motivasi
Setinggi Asa, Sedalam Sabar
Oleh. Kilau Mustika
Kehidupan tidak hanya membawa kita dari satu langkah ke langkah lainnya, tetapi ada mimpi dan harapan yang akan mewarnai perjalanan ini. Terkadang, kita menikmati setiap ritme di awal langkah. Sayangnya, kebanyakan dari manusia memilih menyerah dan mengambil jalur lainnya.
Kita tidak bisa memaksakan siapa pun untuk mengikuti irama langkah yang kita ciptakan sendiri. Karena setiap insan, memiliki rasa dan akal untuk menentukan perjalanan seperti apa dan langkah yang perlu diambil. Namun, perjalanan dan langkah terbaik tetaplah berada di jalur yang Allah ridai.
Allah Swt. telah menuntun langkah kita sejauh ini, jika tergelincir dan jatuh dalam kekhilafan dan kelalaian itu salah dari kita sendiri. Maka, jangan biarkan kekeliruan menguasai jiwa dan segera temukan jalan untuk kembali menegak harapan pada iman yang terjaga.
Mungkin kita memiliki harapan setinggi langit, banyak mimpi dan doa yang melambung tinggi, bahkan bisikan cinta dan mengharap petunjuk kebenaran. Tetapi jangan lupa untuk membentengi diri dengan kesabaran sedalam lautan, karena kita tidak pernah tahu kejutan takdir yang menanti di depan sana.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudriy ‘radhiyallahu ’anhu’ bahwasanya, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Dan tidaklah seseorang diberi sesuatu oleh Allah yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sungguh, kesabaran adalah suatu anugerah yang luar biasa. Ketika Allah Swt. meridai kemuliaan itu menyapa kita, maka jagalah dengan baik. Lapangkan diri untuk kesabaran dalam perjuangan menjemput mimpi dan mengejar cita-cita. Jaga nyala harapan dengan iman dan jiwa yang terus berbenah.
Kehidupan tidak selalu menawarkan kemudahan, namun Allah Swt. selalu memberi yang terbaik untuk hamba-hamba yang berjuang di jalan-Nya. Maka, gapailah asa meski setinggi langit dan lahirkan kesabaran yang paling luas dan dalam. Kelak, lelah akan berubah menjadi berkah dan tangis menjadi senyum termanis.
Kesulitan hidup bukankah akhir segalanya, jika kesabaran telah tertanam di dalam diri. Kita hanya perlu menjaga iman dan mengasah kemampuan, sehingga kita tidak jatuh dalam kekhilafan yang panjang. Berbuat salah itu manusiawi, tetapi segera luruskan jiwa dengan bertobat dan mencari hidayah-Nya. [Ni]
0 Comments: