motivasi
Bersabar Menanti si Buah Hati
Oleh. Rosi Arlina
Tak dipungkiri setiap insan sudah fitrahnya mendambakan sang pelita hati dalam kehidupannya. Memiliki buah hati adalah karunia dari Allah untuk hamba-Nya yang sudah menikah. Mungkin di awal-awal pernikahan masih cukup santai, menikmati indahnya pacaran setelah menikah bagi pasutri. Namun ketika memasuki dua tahun pernikahan, mulailah timbul kegelisahan yang berkecamuk di hati juga pikiran, saat buah hati yang dirindukan belum jua kunjung datang. Stres dan berbagai emosi terkadang merasuk jiwa.
Sebenarnya yang membuat resah itu bukan karena rasa tidak sabar, tapi ketika harus menyiapkan mental untuk menyikapi seonggok pertanyaan "Kapan?" yang tiada jeda mengingatkan. Kesabaran pun semakin diuji, tatkala ada lisan yang terlepas, membandingkan dengan pengantin baru yang lebih dulu mendapatkan garis dua. Sebagai manusia biasa, hati pun merasa rapuh dan tak berdaya. Rasa itu semakin mendramatisir perasaan seolah merasa hati dihujam pedang yang beracun. Dari peristiwa yang dialami, banyak hikmah yang bisa dipetik. Lalu dipelajari dengan kaca mata keimanan, bahwasanya anak itu karunia dari Sang Pencipta, hanya Dia yang Maha Kuasa untuk memberikan bagi siapa yang Dia kehendaki.
Belajar untuk bersabar, menahan diri atas apa yang diinginkan. Karena di dunia ini tak selalu apa yang kita minta langsung Allah berikan, beginilah cara diri untuk melatih kesabaran. Belajar mendidik diri agar bijaksana dalam menyikapi setiap persoalan, bijaksana dalam menghadapi keadaan. Saat inilah akhlak seorang hamba diuji oleh Allah Swt.. Melalui ujian Allah menilai kejujuran imannya.
Tidak meratapi sesuatu yang belum dipunya dan mensyukuri atas apa yang sudah Allah titipkan. Meluaskan pola pikir, keharmonisan rumah tangga tidak semata-mata ditentukan oleh ada atau tidaknya keturunan. Untuk bisa merasakan bahagia jangan gantungkan pada sesuatu yang bersifat dunia, karena bahagia itu berasal dari Allah. Dan Allah akan memberikannya kepada siapa pun yang berlapang hati dengan semua takdir-Nya, dan meyakini setiap rencana-Nya adalah kebaikan untuk hambanya.
‘Dear’ Pejuang Garis Dua
Tetap semangat dalam berjuang dan bertahan dalam sabar, Allah telah percaya di pundakmu dibebankan ujian ini. Allah yakin engkau mampu melewatinya hingga akhirnya dibalas dengan kabar kebahagiaan.
Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah bersabda,
“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka dia akan diberi-Nya cobaan.” (HR.Bukhari)
Allah Maha Melihat, begitu tertatihnya hati dalam menanti si buah hati. Angan-angan dan cita-citamu yang tak berhenti mengisi ruang harapan untuk memilikinya. Meskipun engkau belum tahu, apakah dia akan ada atau tidak? Apakah Allah akan mengaruniakannya di rahimmu atau tidak? Apakah dia akan terlahir dari rahimmu atau tidak?
Allah Maha Mengetahui, di kala engkau menangis begitu lama menahan rasa sesak dan gelisah di dada hanya karena merindukannya. Bagaimana engkau bertarung melawan rasa yang kian menderu. Berkhayal bisa segera menatapnya, mendengar suaranya, namun akhirnya engkau tersadar tak mampu melawan ketetapan-Nya. Engkau lelah berperang dengan kenyataan, dan lalu berusaha berdamai dengan takdir-Nya.
Allah Maha Mendengar, hati merintih di balik mukena yang membawa segenap kerinduan dan mengadukan segala keinginan pada-Nya, Zat yang Maha Pengabul Pinta. Tak pernahnya engkau beristirahat menengadahkan tangan, melebarkan sajadah di sepertiga malam.
Tibalah diujung keikhlasan, dalam penantian ini Allah ajarkan bagaimana cara merawat hati. Penantian menjadikan jiwa semakin akrab pada Allah Ta'ala. Mengajarkan cara menata iman agar senantiasa rida terhadap ketentuan-Nya.
Rasullullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang rida, maka ia yang akan meraih rida Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani)
Meningkatkan kualitas keimanan seorang hamba, dengan mengimani setiap doa yang telah dilangitkan, setiap perjuangan yang telah diikhtiarkan, semua tiada yang sia-sia bila Allah tujuannya. Semua sudah malaikat catat, dan Allah Maha Melihat tak sekejap pun terlewat. Segalanya telah Allah perhitungkan, tak lepas dari ganjaran-Nya. Semoga penantian ini menjadi pintu-pintu undangan amal kebaikan dan ladang pahala kesabaran. Aamiin.
Wallahualam bissawab. [Ni]
0 Comments: