OPINI
Peringatan Hari Santri, Saatnya Kembalikan Resolusi Jihad
Oleh. Ratna Kurniawati, SAB
Presiden Jokowi mengadiri apel dalam rangka memperingati hari santri 2023 di Surabaya pada Minggu 22 Oktober 2023 yang didampingi oleh sejumlah pejabat menteri memberikan sambutan bahwa santri merupakan pilar kekuatan bangsa dan fondasi kekokohan bangsa. Hal tersebut terbukti sejak dari zaman perjuangan kemerdekaan.
"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kita memiliki lebih dari 36.000 pondok pesantren yang akan menjadi sebuah kekuatan besar dalam menentukan masa depan bangsa, menentukan keberhasilan cita-cita bangsa," tuturnya (pendis.kemenag.go.id 22/10/23).
Penentuan Hari Santri tanggal 22 Oktober merujuk pada seruan resolusi jihad dari KH Hasyim Asy'ari. Dalam naskah resolusi jihad beliau menyampaikan bahwa melawan penjajah hukumnya fardhu a'in dan meninggal berperang melawan penjajah untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan itu hukumnya mati syahid.
Resolusi jihad sebagai latar historis hari santri harus dimaknai secara benar dalam sudut pandang Islam. Apabila salah dalam memberikan sudut pandang, santri akan menjadi disorientasi. Santri seharusnya mengetahui siapa penjajah negeri saat ini?
Jika dahulu resolusi jihad adalah melawan penjajah yakni Belanda. Bagaimana dengan sekarang siapa penjajah negeri saat ini?
Bagaimana nasib saudara muslim kita di negeri Palestina yang saat ini dijajah oleh Israel. Seharusnya santri kembali menyerukan resolusi jihad demi mengusir penjajah Israel dari tanah Palestina.
Sayangnya, santri saat ini berbeda dengan santri terdahulu yang kehilangan spirit dan semangat jihad yang dahulu bergelora. Efek kapitalis sekulerisme yang luar biasa menyebabkan pembajakan dan terdegradasi peran santri dalam kehidupan. Santri banyak yang menghafalkan Al-Qur'an tetapi tidak tergerak untuk mengamalkan dan memperjuangkan penerapan Al-Qur'an dalam kehidupan. Hasil dari penerapan kurikulum pendidikan sekuler membuat Islam dijauhkan dari kehidupan. Al-Qur'an dan tsaqofah Islam dipelajari dan dihafalkan namun tidak diterapkan dalam kehidupan secara keseluruhan.
Kehidupan bernegara berlandaskan sekulerisme dengan meninggalkan syariat Islam yang mengakibatkan persoalan mulai dari kemiskinan, dominasi ekonomi oleh asing, politik demokrasi yang menghalalkan segala cara yang berimbas pada korupsi yang menggurita, kerusakan sosial, depresi hingga berakhir bunuh diri, dll.
Penderitaan tidak hanya terjadi di Indonesia, umat Islam secara global juga terjajah seperti umat Islam di Palestina yang dijajah oleh Israel, muslim Uygur disiksa oleh Cina, muslim Rohingnya diusir dan diperangi oleh Myanmar. Seluruh muslim di dunia laksana makanan yang diperebutkan oleh negara-negara penjajah.
Sebagaimana sabda Rasulullah s.aw, Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya, ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, tetapi kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit al-wahn.” Seseorang bertanya, ”Ya Rasulullah, apakah al-wahn itu?” Nabi Saw. bersabda, ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745).
Carut marut persoalan yang menimpa umat Islam baik di Indonesia maupun dunia karena penerapan ideologi kapitalis sekuler yang menanggalkan Islam ideologis. Umat Islam telah terjajah secara keseluruhan baik pemikiran, ekonomi, militer, tsaqofah dalam segala aspek kehidupan.
Adapun untuk membebaskan umat Islam dari penjajahan diperlukan jihad yang merupakan perang suci sesuai akidah Islam guna mengusir penjajah dari negeri-negeri muslim. Oleh karena itu, penting untuk mengembalikan spirit resolusi jihad para santri untuk menyelesaikan problematika umat dengan Islam kaffah.
Momentum hari santri semestinya menjadikan santri memiliki visi jihad membela agama Allah sesuai kemampuannya. Solusi jihad bagi Palestina akan mengalami kesulitan apabila umat Islam masih terjebak dalam ikatan nasionalisme,sekulerisme dan demokrasi. Bahkan negeri muslim terjebak dalam penjajahan kapitalisme.
Jihad merupakan solusi bagi agresi zionis Yahudi atas tanah Palestina. Hal tersebut bisa terjadi apabila negeri-negeri muslim bersatu. Karena secara perhitungan kekuatan militer negeri muslim jauh di atas kekuatan militer yahudi. Masa depan Palestina bergantung pada umat Islam seluruh dunia bukan pada dunia barat yang justru ikut andil dalam pendirian negara Israel.
Wujud peran santri saat ini adalah berjuang melakukan perubahan kondisi umat dari kondisi terjajah dan jauh dari Islam menjadi kondisi merdeka dengan Islam kafah. Santri hendaknya mencontoh metode Rasullulah Saw mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang bangkit dengan Islam. Adapun Rasullullah mewujudkan perubahan tersebut dengan dakwah secara berjamaah.
Dengan dakwah Rasulullah Saw terwujudnya kehidupan Islam di bawah institusi Daulah Islam. Dengan institusi Daulah Islam umat Islam hidup aman, tentram, mulia bahkan menjadi pemimpin dunia. Daulah Islam juga yang membebaskan negeri-negeri tertindas contohnya Al Quds Palestina.
Tanggung jawab besar berada dalam pundak para santri guna melakukan dakwah penyadaran umat agar bangkit dan mewujudkan kepemimpinan Islam di tengah mereka. Sehingga penjajahan dapat hilang dari muka bumi. Inilah spirit jihad yang harus terwujud oleh para santri. Wallahualam Bisshawab. [Ma]
0 Comments: