Headlines
Loading...

Oleh. Fitri Ummu Syarif 

Setiap kita yang mencintai Ibu dan telah merasakan kehilangan sosok lembut dan hangatnya, pasti sepakat bahwa kehilangannya adalah momen terpahit dalam hidup. Kegamangan dan rasa rindu yang menyesakan dada tak terelakan bahkan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ibu pergi dalam dekapanku, dan aku takan bisa lagi memeluk Ibu di dunia ini, adalah kenyataan pahit yang harus aku dan sahabat jalani saat Ibu telah pergi dan tak kan kembali. 

Yah, Setiap Ibu hebat dan tangguh dengan kisah perjuangan dan pengorbanannya. Ibu adalah sosok yang istimewa, yang bahkan keistimewaannya kian terpancar kala ia tak lagi mampu kita lihat, sentuh, cium, peluk hangatnya, dan tak bisa lagi bertemu fisik saat rindu menggetarkan jiwa, menyesakan dada dan air mata hanya mampu mengiringi doa. Betapa tidak! Ibu memiliki jiwa personal yang menakjubkan. 

Kehadiran dan posisi Ibu amat vital dalam sebuah keluarga. Baik berperan sebagai istri, Ibu, anggota masyarakat, penggerak komunitas, perempuan karir dan lainnya. Tak hayal, Ibu selalu dinisbatkan sebagai sosok yang multitasking. Berbagai hal dapat dikerjakan dengan optimal dan masimal bahkan dalam kondisi mendesak yang dikenal dengan the power of kepepet.

Namun demikian, peran yang seabrek tersebut adakalanya membuat seorang Ibu rentan mengalami permasalahan psikologis. Tidak seorang Ibu pun yang luput dari kekacauan emosional dititik tertentu. Tantangan signifikan yang bertubi-tubi, kekecewaan terhadap situasi dan kondisi atau mengalami perubahan yang tidak diinginkan. Namun ini tidak akan berlalu lama, karena amanah keluarganya tak tergantikan sosok lain. Bahkan Ibu adalah sosok yang mungkin terakhir yang merasakan lelah, sakit dan paling cepat pulih dengan pengoptimalan peran yang tak bisa ditunda lama.

Pada sisi yang lain, Ibu merupakan individu yang kuat dan tangguh. Ibu harus tetap sehat badan dan mental, meski menghadapi situasi tekanan yang signifikan dari berbagai arah. Oleh sebab itu, layak bagi kita semua mengapresiasi sosok Ibu dengan melakukan refleksi atas peran-perannya selama ini dalam hidup kita. Dan berupaya untuk bisa mewujudkan keistimewaan itu dalam diri kita yang berkesempatan mendapat gelar Ibu.

Rasanya tidak berlebihan jika kita bilang semua Ibu itu hebat dan tangguh. Karena apa yang selama ini sudah Ibu lakukan dalam membersamai hidup kita. Ia bahkan terkenal dengan kebohongannya demi mendahulukan hak anaknya. "Ibu sudah tadi, nak". "Ibu tidak lapar, kamu makan dulu, ya". Ibu tidak apa-apa, tadi mata ibu kelilipan". Dan banyak lagi kebohongan dan ketegarannya untuk terlihat baik-baik saja dihadapan anaknya. 

Lihatlah kehebatan dan ketangguhannya!
Pertama, seorang Ibu rela bertaruh nyawa serta menanggung sakit yang luar biasa untuk melahirkan buah hati. Ketegaran dan kesabarannya tak diragukan lagi tatkala bertemu dengan buah hati rasa sakit itu tak lagi dihiraukannya. 

Kedua, seorang Ibu rela mengubur mimpinya berlanjut mencurahkan sebahagian besar waktu yang dimilikinya untuk keluarga terutama anak-anaknya. Sedari bayi hingga memiliki cucu. Ia masih aktif mencurahkan tenaga dan waktunya untuk anak dan cucu tercinta. Komitmen tersebut membangun kebutuhan dan kebahagiaan disetiap individu keluarga, bahwa Ibu akan selalu ada ketika kita semua membutuhkan.

Ketiga, Ibu mengajarkan rasa sayang, ketulusan, dan empati yang tiada henti. Anak-anaknya akan belajar respek terhadap perasaannya dan perasaan orang lain dari pribadi ibunya

Keempat, Ibu penuh dengan penerimaan apa adanya. Kita akan melihat ketulusan cinta terbesar tergambar dari perjuangan dan pengorbanan seorang Ibu untuk anaknya. Ibu mengajarkan kita semua tentang mencintai tanpa syarat. Setiap tindakan kita yang keliru, Ibu dapat memahami mengapa tindakan itu terjadi dan dengan mudah memberikan pemaafan. Tak jarang yang heran dengan sikap tulus dan cinta sang ibu terhadap anaknya, meski anaknya jauh dari kata kebaikan bahkan sampah masyarakat bagi orang lain. Lihatlah sosok Ibunya tetap menerima dan mampu memberikan cinta untuk anaknya. 

Kelima, Ibu penuh perhatian dan memahami perasaan kita dengan sangat baik. Perhatian Ibu pada anaknya tak kenal usia dan terhadap segala hal tanpa terkecuali. Lihatlah Ibu muda itu, bisa melalui masa sulitnya dengan baik kala ada Ibu disisinya yang tak kenal lelah mendampingi dan bekerja keras melanjutkan tugas anaknya saat anaknya lemah dan tak sanggup berbuat apa-apa pasca melahirkan anak pertama, kedua, bahkan kesepuluh sekalipun. Dalam kondisi Lelah, sakit, Ibu masih bisa memikirkan apa yang kita butuhkan. 
MaasyaaAllah.

Keenam, Kehebatan seorang Ibu juga dicurahkan dengan usahanya dan doanya yang tanpa hijab di sisi Allah. Ibu membantu anak menanamkan kebiasaan positif dalam hidup anaknya. Tidak ada seorang Ibu yang berharap dan mengajarkan hal yang tidak baik kepada anaknya. Pembiasaan perilaku baik terus dilakukan dengan pengulangan secara teratur. Anak jadi semakin paham tentang perilaku yang diharapkan dan tidak diharapkan. Lebih jauh anak paham mana yang baik dan mana yang buruk.

Ketujuh, Umpan balik yang diberikan Ibu selalu positif dan menyenangkan. Walau mungkin hanya memberi senyuman atau pelukan itupun bahkan sudah cukup memecahkan berbagai himpitan hidup yang tengah anak hadapi. Ibu akan dengan mudahnya memaafkan jika anak melakukan tindakan yang menyakitinya sekalipun. Umpan baliknya sungguh menakjubkan. 

Ibu merupakan pusat keutuhan keluarga. Bicara tentang kehebatan dan ketangguhannya, tiada habisnya. Memang tidak ada manusia yang sempurna begitu juga sosok Ibu, mungkin saat bersamanya kita begitu merasakan kesempurnaan hadirannya dalam hidup kita, tapi saat tak lagi bersamanya, saat tak lagi bisa meyentuh dan memeluknya, kala tak lagi bisa bertemu fisik dengannya maka seketika kegamangan, kehilangan, kegelapan merasuki jiwa pahamilah sosoknya sungguh anugerah luar biasa tak tergantikan. 

Hanya iman di dada yang mampu menyadari betapa lemahnya diri dan sekaligus menguatkan kita untuk bertahan. Meniti perjalanan panjang ini tanpa didampingi Ibu lagi. Yah, waktu yang sungguh sangat panjang untuk dapat bertemu kembali di surgaNya. Bagaimana bisa menata hati yang remuk terlebih kala rindu menyapa. Hanya iman dan doa berurai air mata pengobat rindu. 
 
Teruntuk kita yang masih diberi rizki bersama Ibu, bahagiakanlah ia dengan kebaikan kita meski sederhana. Muliakan ia meski ada sikapnya yang kembali ke masa kanaknya. Penuhi hati dengan kesabaran dan berbuat terbaik untuknya karena Allah. Kita didampingi Ibu dari kondisi nol hingga saat ini, sedangkan kita mendapingi Ibu di hari tuanya hanya beberapa tahun saja. Teruntuk kita yang jauh dari Ibu, atur waktu menemuinya, berbicara dengan baik kepadanya, menyempatkan menelpon rutin dengannya, menjadi pendengar yang baik disetiap keluh kesahnya namun jangan mengeluh dihadapannya, karena hati nya sangat rapuh, angannya jauh kedepan membayangkan nasib anaknya. Meski kita segera baik-baik saja tapi tidak dengan hati Ibu yang terlanjut hanyut. Jangan biarkan Ibu terbelenggu dengan kerinduan kepada kita yang sibuk dengan keluarga kecil kita. Ungkapkan cinta padanya. Karena sungguh yang sudah tak lagi bersama Ibu, selalu merindui momen sederhana ini, namun tak kan lagi bisa terjadi. 

Teruntuk kita yang sudah tak lagi bersama Ibu, kuatlah karena Allah. Allah tidak uji kita diluar batas mampu kita. Meski berat kita rasa dalam melalui ujian ini. Siapkan amal terbaik disetiap waktu dan kesempatan yang kita miliki untuk bekal bertemu kembali dengan Ibu dikehidupan selanjutnya. Selipkan doa dan amal untuk Ibu di setiap waktu dan amal kita. Dalam firman Allah Q.S Ibrahim: 41

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah serta ampunilah aku dan kedua Ibu Bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)."

Teruntuk kita yang tengah menjalani peran sebagai Ibu sebagai Ibu. Kita hebat, kita tangguh dengan kisah dan perjuangan kita masing-masing. Tanamkan setiap kebaikan Ibu kita kepada anak. Maafkan, lengkapi, dan sempurnakan kebersamaan dan pembinaan Ibu kita untuk anak. Senantiasa menyempatkan diri belajar menjadi sosok Ibu yang hebat dan tangguh di masa yang sedang tidak baik - baik saja. Gunakan senjata ampuh seorang Ibu dihadapan Rabb untuk anak-anak kita. "Doa" 
Yah, kelak ia kita akan menantikan doa-doa anak salih-salihah kita. 

Selamat hari Ibu. Setiap hari adalah hari Ibu. Ibu hebat dan tangguh. Salam sayang dan cinta untuk Ibu, Aku mencintaimu karena Allah. Terima kasih atas cinta tulus Ibu. Semoga kelak Allah kumpulkan kita kembali di surga-Nya. Allah beri ampunan, rahmat dan kasihNya melebihi kasih ibu semenjak kecilku serta Allah tempatkan Ibu di tempat yang mulia di sisiNya. Aamiin.
[Rn]

Baca juga:

0 Comments: