OPINI
Judi ‘Online’ Hancurkan Mental Anak
Oleh. Aan Nurhasanah
"Hai Orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, .... (QS. At-Tahrim ayat 6)
Sungguh memilukan terkait adanya judi ‘online’ yang tidak hanya menjerat orang dewasa, tapi juga anak di bawah umur. Jika anak-anak sudah terpapar judi ‘online’, akan ada dampak yang mengerikan apalagi sampai kecanduan.
Hal tersebut diungkap Komisioner KPAI. Menurutnya, kalangan ahli menyebut bahwa anak di bawah umur yang terpapar judi ‘online’ cenderung tidak mau berhenti. Aktivitas fisik mereka juga biasanya menurun. "Hal tersebut disebabkan waktu mereka banyak dihabiskan untuk bermain dan memantau perkembangan judi ‘online’," kata Kawiyan kepada CNBC Indonesia, Kamis (21/9/2023).
Selain itu, anak-anak yang terlibat judi ‘online’ juga boros dan tidak bisa hemat. Uang yang mereka dapat dari orang tua banyak dipakai untuk judi ‘online’, padahal hasilnya spekulatif alias bisa menang dan bisa kalah.
"Yang lebih berbahaya lagi anak-anak yang terlibat judi ‘online’ berpotensi menyalahgunakan uang orang tua, bahkan tidak tertutup kemungkinan ia akan berusaha mendapatkan uang dari mana pun, termasuk dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh hukum," jelasnya
Hal yang mungkin terjadi dialami oleh anak-anak yang terjerat judi ‘online’ adalah masalah psikologis seperti stres, depresi, dan rasa cemas. Sehingga jika hal ini terjadi akan mengganggu pendidikan mereka di sekolah.
Di tengah sulitnya ekonomi, masalah masyarakat semakin dipersulit dengan adanya judi ‘online’ yang menyengsarakan. Semua ini hanya bisa terjadi di sistem kapitalisme-sekuler di mana agama dipisahkan dari kehidupan, yang seharusnya agama itu dilibatkan dalam seluruh aspek kehidupan.
Seharusnya negara bisa memfilter dan membatasi akses media ‘online’ yang akan membuahkan keburukan dan menerapkan kehidupan yang sesuai dengan akidah Islam, sehingga membentuk masyarakat yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang Islami.
Sehingga, jika pola pikir dan pola sikap yang Islami sudah tertanam dalam diri individu ditengah-tengah masyarakat, maka tidak mengurangi kemungkinan terciptanya lingkungan yang Islami, terhindar dari perilaku-perilaku yang tercela.
Namun, pada saat ini sangatlah wajar jika banyak tingkat kejahatan dalam masyarakat karena Islam tidak dijadikan sebagai pedoman kehidupan, manusia sudah jauh dari aturan-aturan Islam. Halal dan haram sudah tidak dijadikan aturan dalam perbuatan.
Memiliki anak yang saleh dan salihah adalah impian bagi setiap orang tua, namun semua itu tidak akan hadir dengan sendirinya, harus ada upaya proses dan perjuangan. Yaitu dengan cara dididik oleh kedua orang tuanya.
Tapi, bagaimana mau mencetak anak yang saleh dan salihah jika orang tuanya saja jauh dari aturan-aturan Islam, di mana orang tua seharusnya memberikan contoh yang baik untuk anak-anaknya. Bahkan, tidak sedikit ibu yang bekerja sehingga abai dalam mendidik anak.
Padahal dalam Islam sosok ibulah madrasah (pendidikan) utama untuk anak-anaknya, namun kebutuhan hidup yang serba mahal dan sulitnya lapangan pekerjaan bagi kaum laki-laki, tidak sedikit kaum perempuan yang ikut memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, bahkan banyak yang menjadi tulang punggung keluarga.
Pada akhirnya, anak-anaklah yang menjadi korban di tengah sistem sekuler kapitalisme yang merusak. Bagaimana anak bisa menjadi generasi pemimpin masa depan yang ‘rabbani’ jika pada saat ini saja mereka sudah kecanduan judi ‘online’, tawuran, seks bebas, narkoba, dan lain sebagainya.
Padahal Islam sudah jelas-jelas melarang umatnya untuk menjalankan praktik judi. Tidak akan manfaat keuntungan-keuntungan yang dihasilkan dari berjudi. Bahkan ada yang sampai bunuh diri gegara berjudi karena terlilit hutang judi ‘online’, tapi mengapa masih saja marak pelaku praktik judi. Negara pun seolah abai dengan rakyatnya, tidak ada batasan untuk bertingkah laku, semua bebas berbuat asal ada manfaat.
Islam adalah agama yang sempurna, yang dibimbing oleh wahyu, memuaskan akal, menenteramkan jiwa, dan sesuai dengan fitrah manusia, juga yang mengatur seluruh aspek kehidupan dan pernah berjaya memimpin dunia selama 13 abad, Sudah seharusnya kita mengembalikan sistem Islam dalam kehidupan ini dan mencampakkan sistem kufur yang menyengsarakan umat, dengan mengkaji Islam yang kafah.
Wallahualam bissawab. [Ni]
0 Comments: