Headlines
Loading...
KDRT Cermin Rusaknya Keluarga dalam Sistem Kapitalisme

KDRT Cermin Rusaknya Keluarga dalam Sistem Kapitalisme

Oleh. Wiwid Hidayati 

Maraknya kasus pembunuhan seorang istri dan anak oleh orang yang dicintai yaitu seorang bapak, sangat menyayat hati siapapun. Sebagai seorang ayah dan kepala keluarga seharusnya mengayomi, memberi perlindungan bukan malah melukai atau membunuhnya.

Seperti kasus seorang ayah di Jagakarsa Jakarta Selatan, tega menghabisi anaknya dengan motif cemburu kepada istrinya. 

Penyebab dari peristiwa ini, karena manusia semakin jauh dari syariat Allah. Manusia tidak memegang prinsip-prinsip hukum Allah.

Dalam Islam sudah jelas bahwasanya setiap sekecil perkara kehidupan diatur oleh hukum syara'. Pemerintah sebagai aparatur negara juga turut andil dalam mengayomi rakyatnya.

Tragedi pembunuhan 4 anak di Jakarta membuktikan betapa gagalnya dan rusaknya sistem kapitalisme. Sehingga manusia hidup jauh dari hukum syara'.

Kejadian yang menimpa 4 anak di Jakarta Selatan, yang  diberitakan empat anak di bawah umur berinisial V (6 tahun), S4A (3) dan A (1) ditemukan meninggal dunia di sebuah kontrakan di RT 04/03, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023). Jenazah korban ditemukan telah membusuk di dalam kamar dan diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri PD (41 tahun), (https:news.republika.co.id/Ahad 10 Desember 2023).

Betapa miris, ya Sob, seorang ayah  tersulut api cemburu kepada seorang istrinya sehingga tega menganiaya istri dan membunuh 4 anaknya dengan sadis. Ayah pejuang nafkah keluarga seharusnya mengayomi dan melindungi anak  dan keluarganya ternyata miris menghabisi nyawa anak-anaknya. Akibat di PHK dari pekerjaan menjadi sopir taksi dan cemburu kepada istrinya yang bekerja. PD menjadi kalap dan tega menghabisi keempat anaknya.

Buruknya Sistem Kapitalisme

Sudah tidak dipungkiri lagi, ya Sob, kita hidup sekarang ini lebih menganut sistem kapitalisme dan sekularisme. Sehingga kita jauh dari nilai-nilai hukum syara'. Peristiwa  menyedihkan ini tentunya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Pengaruh internal adalah hukum syara'  yang mengatur pergaulan suami istri. Adapun pengaruh eksternal adalah hukum syara' yang mengatur pergaulan seseorang dengan masyarakat.

Pemerintah sebagai aparatur negara juga memiliki peran yang amat besar. Seyogyanya pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai bagi para pencari nafkah keluarga, dan memberikan bimbingan dan pelatihan skill kepada para pencari nafkah keluarga.

Adapun permasalahan ini solusinya hanyalah kita harus kembali pada hukum syara'. Menerapkan nilai-nilai Islam dengan sempurna. Dalam Islam sudah diatur dengan detail tiap-tiap urusan dan perkara kehidupan kita.

Seperti halnya dalam berumah tangga, etika pergaulan suami istri, hak dan kewajiban seorang suami dan istri sudah dijabarkan dengan jelas sekali.

Etika seseorang dengan sesama, dengan lawan jenis dan lain-lainnya. Sudah diatur dan dijabarkan dalam hukum syara' Islam.

Persoalannya, maukah kita mengkaji dan mengamalkannya?

Islam Solusi Sempurna 

Dalam Islam sudah dijabarkan tentang etika dalam berumah tangga, "Para istri memiliki hak dengan baik sebagaimana kewajiban mereka. Sedangkan para suami memiliki setingkat lebih unggul." (QS. Al-Baqarah: 288)

Seorang istri memiliki hak dan kewajiban terhadap suami, begitu sebaliknya seorang suami juga memiliki hak dan kewajiban atas istrinya.

Jika seorang istri memiliki kesalahan maka seorang suami wajib memberikan pengajaran sesuai tuntunan Rasulullah.

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya. Berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau membiarkannya, ia akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan."

Ilmu agama yang mumpuni dan penerapan yang sahih insya Allah kita akan mampu menjalani badai kehidupan dengan baik, didukung sistem negara yang benar-benar menerapkan syariat Islam dengan sempurna.

Negara sebagai pengayom rakyatnya seharusnya menjaga dan memelihara stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya.

Peran negara untuk mensejahterakan rakyatnya harus mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi pencari nafkah keluarga, memberikan pelatihan skill untuk para pencari nafkah keluarga, serta pembekalan yang baik untuk para pencari nafkah.

Jika negara benar-benar menerapkan syariat Islam secara sempurna tentunya kemakmuran rakyat akan tercipta. Karena Islam memberikan semua solusi atas permasalahan kehidupan.

Wallahualam bisshawab. [Ma]

Baca juga:

0 Comments: