Headlines
Loading...
Oleh. Noviana Irawaty 

Sabar itu merupakan ibadah, bahkan kita mendapati puncak dari ibadah adalah sabar. Maka kita mendapati firman Allah Swt. dalam QS. Al-Ashr ayat 3:
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ ۙ وَتَوَا صَوْا بِا لصَّبْرِ

"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

Kata-kata sabar diletakkan di akhir, karena apa? Setelah manusia mendapatkan kebenaran itu, tidak akan ada kebaikannya jika tidak bersabar. Artinya, sabar itu merupakan puncak di antara ibadah kita, setelah kita melakukan tauhid (akidah) yang lurus kepada Allah.

Jika sabar dikatakan ibadah, maka sembahlah Allah hingga datangnya kematian. Namun ada yang perlu diingat, sabar itu bukanlah pasrah bongkokan (pasrah diam tanpa berbuat apapun, Jawa). Sabar itu bukan berarti menerima lalu berdiam diri simsalabim, datang keajaiban, tiba-tiba berubah menjadi baik, atau selesai masalahnya. Sabar itu tidak menafikan ikhtiar untuk mencari solusi dan jalan keluar.

Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah. Saat dakwah di Mekkah sudah mentok, para pembesar Quraisy tidak mau menerima Islam, bahkan semakin menentang Islam dan membahayakan kaum muslimin, dakwah dinilai tidak akan berkembang lebih besar, maka Rasulullah hijrah. Hijrah dari Mekkah ke Madinah, ini bukan menandakan Rasulullah tidak sabar di kota Mekkah. Justru ini menandakan bahwa sabar itu tidak menafikan ikhtiar untuk mencari solusi. Hijrah merupakan perintah dari Allah, namun selain itu mengandung ibrah yang sangat besar. Rasulullah mengajarkan kita berikhtiar, mencari solusi memenangkan Islam dengan berhijrah.

Banyak orang yang diberi ujian, dia bersabar. Tapi jika hanya bersabar, sementara masalahnya dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi, maka ini tidak benar. Allah menghendaki sabar itu harus ada solusinya. Jadi harus ada usaha yang harus dikerjakan. Karena sabar itu tidak menafikan jalan keluar. Sementara jalan keluar pun membutuhkan kesabaran. Ibarat mata uang, saling berkaitan satu sama lain. Ini yang kurang dipahami umat bahwa sabar dan jalan keluar ini saling berkaitan. Makanya ada ayat yang menyatakan untuk memohon pertolongan dengan sabar dan salat, Allah swt. berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 45

وَا سْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ وَاِ نَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ 

"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."

Ujian bagi kaum muslimin sejatinya sedikit apabila dibandingkan dengan begitu banyak kenikmatan yang Allah limpahkan. Hanya saja, sering kali setan itu membuat manusia fokus pada satu masalah atau ujian yang menimpa dirinya. Hingga manusia melupakan segala kenikmatan yang begitu besar dari Allah. Jika sudah seperti ini, maka manusia akan lupa untuk bersyukur dan berterimakasih kepada Allah.

Contohnya, seorang sehat selama 50 tahun, mulai dicabut sehatnya di usia 50 tahun ke atas. Maka ingatlah bahwa sakit itu adalah cara Allah menyayangi kita, sebagai kafarat dosa, Allah ingin mengangkat derajat kita di sisi-Nya. Jangan sampai terus-menerus berkeluh kesah, karena hal ini bisa jatuh pada kufur nikmat. Dan jangan pula sabar dalam artian pasrah bongkokan, tidak mau berobat, tidak berusaha untuk sehat kembali. 

Termasuk berbagai problematika yang menimpa kaum muslimin saat ini. Kemiskinan, kriminalitas, pergaulan bebas, maraknya riba, perjudian, narkoba dan miras, hingga apa yang sedang menimpa saudara-saudara kita di Palestina. Tidak boleh kita hanya sabar pasrah bongkokan. Kita harus marah atas penjajahan itu. Kita harus berjuang dan membela kehormatan dan darah kaum muslimin sedang ditumpahkan.

Cari akar masalahnya di mana. Lalu pecahkan hal tersebut, karena Allah tidak mengubah nasib suatu kaum apabila mereka tidak mau mengubah (QS. Ar-Rad: 11). Dengan usaha, Allah akan mengubah ketakutan dan kesempitan menjadi aman sentosa dan makmur sejahtera bagi kaum muslimin (QS. An-Nur: 55). Insyaallah itu akan terjadi dengan kita sabar di dalam kehidupan dan ujian, serta terus melakukan upaya (dakwah) menyerukan Islam kafah di tengah umat. Wallahualam bissawab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: