Headlines
Loading...
Oleh. Sri Purwanti 

Sobat, gimana perasaan kita saat ada yang ngajak healing dan hangout?

Senang, atau bimbang?

Pasti senang ya? I see, Sob. 

Tapi, gimana kalau ajakan itu untuk datang ke majelis ilmu?

Hening tak bergeming dan pusing?

Eits, tenang, Sob. Memang, kalau kita bandingkan. Healing dan belajar alias studying, benar-benar merupakan hal yang bertolak belakang ya? 

Satu berisi kesenangan, santai, dan bisa dinikmati sempurna? Sedang satunya lagi berisi keheningan, keseriusan, ketelitian, kudu fokus dan hal-hal yang enggak menyenangkan lainnya. Begitukah?

Wah, Sob. Tau enggak kenapa bisa gitu?

Yeah, karena seringnya kita terbiasa dengan cepat menilai berdasarkan perasaan. Bagaimana suatu objek divisualisasikan, begitulah kita menilai. 

Ketemu jalanan basah, langsung menyimpulkan bahwa di tempat itu habis diguyur hujan.

Begitu pun saat ketemu deretan angka, auto dianggap susah. Ketemu bacaan tebal, langsung ngerasa gundah.  

Oiya, Sob. Baru-baru ini gempita jagad maya diramaikan oleh berita seorang yang berumur 70 tahunan, baru menyelesaikan sidang S1 nya. 

Kerap juga kita temukan seseorang yang rela bersusah payah demi bisa mencapai tujuannya. 

Tapi di sisi lain, ada juga yang ngerasa enggak butuh sama belajar. Misal pernah ya waktu itu seorang anak muda yang ditawarkan beasiswa. Namun memilih menjadi conten kreator saja. Ups, ini bukan tentang salahnya jadi conten kreator ya. Hanya perbandingan bagaimana seseorang menaruh prioritasnya. 

Kenapa begitu? Karena bisa saja, banyak belum paham, pentingnya menuntut ilmu. Apa maknanya dan apa juga tujuan mempelajarinya. 

Orang yang punya tujuan yang jelas, enggak bakal gampang menyerah. Walaupun, ia tau perjalananan tak semudah dibayangkan. Selama ia punya bekal, ilmu, dan tujuan. Pasti akan semangat melakukan.

Yah, itulah tujuan atau goals. Akan membuat mudah sesuatu hal yang susah. Akan mengusahakan semangat tetap membara di dada.

Nah, dalam belajar pun kudunya kita paham. Apa goals-nya?

Ingin kaya? Halah, nggak belajar, nggak sekolah juga bisa kaya. Apalagi kalau merupakan keturunan keluarga orang berpunya. 

Apakah karena untuk bekal kerja? Sungguh, tanpa belajar dan sekolah juga bisa.

Sebagai pemuda, sudah sepantasnya kita menemukan goals belajar kita.

Belajar itu untuk mendapatkan ilmu. Setelah didapatkan bisa untuk diaplikasikan, juga bisa disampaikan. Itu keren lho. Enggak hanya keren di hadapan manusia. Di sisi Allah juga. Sesuai sabda Rasulullah saw.:

"Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang dengannya dapat memperoleh keridhoan Allah Swt...."  (HR Abu Daud).

Allah bakalan rida. Ketika Allah sudah rida nih, Sob. Apa lagi yang kita cari?

So, teruslah semangat untuk belajar. Jadikan prosesnya menjadi seru. 

Baca juga:

0 Comments: