OPINI
Hipokrisi Pemimpin Negeri Muslim
Oleh. Nunik Umma Fayha
Melihat semakin menggilanya Isr4el menggempur G4z4, dunia bergejolak. Demo menuntut penghentian agresi Isr4el yang tak bernurani, dilakukan berjilid-jilid di hampir seluruh penjuru dunia. Bahkan di negara yang penguasanya mendukung Isr4el, masyarakat berduyun-duyun berunjuk rasa mengutuk kekejian agresi ini. Tapi apa yang terjadi dengan para pemimpin dunia Islam? Mereka merasa cukup dengan garang di podium dan membuat resolusi.
Lain Muka Lain Belakang
Erdogan lantang mengutuk agresi Isr4el bahkan hendak melaporkan ke Mahkamah internasional dengan tuduhan Penjahat Perang. Murka karena PBB tak berdaya. Tapi dibalik itu hubungan dagang tetap mesra. Sebelumnya juga Ankara memanggil pulang Duta Besar dari Tel Aviv untuk berkonsultasi. Hal ini membuktikan hubungan bilateral mereka selama ini berjalan baik. Ada imbal balik yang mencegah Ankara segera bereaksi atas konflik G4ZA dan bukannya menunggu sampai 3 pekan.
Meskipun naik turun tensinya, hubungan Turki - Isr4el secara diplomatik terus terjalin. Secara perdagangan juga ekspor impor terus bejalan.
Lain Turki lain pula Arab Saudi. Portal cnbcindonesia.com mengutip The News Arab, 15 November 2023, Raja Salman melalui Menteri Investasi, Khalid Al Falih, dalam Forum Ekonomi Bloomberg di Singapura, menyatakan beberapa poin di antaranya bahwa Negara' Teluk tidak berencana menggunakan produk minyak untuk mempengaruhi keputusan dalam konflik G4ZA. Bahwa Arab sedang mencari solusi melalui diskusi perdamaian. Dan bahwa Resolusi konflik Palestina harus jadi bagian normalisasi lebih luas di Timur Tengah.
Selain hal di atas, dalam Inisiatif Perdamaian Saudi 2002, pangeran Muhammah Bin Salman meminta akses dan jaminan keamanan bagi Arab Saudi untuk teknologi nuklir sipil dan senjata canggih pada Washington sebagai imbalan atas kesepakatan dengan Isr4el.
Negara Arab lain seperti UEA, Kuwait, setali tiga uang. Sebelumnya Iran pada KTT OKI dan Liga Arab di Riyadh, Sabtu 11 November 2023 yang lalu mengusulkan embargo minyak ke Isr4el tapi ditolak oleh sejumlah negara termasuk Yordamia karena telah menjalin normalisasi hubungan dengan Isr4el (cnnindonesia.com, 13/11/2023). KTT hanya mengutuk agresi dan mendesak gencatan senjata.
Sekjen Dewan Kerjasama Teluk (GCC) bahkan menyampaikan bahwa GCC berkomitmen atas keamanan energi dan tidak akan menggunakan energi sebagai senjata untuk mendesakkan penghentian agresi seperti pernah dilakukan negara-negara Arab atas AS yang membantu Isr4el pada perang 7 hari melawan negara-negara Arab tahun 1973.
Yang menyedihkan di balik segala penolakan untuk bersikap tegas ini, negara-negara Arab, Turki, bahkan Indonesia menjalin hubungan diplomatik maupun dagang dengan Isr4el.
Hubungan dagang ini tetap berjalan meski agresi Isr4el telah terjadi sekian lama.
Hubungan diplomatik baik resmi maupun tidak, juga berlanjut sebagaimana biasa.
Macan Podium
Setelah sekian pekan konflik bersenjata di bumi G4z4 maupun perang di media antara para buzzer dengan netizen, pemerintah Negeri Muslim baru mulai bersuara lantang. Seperti diketahui, Isr4el selama ini tidak pernah menggubris resolusi yang diberikan lembaga apa pun bahkan PBB sebagai entitas tertinggi Negara-negara di dunia.
Erdogan seperti disebut dalam Kabar Siang TVone (17/11/2023), akhirnya membawa masalah kekejaman Isr4el ini ke Mahkamah Internasional dengan tuduhan Penjahat Perang. Tuduhan yang tidak main-main dan tentu saja mendapatkan applaus dari netizen.
Berikutnya giliran Yordania. Seperti dilansir cnnindonesia.com (17/11/2023), melalui Menteri Luar Negeri, Ayman Safadi kepada Al Jazeera, Kamis (16/11) mengumumkan bahwa mereka tidak akan meneken perjanjian kerjasama energi dengan Isr4el Yordania mengecam keras aksi Isr4el di G4Z4. Sanksi mandirii Yordania ini diberikan sebab semakin brutalnya Isr4el membumihanguskan G4z4.
Pekan ini Perdana Menteri Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman, menyatakan dalam pertemuan virtual BRICS, menyerukan dunia untuk melakukan boikot senjata ke Isr4el. Kerajaan juga menekankan penolakan atas pemindahan paksa warga Palestina dari G4z4 serta mendorong agar bantuan segera masuk ke G4z4 secara masif. Kerajaan juga konsisten dan tegas mendorong keamanan dan stabilitas dengan penekanan internasional terkait solusi dua negara seperti dilansir cnbcindonesia.com mengutip Saudi Gazette, 23 November 2023.
Keluarkan dari Barak
Solusi 2 Negara bagi masalah Palestina bukanlah jalan keluar yang tepat. Sebab Palestina lebih tepatnya tanah Syam adalah tanah kharajiah yang merupakan hak kaum Muslimin sampai kiamat. Penjajahan atas tanah Palestina adalah nyata. Kaum muslimin sedunia punya kewajiban membebaskan dari cengkeraman Zionis-Israel.
Sesungguhnya bila negeri Muslim bersatu, sungguh ketakutan luar biasa akan menimpa bangsa-bangsa pendukung zionis. Amerika dan sekutunya tidak akan mampu menghadapi. Tentara yang sedang 'diperam' di barak bila dipersatukan memiliki kekuatan jauh lebih besar dibanding tentara zionis dan pendukungnya. Peralatan perang meski masih bertumpu pada Barat tapi bila digerakkan akan membuat jerih lawan. Belum lagi kekuatan nuklir Pakistan.
Jadi sebetulnya tidak ada yang tidak mungkin memerdekakan Negeri muslim yang terjajah seperti Syam. Yang menjadi permasalahan hanyalah ketidakmampuan para pemimpin negeri Muslim untuk menyadari kekuatan bersama. Ketakutan akan hilangnya tahta dunia dan kuatnya nasionalisme yang sudah mengakar, menghalangi langkah untuk bersatu membela saudara seakidah.
Padahal bila berpikir logis, saat ini zionis dan antek terdekatnya sedang dalam posisi bangkrut. Minimal menjelang bangkrut, sehingga tidak butuh banyak usaha untuk menjungkalkan mereka. Tapi kembali lagi, umat terutama para pemimpin Negeri muslim masih terjangkit penyakit nasionalisme akut sehingga mereka berpikir parsial sebatas negeri sendiri. Untung dan rugi juga menjadi penyakit pengikut kapitalisme, salah satu penyakit hati yang disuntikkan pada kaum muslimin.
Jadi harus bagaimana masalah ini diselesaikan? Tergantung pada gerak umat. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wataala telah menyampaikan dalam QS Muhammad: 35 sebagai berikut :
"Maka janganlah kamu lemah dan mengajak damai karena kamulah yang lebih unggul dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia tidak akan mengurangi segala amalmu."
Penguasa Negeri Muslim janganlah terus bersikap hipokrit. Garang mengutuk di depan tapi bergandengan tangan di belakang. Sebab Allah sudah menetapkan bahwa kitalah, kaum muslimin, yang akan unggul. Tidak perlu mengemis pada Amerika dan sekutunya karena seperti kita tahu mereka maju sebagian besar dari menginjak kita. Tanpa dukungan negeri muslim' mereka tidak akan mampu menopang dirinya sendiri. Apa lagi menopang tegaknya zionis. Mereka jauh lebih rapuh karena kehidupan mereka sebagian besar ditopang impor dari negeri muslim.
Bangun dan bangkitlah kaum muslimin, karena Allah Subhanahu wataala sejatinya telah memilih kaum Muslim sebagai sebaik-baik umat. Tapi sudahkah kita memantaskan diri menjadi khayru ummah, bila kita masih saja takut berdiri menghadapi kedzaliman dan manggut pada arahan Barat yang memang sangat berkepentingan agar dunia Islam tetap terpecah.
Para pemimpin negeri Muslim harus diingatkan dan dipahamkan bahwa kemunafikan mereka hanya merugikan umat. Persatuan umat di bawah panji Islam terhalang sikap wahn para penguasa. Begitu pun Palestina tidak butuh solusi 2 negara yang hanya sekedar permen untuk anak kecil yang dijejalkan Barat. Palestina butuh merdeka dan solusinya hanya melalui tegaknya Daulah Islam yang di dalamnya umat Islam bersatu di bawah kepemimpinan tunggal.
Wallahualam bissawab.
[Ys]
0 Comments: