Headlines
Loading...
Oleh. Lilik Yani

Syukur tak terkira ketika dipilih Allah menjadi salah satu hamba pilihan. Mengapa demikian? Sungguh tidak semua hamba dipilih Allah untuk diberikan hidayah iman. Iman adalah sebaik-baik nikmat.

Nikmat iman adalah hak prerogatif Allah. Terserah Allah mau diberikan hidayah iman itu kepada siapa. Sekeras apapun Rasulullah saw. berjuang agar paman tercinta Abu Thalib untuk mengucap syahadat, tapi karena Allah tidak menghendaki maka hidayah itu tidak diturunkan.

Apalagi kita yang berupaya semaksimal mungkin agar saudara atau teman masuk Islam. Tugas kita hanya berjuang untuk menyampaikan secara jelas kepada umat, selanjutnya Allah yang menentukan apakah hamba tersebut diijinkan beriman dam masuk Islam atau tetap dengan keyakinan sebelumnya.

"Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." (Al Maidah: 92).

Sungguh, betapa hidayah iman itu sangat mahal. Sekelas Rasulullah saw. saja tidak diberi kemampuan memberi hidayah, apalagi kita manusia biasa. Jadi sungguh bersyukur atas nikmat terbesar yang Allah berikan kepada kita.

Syukur iman dengan menjalankan apa yang membuat Allah rida kepada kita. Kita tunaikan perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya. 

Mana buktinya jika nikmat iman itu sebaik-baik nikmat?

"Mintalah kepada Allah badan yang sehat. Sungguh tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik setelah nikmat iman melebihi nikmat sehatnya badan."
(HR. Tirmidzi no. 3558).

MasyaAllah, kita boleh memohon nikmat sehat setelah nikmat terbaik itu ada pada diri kita. Tujuan sehat agar kita bisa nyaman beribadah, demi membuktikan syukur iman dalam bentuk amal saleh. 

Amal salih adalah bukti nyata kita mensyukuri nikmat iman. Semoga Allah akan menambah kenikmatan dengan iman yang semakin tumbuh, kuat, menancap dalam jiwa. Tidak mudah digoda setan yang terkutuk.

Iman yang senantiasa terjaga, tidak mudah goyah dan terpengaruh berbagai rayuan. Hendaklah senantiasa memohon kepada Allah agar dikuatkan iman kita, dalam kondisi apapun. Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: