Headlines
Loading...
Oleh. Eka Suryati 

Bagai pelita menyinari dunia. Syair itu adalah mengisyaratkan bahwa ibu, kasihnya sangatlah besar dan berpengaruh bagi kelangsungan hidup anak-anaknya. Ada juga kiasan bahwa guru adalah pelita yang menyinari dunia karena ilmu yang diajarkan kepada murid-muridnya. Semua itu benar adanya. Ibu pelita hati bagi keluarga terutama anak-anaknya dan guru adalah pelita bagi murid-muridnya agar bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Lantas, apa sih yang dimaksud dengan pelita itu? Ada dua makna yang bisa kita dapatkan ketika kita mencari tahu apa itu pelita. 

Pelita sebagai makna sesungguhnya adalah lampu dengan bahan bakar minyak. Kalau pelita kehabisan minyak maka akan redup dan akhirnya padam sehingga sering menjadi sebuah perumpamaan seperti pepatah bagai pelita kehabisan minyak. 

Pelita dalam arti kiasan bisa diartikan sebagai petunjuk jalan, arah bagi kehidupan, cahaya kehidupan atau kasih. Itulah sebabnya seorang ibu sering dikiaskan sebagai pelita jiwa bagi anak-anaknya karena kasih sayang seorang ibu begitu didambakan oleh anak-anaknya dan memberikan perasaan nyaman yang memang dibutuhkan mereka. Sedangkan guru disebut sebagai pelita karena memberikan ilmu yang bermanfaat bagi murid-muridnya supaya masa depan murid-muridnya kelak cerah.

Mengapa manusia hidup memerlukan pelita, petunjuk arah langkahnya dalam menapaki kehidupan ini? Seperti halnya tubuh kita yang memiliki mata sehingga menjadikan kita dapat melihat segala hal yang ada di sekitar kita dengan baik, maka dalam kehidupan kita memerlukan suatu pelita agar langkah-langkah kita dalam menjalani hidup ini tidaklah tersesat, salah arah, dan salah jalan. Begitu pentingnya pelita dalam kita menapaki hidup dan kehidupan ini.

Sebagai seorang muslim adakah pelita kehidupan sudah kita dapatkan? Jawabnya kita sebagai umat Islam itu sendiri sudah mendapatkan pelita dalam kehidupan ini dalam menapaki kehidupan di dunia yang fana ini. Islam itu petunjuk yang lurus, hidayah bagi semua manusia yang ada di muka bumi ini, _rahmatan lil alamin_ bagi alam semesta. Sebagai umat Islam pilihan Allah tentunya kita harus bangga, bahagia sudah hidup di jalan yang lurus, yang kita tidak akan pernah tersesat selamanya, selama kita mau mematuhi semua ketentuan-ketentuan yang Allah buat bagi umat Islam itu sendiri.

اهْدِÙ†َا الصِّرَاطَ الْÙ…ُسْتَÙ‚ِيمَ ﴿ Ù¦﴾
ihdinaa alshshiraatha almustaqiima
[1: 6] Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَاطَ الَّØ°ِينَ Ø£َÙ†ْعَÙ…ْتَ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ غَÙŠْرِ الْÙ…َغْضُوبِ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَÙ„َا الضَّالِّينَ ﴿ Ù§﴾
shiraatha alladziina an'amta 'alayhim ghayri almaghdhuubi 'alayhim walaa aldhdhaalliina
[1: 7] (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Islam diturunkan Allah karena pada waktu itu keadaan di muka bumi terutama di daratan Arab sudah sangat kacau yang juga disebut dengan zaman jahiliah, zaman kegelapan. Ketika Islam datang maka berakhirlah zaman jahiliah. Islam juga diturunkan setelah terjadi penyimpangan oleh agama-agama terdahulu. Penyimpangan nyata yang terjadi adalah kemurnian nilai-nilai tauhid ternodai. Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah dengan semaunya mereka sekutukan dengan mengatakan bahwa Allah memiliki anak dan juga istri. Sungguh keyakinan yang sesat dan tidak memilik dasar sama sekali. Islam menjawab bahwa Allah itu esa, tidak beranak dan diperanakkan, dan tak ada satu pun yang bisa menyamai Allah (Surat Al-Ikhlas).

Memurnikan ajaran tauhid menjadi dasar kita umat Islam untuk tidak menyimpang lagi, tidak mengada-ada atas hukum-hukum yang diturunkan Allah. Kita tunduk dan patuh semata-mata kepada Allah. Islam menjadi petunjuk nyata akan kebaikan, kebenaran dalam hidup sehingga hanya Islam satu-satunya agama yang diridai Allah. Setelah Islam turun maka agama-agama lain sesungguhnya sudah tidak berlaku lagi.

Surat Al-Maidah ayat 3:

Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagimu.”

Islam sebagai satu-satunya agama yang diridai Allah menjadikan Islam satu-satunya pelita dalam kehidupan, petunjuk akan kebenaran itu sendiri. Allah memberi petunjuk bagi umat Islam melalui Al-Qur'an dan hadis. Apalagi yang diinginkan dalam hidup selain selalu bermohon agar jalan lurus ini, Islam tak lepas dari hati. Selamanya sampai ajal menjemput, Islam harus dijadikan sebagai satu-satunya jalan lurus itu. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: