Headlines
Loading...
Oleh. Reva Lina

Sob, Hidup di dunia tentunya membuat kita sering melakukan perjalanan. Baik berkendara, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Mengarungi lautan dari satu negeri berpindah ke negeri berikutnya. Terbang di angkasa bersama pesawat menuju tempat-tempat yang kita inginkan. 

So, dari setiap perjalanan yang kita lakukan dalam kehidupan ini tentunya, selalu ada harapan di hati untuk kembali ke kampung halaman, kembali pulang berkumpul dengan keluarga, ayah, ibu, teman, saudara, dan handai taulan.

Namun, pernahkah kita pikirkan? Setiap kita akan menempuh sebuah perjalanan dan perjalanan itu tidak akan mungkin lagi menghantarkan kita untuk kembali pulang ke dunia ini. Perjalanan yang hanya ditempuh oleh kita sendirian, tanpa ditemani oleh anak, istri, orangtua dan sahabat dekat. Perjalanan yang sangat jauh, yang hanya membawa bekal dari apa yang telah kita kerjakan.

Ya, perjalanan tersebut adalah perjalanan kematian, perjalanan menuju kampung akhirat di mana itu sebuah kepastian yang akan terjadi nantinya. Dan saat perjalanan tersebut telah dimulai, barulah manusia menyadari bahwa dia akan menempuh perjalanan yang tidak mungkin lagi baginya untuk kembali. Saat itu mereka berharap, berangan-angan. Tapi itu sebatas angan-angan, harapan yang tidak akan terwujud.

Sob, begitulah kondisi orang-orang yang hanya disibukkan oleh perihal duniawi yang menggiurkan. Lupa jalan pulang, akhirat sedang menanti untuk kita tempati. Bahkan naasnya banyak yang mengira kampung akhirat hanya angan yang tidak akan ada dalam potret hidupnya. Namun, ketika perjalanan akhirat itu telah dimulai apa kata Allah SWT?

Apabila datang kematian pada seorang dari mereka, dia berkata,” Ya Rabbku, kembalikanlah aku ke dunia. (QS. Al-Mu'minun:99)

Untuk apa itu semua? Apakah dia berharap berkumpul bersama keluarganya? Apakah dia berharap menduduki jabatannya? Atau apakah dia berharap kembali disukai banyak orang di sekitarnya? Tidak sob!!

Dia berharap kembali ke dunia agar bisa taat kepada Allah, agar bisa kembali bersujud kepada Rabb semesta.

Lantas, apakah semua itu terwujud? Tentu tidak akan pernah bisa terwujud kembali. Karena saat di dunia dahulu bukankah telah diberi kesempatan oleh Allah, namun tidak kunjung sadar dari kelalaian ketaatan pada Rabb semesta. Akhirnya yang tinggal hanya penyesalan saja!

Sob, perjalanan panjang dimulai dengan kematian, lalu alam Barzah, dibangkitkan di Yaumil Qiyamah, setelah itu berkumpul di Padang Mahsyar, dan kelak berakhir di surga atau neraka. 

Perjalanan itu kepastian yang akan kita tempuh nantinya, baik Saya, Anda, dan kita semua akan sampai pada jalan itu tentunya. Namun, kita tidak akan pernah tahu kapan dimulainya perjalanan tersebut, bisa sekarang atau nanti. Yang pasti sudahkah kita mempersiapkan diri menghadapi perjalanan itu? Sudahkah kita mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Allah? Sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk kita hadapkan pada Rabb semesta alam?

Sebagaimana kita selalu bersiap-siap dalam perjalanan dunia begitu pula dalam perjalanan kampung akhirat yang kekal abadi. Di mana tidak ada tempat di sana kecuali surga dan neraka.

Sob, mudah-mudahan kita termasuk hamba Allah yang senantiasa dibimbing ke jalan yang lurus, memberikan husnul khotimah. Mari kita sama-sama persiapkan diri menuju kampung akhirat abadi.

Wallahualam bissawab. 

Baca juga:

0 Comments: