Headlines
Loading...
Oleh. Eka Suryati 

Setiap orang memiliki kebiasaan. Kebiasaan masing-masing kita bisa sama, bisa juga berbeda. Kebiasaan itu adalah suatu pekerjaan yang dilakukan secara berulang dan terus menerus, sehingga yang dari awalnya tidak atau kurang bisa menjadi bisa, yang awalnya sangat sulit akhirnya menjadi mudah. Semua itu karena sudah terbiasa.

Kebiasaan yang dilakukan bisa saja merupakan kebiasaan buruk dan bisa juga kebiasaan baik, baik itu untuk diri sendiri maupun buat orang lain. Kebiasaan buruk harus ditinggalkan atau dihilangkan, sementara kebiasaan baik harus mulai dilakukan dan dibiasakan sehingga tertanam di hati kita.

Kebiasaan buruk yang sering dilakukan pada umumnya akan berakibat negatif, tidak sehat dan tidak produktif. Misalnya saja kebiasaan buruk itu adalah tidak atau kurang disiplin, kebiasaan tidur larut malam padahal tak ada hal mendesak yang mengharuskan begadang, hingga tak cukup tidur. Menghindari tanggung jawab bahkan menggunakan obat-obatan terlarang merupakan kebiasaan buruk yang berimbas bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga merugikan orang lain.

Contoh ringan kebiasaan baik sehari-hari adalah memulai hari dengan salat subuh dan salat sunah lainnya. Sebelum beraktivitas sarapan terlebih dahulu, olahraga teratur, cukup minum air putih, dan kebiasaan sunah lainnya. Kebiasaan baik yang kita bahas adalah kebiasaan baik yang sesuai dengan ajaran Islam yang dicontohkan oleh nabi kita Muhammad saw.. Demikian juga dengan kebiasaan buruk yang akan ditulis adalah kebiasaan buruk yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Beberapa larangan kebiasaan buruk yang tidak sesuai sunah, sebagai berikut:
Pertama, makan dan minum sambil berdiri. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. yang artinya:
"Janganlah sekali-sekali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.” (HR. Muslim)

Kedua, tertawa saat mendengar kabar gembira atau hal yang lucu hingga terbahak-bahak. Padahal ini tidak boleh dilakukan sesuai nasihat Rasulullah saw. kepada Abu Hurairah ‘Radhiallahu 'anhu’ yang artinya: 
"Jangan banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati."

Ketiga, berbohong walau dalam candaan. Sering kali kita disodori tontonan yang sifatnya bercanda namun dibumbui dengan kebohongan yang dalam istilah sekarang disebut dengan ‘prank’ dan itu menjadi kebiasaan dalam tontonan baik di TV maupun sosial media.

Diriwayatkan Abu Dawud bahwa Rasulullah saw. bersabda:
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
Artinya: "Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa. Celaka baginya, celaka baginya."

Keempat, ‘tasyabbuh’ yaitu meniru atau menyerupai perilaku orang-orang kafir atau orang-orang yang tidak beriman baik itu perilaku, kebiasaan, cara berpakaian, ibadah, dan lain-lain yang tidak sesuai dengan tata cara Islam. Islam sangat melarang ‘tasyabbuh’, namun umat Islam banyak yang tidak sadar melakukannya.

Ada dua jenis ‘tasyabbuh’ yaitu dalam hal ibadah dan dalam hal adat kebiasaan. ‘Tasyabbuh’ dalam peribadahan misalnya meniru ritual ibadah yang dilakukan agama lain, berdoa dengan tata cara orang-orang kafir. Mungkin hal ini jarang atau bisa dihindari oleh umat Islam. Yang sering tanpa sadari dilakukan adalah ‘tasyabbuh’ dalam hal adat kebiasaan seperti meniru cara berpakaian kaum kafir yang mengumbar aurat, berbahasa yang tidak baik, dan berperilaku yang menyimpang dari ajaran Islam.

Dampak dari ‘tasyabbuh’ jelas merusak umat Islam, yaitu merusak keimanan, akhlak dan perilaku, dan bisa membuat seseorang terjerumus dalam kesesatan.

Untuk menghindari kebiasaan buruk yang merusak keimanan umat Islam tidak lain harus melakukan hal-hal sebaliknya yaitu menghindari hal-hal dan kebiasaan buruk yang akan merusak keimanan itu sendiri. Jauhi semua larangan Allah karena tujuan Allah memberikan larangan itu tidak lain adalah untuk kepentingan kita hamba-Nya. Kerjakan perintah-perintahnya baik itu yang wajib maupun yang sunah, karena itu juga semata-mata untuk kebaikan manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya. Islam itu sumber kebaikan karenanya menjadi ‘rahmatan lil alamin’. Menjadi baik ‘yes’, menjadi buruk ‘no’. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: