Headlines
Loading...
Oleh. Sri Suratni

Bismillaahirrahmaaniirrahiim

Sahabat, hendaknya kita senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas berbagai nikmat yang Allah berikan. Salah satu nikmat yang sangat berharga dan tidak kalah pentingnya dari nikmat yang lain adalah Allah karuniakan kita lisan untuk bisa berkata-kata, mengungkapkan apa yang kita rasakan dan terbersit di hati. Alhamdulillah dengan kita mengungkapkan secara lisan apa yang kita inginkan dan maksudkan, orang lain bisa mengetahui dan memahami keinginan kita tersebut. Namun ketika kita menggunakan lisan, hendaknya kita berhati-hati dan memikirkan sebelum berbicara, hendaknya  perkataan atau pembicaraan yang kita sampaikan jangan sampai menyinggung dan menyakiti hati orang lain dan lawan bicara kita. Dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda :

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Artinya: "Seorang muslim (yang baik) adalah yang kaum muslimin selamat dari keburukan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari no.10).

Sebagai seorang muslim yang baik, hendaknya kita menjaga saudara muslim lainnya dari keburukan lisan kita dan perbuatan kita. Maksudnya adalah kita hanya berkata yang baik-baik saja di hadapan saudara kita. Saudara muslim kita, sama dengan diri kita sendiri. Jika kita tidak suka orang lain berkata yang tidak baik kepada kita, maka orang lainpun juga demikian. Maka sampaikanlah perkataan yang makrub, terlebih ketika kita ingin menasehati atau memberikan masukan kepada saudara kita. Jangan menegur seseorang di hadapan orang lain, tapi sampaikanlah masukan dan kritikan tersebut dengan empat mata dan sampaikan dengan makrub, dengan begitu saudara kita bisa menerima dengan senang hati apa yang kita sampaikan. 

Kemudian yang mesti kita perhatikan bahwa setiap ucapan yang keluar dari lisan kita, malaikat senantiasa mencatat, baik atau buruk perkataan kita tersebut. Setiap ucapan kita dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf [50]: 18).

Lisan seorang manusia ibarat mata pisau, jika salah dalam menggunakannya bisa melukai orang lain. Ini artinya bahwa keselamatan kita bergantung kepada seberapa mampu kita menjaga dan menahan lisan kita dari perkataan yang tidak baik dan tidak berguna.

Rasulullah saw. juga bersabda:

سلامة الإنسان في حفظ اللسان

"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (H.R. al-Bukhari).

Bahkan ketika kita tidak mampu menyampaikan perkataan yang baik, kita diperintahkan untuk memilih diam (tidak berkata-kata) dan hal ini disandingkan dengan keimanan kita kepada Allah Swt. dan hari akhir. Maksudnya adalah jika kita mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik-baik dan jika tidak mampu berkata yang baik maka lebih utama diam.

Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah disebutkan, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik)" (HR: al-Bukhari dan Muslim).

Sahabat, ada suatu perkataan yang lebih baik dari perkataan apapun. Dan ketika kita menyampaikannya maka bernilai ibadah dan pahala di sisi Allah. Bahkan ketika lisan kita mampu merubah seseorang ke arah lebih baik yakni kepada ajaran Islam, maka kita memperoleh pahala dari perubahan seseorang tadi tanpa mengurangi pahala orang yang bersangkutan. Perkataan yang paling baik tersebut adalah menyeru orang lain untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Sebaik-baik perkataan adalah seruan (dakwah) kepada Islam.

Dalam Surat Al-Fussilat ayat 33 Allah menegaskan, kata terbaik yang keluar dari lisan seorang manusia adalah menyeru kepada jalan Allah.

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

Sahabat, teruslah menyampaikan kebaikan, jangan pernah bosan dari mengingatkan saudara kita kepada petunjuk Allah dan jalan keselamatan yakni Islam. Semoga kita termasuk hamba Allah yang senantiasa mendapat rahmat dan rida Allah Swt. Dan Allah tempatkan kelak kita di Jannah-Nya, aamiin. Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: