitalis saat ini menjadikan orang tua sebagai budak corporate yang disibukkan dengan segudang pekerjaan banting tulang demi mencukupi kebutuhan keluarga karena negara abai mengurusi warga. Waktu mereka habis untuk bekerja, alhasil kebersamaan dengan keluarga menjadi sesuatu yang amat mahal di zaman sekarang ini.

Selain faktor orang tua, negara seharusnya memiliki perhatian besar untuk mempersiapkan calon pemimpin masa depan. Negara wajib menyelenggarakan sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang sudah terbukti menghasilkan pemuda generasi gemilang. Sejarah emas mencatat banyak pemuda hebat karena mereka sosok bertakwa yang selalu memuliakan Islam. 

Generasi sahabat Rasulullah saw. terbukti menjadi pemuda keren di zamannya yang kuat secara fisik dan hebat secara intelektual. Selain sahabat Rasul, berikutnya ada Sultan Muhammad al-Fatih penakluk Konstantinopel sehingga Islam tersebar ke Eropa. Kejayaan Islam banyak digerakkan oleh kalangan pemuda.

Menjadi Pemuda Terbaik

Wahai pemuda, sudah saatnya kalian bangkit. Kelak kalian akan menjadi pemimpin umat. Kalian adalah kunci penggerak perubahan masa depan. Masa muda tidak akan datang dua kali. Kalian jangan terlena dengan tipu daya dunia yang fana. Jadilah pemuda bertakwa. Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara (masa mudamu sebelum masa tuamu, sehat sebelum sakit, lapang sebelum sempit, kaya sebelum miskin, hidup sebelum mati). Isilah masa muda kalian dengan segudang prestasi, rajin menuntut ilmu dunia dan akhirat. 

Imam Hasan al-Bashri berpesan "Wahai pemuda, kadang tanaman yang masih muda pun bisa rusak dan mati karena hama sehingga ia tidak bisa sampai masa panen.

Wahai pemuda, jagalah diri kalian dari hama pemikiran asing yang merusak. Hama pemikiran sekuler kapitalis  yang akan merusak moral dan perilaku kalian. Jauhi kenikmatan dunia yang semu karena kehidupan dunia hanya sementara. Allah Swt. berfirman di dalam Qur'an surah Al Qasas ayat 60: "Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya, sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu mengerti?" 

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: