motivasi
Dunia Menanti Peradaban Islam
Oleh. Dewi Irawati
Dunia saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja. Seperti yang kita ketahui banyak kemaksiatan dimana-mana, banyak rakyat yang terdzalimi oleh penguasa, bahkan ada beberapa bangsa yang masih terjajah, peperangan pun tak terelakkan hingga memakan banyak korban nyawa dan harta, penindasan bahkan pemusnahan, nyawa sudah tak ada harganya lagi, anak-anak dan wanita tak berdaya turut menjadi korban hingga saat ini. Penderitaan yang berkepanjangan seakan tiada ujungnya. Perpecahan pun selalu mewarnai di berbagai belahan dunia ini. Semua terasa carut-marut tak beraturan.
Mengapa semua ini terjadi? Semua itu terjadi tak lain karena tak ada pemimpin dunia yang bisa membangun peradaban yang sesuai dengan kemanusiaan. Peradaban yang mereka bangun hanya untuk kepentingan golongan mereka sendiri. Mereka membangun sistem yang menguntungkan beberapa gelintir orang saja, itulah sistem kapitalis dan liberal. Orientasi mereka hanyalah dunia semata, tak ada orientasi ke akhirat. Memang mereka akan hidup selamanya di dunia yang fana ini? Sampai-sampai begitu ambisiusnya menguasai dunia. Memang Sang Pencipta dunia dan isinya ini tak akan murka dengan perbuatan mereka yang biadab?
Sungguh kejamnya peradaban yang mereka bangun. Kemajuan teknologi tak seiring dengan keindahan akhlak. Mereka dibutakan oleh sebuah ambisi untuk menguasai dunia dengan sistem yang buruk. Padahal Allah telah menjadikan manusia di bumi ini sebagai khalifah, pemimpin di bumi ini untuk menjaga dan mengelola alam semesta dengan sebaik-baiknya, bukan membuat kerusakan. Sebagaimana firman Allah yang artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al Baqarah: 30).
Begitulah Allah berkehendak. Akan tetapi hanya orang-orang yang beriman dan taat pada Allahlah yang bisa mengembannya. Sedangkan orang yang berpaling dari Allah hanya akan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka tak mempunyai rasa tanggung jawab atas perbuatan mereka. Mereka menguasai dunia tapi tidak dengan sistem yang baik. Padahal sebagai penguasa atau pemimpin harus mampu bertanggung jawab atas peradaban yang mereka buat. Sebagaimana sabda Rasulullah berikut:
"Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya." (HR. Bukhari).
Sekali lagi, sungguh orang-orang yang dzalim tidaklah pantas untuk dijadikan penguasa atau pemimpin. Sebab mereka hanya akan membuat kerusakan saja di bumi. Hanya orang-orang berimanlah yang pantas untuk dijadikan pemimpin di bumi ini yang dapat membangun peradaban Islam yang sempurna.
Lantas bagaimana peran kita saat ini? Apakah hanya diam menjadi penonton kedzaliman setiap hari? Tidak, kawan. Kita harus bangkit bersama agama Allah. Kita harus tegakkan kebenaran. Kita tegakkan kembali sistem khil4f4h yang telah lama tenggelam.
Lalu dengan cara apa kita bisa bangkit? Umat Islam harus bersatu. Jangan sampai kita terpecah- pecah kedalam berbagai golongan. Perpecahan akan menghambat kemajuan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
Selain itu, kita harus memperkuat keilmuan di segala bidang, agar bisa mumpuni. Kita harus menyiapkan generasi yang berilmu dan berakhlak mulia dan memiliki potensi untuk membentuk peradaban dengan Al-Qur'an sebagai sumber hukumnya. Peradaban yang berdasarkan pada aturan-aturan Allah akan lebih menjamin kesejahteraan manusia dan kelestarian alam semesta. Tak akan ada manusia yang terdzalimi. Tak ada diskriminasi terhadap segala perbedaan. Karena islam bersifat rahmatan lilalamin. Tugas kita hanyalah menaati Allah dan Rasul-Nya. Insyaallah kehidupan ini akan jauh lebih baik dengan sistem yang telah Allah tentukan. Semoga peradaban yang buruk ini segera berganti dengan peradaban yang lebih baik, yaitu peradaban Islam yang mulia. Aamiin Ya Rabbal alamiin. [Ys]
0 Comments: