Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Kusuma
(Pemerhati Umat)

Perjalanan hidup ini tidak selamanya sesuai dengan yang kita inginkan. Kadang kita merasakan kebahagiaan, derita, tangisan, ceria dan  aneka rasa. Ada saatnya sehat, sakit, maupun musibah yang menyapa.

Kala kita bahagia mesti bersyukur kepada-Nya
Kala derita dirasa tetap sabar menjalaninya. 
Saat sehat mesti mensyukuri nikmat-Nya. 
Saat sakit mesti ikhlas menjalani-Nya.

Nikmati setiap proses kehidupan
Yakini itulah wujud dari cinta-Nya. 
Tetap teguh  dalam pendirian. 
Bahwa Dia lah yang memberikan yang terbaik untuk kita. 

Adanya derita ada pula saat ceria
Adanya cinta sesama mesti dilandasi cinta karena Allah semata
Apapun yang ada semua adalah milik-Nya
Waspada dalam menyikapi sandarkan semua pada aturan-Nya

Yang perlu disikapi bahwa apapun yang kita rasakan adalah sudah merupakan takdir dari-Nya. Adanya musibah adalah saat yang  tepat untuk mengintropeksi diri. Sehingga Allah berikan teguran agar kita tidak berlarut dalam kesalahan. Sebab musibah itu datang karena adanya kesalahan yang telah kita perbuat. Mesti segera tersadar dan memohon ampunan-Nya. Bahwa semua adalah kekuasaan-Nya. 

Adanya kebahagiaan itupun merupakan suatu ujian. Akankah kita lupa bahwa semua yang kita nikmati berasal dari-Nya? Rasa syukur itu mesti tetap terjaga agar kebahagiaan yang kita rasakan menjadi suatu keberkahan. Semua ada karena limpahan dari rahmat-Nya. Maka mesti berhati-hati dalam memanfaatkannya.

Kekayaan, jabatan, harta, dan kemewahan dunia, semua adalah titipan-Nya. Kapanpun Allah Swt. bisa mengambilnya kembali. Maka waspada lah semua yang ada bukan karena kecakapan diri. Namun semua yang ada atas karunia dan izin-Nya.

Saat kita bahagia mesti selalu ingat kepada-Nya. Tidak lupa diri bahwa semua ada atas usaha sendiri. Namun Allah berikan itu semua sebagai ujian diri. Mampukah kita menyikapinya sesuai syariat yang telah ditetapkan Allah? 

Tak perlu terpuruk dan patah semangat saat kita menderita ataupun tak berdaya. Yakinlah itu wujud cinta Allah untuk menguji seberapa besar kesabaran yang kita miliki. Semua mesti disikapi sesuai dengan  ketaatan terhadap aturan-Nya. 

Sebagai umat Islam mesti yakin terhadap qadha dan qadar. Semua keadaan adalah suatu takdir dari-Nya. Yang utama adalah tetap memegang teguh tali agama Allah di segala situasi. 

Saat bahagia
Saat ceria
Saat bersedih
Saat menderita
Saat berduka
Saat terluka
Saat sakit dan 
Saat sehat 

Mesti pasrahkan semua kepada-Nya
Senantiasa taat syariat-Nya
Yakinlah itulah wujud cinta-Nya
Semua berasal dari-Nya 
Dan semua akan kembali kepada-Nya

Taat syariat surgalah tempatnya.
Mengingkari aturan-Nya neraka tempatnya.
Bijak dalam bersikap
Cerdas dalam berpikir 
Yakin semua yang ada atas izin-Nya

   Ù±Ù„َّØ°ِينَ Ø¥ِØ°َآ Ø£َصَٰبَتْÙ‡ُÙ… Ù…ُّصِيبَØ©ٌ Ù‚َالُÙˆٓا۟ Ø¥ِÙ†َّا Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ ÙˆَØ¥ِÙ†َّآ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ رَٰجِعُونَ   

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Innâ lillaâahi wa innâ ilaihi râji'ûn" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)."
(TQS. Al-Baqarah: 156). 

Wallahualam bissawab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: