Headlines
Loading...
Oleh. Ayu Wandira 

Emmm... 
Pada saat Allah memberikan kelebihan berupa harta kekayaan dan kecerdasan, bisa jadi itu ujian lho, Sob. Sama seperti saat Allah menguji dengan kemiskinan dan keterbatasan dalam berpikir.

Di sinilah manusia itu harus waspada. Jika diberi ujian berupa kenikmatan hidup, apakah manusia menjadi dekat dan bersyukur, atau sebaliknya, malah menjauh dan melupakan Allah? Jika poin ke-2 yang terjadi, tentu kekayaan dan kecerdasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai anugerah, dia justru menjadi musibah bagi manusia. 

Dan sebaliknya, pada saat Allah memberi kekurangan dan masalah pada manusia, apakah bisa dipastikan bahwa itu pasti musibah? Belum tentu! Bagi orang-orang yang ikhlas, dia akan menerima ujian dengan penuh rasa syukur. Ujian tersebut malah mendekatkan dia kepada Allah. Jadi, ujian kekurangan ini musibah atau anugerah? Jadi, semua tergantung pada bagaimana manusia memaknai ujian yang hadir di hadapannya ya, Sob. 

Enggak ada manusia yang enggak diberikan masalah/ujian sama Allah. Ada quotes yang baru aja masuk nih ke notifikasi aku. Bagus banget jadi motivasi. 

“Hidup tanpa masalah itu seperti sekolah tanpa pelajaran"

Wah, coba kita bayangin ... kalau sekolah tapi gak belajar? Gak bisa menambah pemahaman baru dong. Sama halnya kayak masalah, kalo kita hidup tanpa ada masalah, gak ada pelajaran dan pengalaman yang bisa kita dapatkan dong? 

Walau gak mudah ya ... namanya kita mau di ‘upgrade’ sama Allah, sama aja kayak kalau mau naik kelas, pasti akan dikasih ujian dulu kan?

Nah ketika kita ditimpa musibah apa yang harus kita lakukan?  Solusi nya ada di surat Al-Baqarah ayat 156 yang berbunyi:
 ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ   

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Innâ lillaâahi wa innâ ilaihi râji'ûn" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).  

Karena segala sesuatu datangnya dari Allah, maka kita harus mengucapkan 
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Pertanyaan berikutnya, apakah musibah itu datang sebagai peringatan atau disebabkan oleh perbuatan kita sendiri? Di dalam Al-Qur’an surat Asy-Syura ayat 30:
   وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ   
Artinya: "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)."

Mengapa musibah yang datang itu disebabkan oleh perbuatan kita? Contohnya seperti ini. Allah sudah memerintahkan kita untuk menutup aurat secara syar'i lalu kita tidak taat kepada Allah karena merasa belum pantas. Lalu Allah mendatangkan musibah sebagai pelajaran yang bisa kita ambil yaitu karena tidak menutup aurat secara syar'i maka banyak laki-laki yang memandang dan bisa berujung sakit hati.

Di dalam Al-Qur’an surat At-Taghabun ayat 11:
  مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ   

Artinya: "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Antara anugerah atau musibah, mana yang akan Kau pilih? Anugerah yang menjauhkan kita dari Allah atau musibah yang mendekatkan kita kepada Allah? Tentunya kita memilih hal yang mendekatkan kita kepada Allah dong ya! Agar selamat dunia dan akhirat. Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: