Headlines
Loading...
Oleh. Nirwana Sadili

Bagi saya seorang ibu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, betapa ibu adalah sosok wanita yang kuat dan serba bisa dan memiliki banyak profesi. Kadang berprofesi sebagi koki yang setiap hari memasak untuk anaknya. Kadang sebagai penjahit yang menjahitkan pakaian anaknya yang robek. Kadang sebagai psikolog yang memberi solusi ketika anaknya memiliki problem. Kadang berprofesi sebagai dokter yang merawat anaknya ketika sakit.

Ada kisah yang saya sangat ingat di masa kecil, waktu masih duduk dibangku kelas satu sekolah dasar. Kegiatan kami di kampung setiap hari ketika pulang sekolah  belajar ngaji. Jam dua siang kegiatan ngaji bersama teman-teman membaca Al-Qur’an.

Suatu hari ketika musim mangga tiba, saya dan teman-teman pergi main di bawah pohon mangga. Sampai-sampai lupa pergi ngaji di rumah guru ngaji, saking asyiknya bermain bersama teman-teman. Tahu-tahu sudah sore dan tidak pergi belajar mengaji di rumah guru ngaji. Ibu saya marah besar, bahkan sempat dipukul betis saya pakai rotan sampai saya menangis dan menyesal. Waktu itu saya merasa jengkel marah karena hanya gara-gara tidak pergi ngaji saja saya dipukul. 

Setelah saya dewasa baru menyadari bahwa kemarahan ibu waktu itu karena rasa sayangnya. Ibu mengajarkan banyak hal, padaku yang baru bisa saya sadari setelah  dewasa. Ibu mengajariku adab, ibu mengajari salat, ibu mengajariku tentang tugas-tugas dirumah, dan ibu mengajarkan berbagai hal  dalam rumah tangga. Ibu mengajariku Islam. Yang jelas segala apa yang saya dapatkan sekarang itu semua tidak terlepas karena arahan dari ibu. Bagi saya ibu adalah pahlawanku.  

Allah memerintahkan kita berbuat baik pada ibu. Seorang perempuan ketika menjadi ibu dimuliakan tiga kali lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan seorang ayah. Mulianya seorang ibu ialah saat ia dengan penuh keikhlasan mengandung, melahirkan dan menyusui anaknya. Kemuliaan terbesar yang diberikan Allah bagi seorang wanita, ketika ia menjadi seorang ibu. 

Kedudukan mulianya seorang ibu dalam Islam digambarkan dalam hadis Rasulullah saw. dari Abu Hurairah ra, telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw dan ia berkata: “Wahai Rasulullah, siapakah diantara manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya?” Rasulullah menjawab, “ibumu” ‘kemudian siapa?” tanyanya lagi.”ibumu ,” jawab beliau. Kembali orang itu bertanya, ”kemudian siapa? ”ibumu.” “Kemudian siapa? tanya orang itu lagi. “kemudian “ayahmu,” jawab Rasulullah. (HR. al-Bukhari dan Muslim). 

Seorang ibu yang dapat menjaga anak perempuannya menjadi anak yang shalehah, yang menjaga dirinya dari pergaulan-pergaulan yang tidak baik, yang memelihara kehormatannya, putrinya itulah yang akan membuka pintu surga untuk dirinya. Tidak ada agama yang lebih memuliakan ibu melebihi Islam. Berbicara tentang ibu tidak ada habisnya. Wallahualam bissawwab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: