
motivasi
Menciptakan Kebiasaan Baik
Oleh. Neni Arini
Sebagai seorang muslim kita diajarkan ketika beramal senantiasa melakukan perbuatan baik. Perbuatan baik ini kita berikan sebagai bukti cinta kita kepada Allah. Sebagai bukti syukur atas nikmat yang diberi.
Tetapi ketika beramal saleh tidak cukup dengan niat karena Allah saja, tetapi apa yang kita lakukan harus sesuai dengan Al-Qur'an dan As-sunah, dimana kedua hal tersebut merupakan panduan bagi kita dalam menjalani kehidupan.
Hendaknya setiap amalan yang kita lakukan harus berdasarkan buku manual instruction yang kita miliki yaitu Al-Quran dan Assunah agar aktivitas pun bisa sesuai dengan petunjuk yang diberi, sehingga berbuah pahala.
Menciptakan suatu kebiasaan baik tidaklah mudah, butuh keistikamahan di dalamnya. Terkadang memaksakan diri dalam kebaikan itu perlu, agar menjadi rutinitas yang biasa kita lakukan. Ketika kita tidak melakukannya akan menjadi kegelisahan diri dan merasa tidak nyaman. Contoh, ketika sudah terbiasa sedekah subuh, tiap hari dilakukannya tanpa celah. Satu hari saja kita tidak melakukannya akan ada suatu perasaan yang mengganggu jiwa. Jadi memang yang namanya kebiasaan baik kalau sudah istikamah melakukannya pasti akan secara otomatis akan terlaksana.
Dalam beramal, manusia terkadang membutuhkan sesuatu sebagai penguat dirinya, membutuhkan sosok inspiratif yang dijadikan contoh dan penguat dalam beramal saleh. Ingin menjadi penghafal Qur'an, selain ikhtiar yang dilakukan kita butuh sosok yang bisa dijadikan motivator untuk mencapai tujuan kita tersebut. Semisal seorang Imam Syafi'i yang mampu menjadi seorang penghafal Qur'an, nah disitu bisa kita pelajari bagaimana ketika seorang Imam Syafi'i menghafal Qur'an. Kita bisa membaca biografi beliau agar tahu trik dan tipsnya menjadi seorang penghafal Qur'an.
Mampu tidaknya seseorang tidaklah sama, tetapi apabila ada perjuangan untuk meraihnya semua itu bisa kita capai. Setiap orang pasti memiliki keahlian masing-masing, keahlian bukan merupakan sesuatu yang diwariskan, karena keahlian sendiri bisa didapat ketika kita memilih aktivitas tertentu, lalu dilatih dan terus diulang. Jadi keahlian itu bukan bakat, keahlian itu terjadi karena kebiasaan.
Contoh seseorang yang sudah pandai dalam berdakwah, mengisi forum di mana-mana dengan sangat piawai. Mengapa bisa seperti itu, karena kebiasaan itulah yang dilakukannya, kebiasaan tersebut yang bertanggung jawab terhadap kebaikan-kebaikan yang muncul. Sama juga halnya ketika kebiasaan buruk yang diciptakan maka kebiasaan tersebut bertanggung jawab terhadap buruknya kehidupan seseorang.
Konsisten dalam melakukan suatu aktivitas amal akan melahirkan suatu kebiasaan. Ketika kebiasaan baik itu kita lakukan secara kontinyu, konsisten, dan saling berkesinambungan maka didapatkanlah makna dan manfaat yang bisa kita ambil dari kehidupan ini.
Islam adalah agama yang sempurna, ada tuntunan dan ajaran yang diberikan kepada hambanya dalam beramal saleh. Nabi Muhammad adalah seorang uswatun hasanah, teladan bagi kita, sudah seharusnya kita mencontoh dari semua aktivitas yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Semua perkataan, diam, dan perbuatan Rasulullah wajib kita ikuti.
Yakinlah pada diri bahwa kita bisa melakukan aktifitas-aktivitas kebaikan. Rubahlah cara berpikir kita agar terbentuk bahwa kita pun bisa asalkan kita mau menciptakannya. Segala sesuatu yang dilakukan secara kontinyu dan konsisten akan membentuk perilaku kebiasan baik.
Pada prinsipnya untuk menciptakan kebiasaan baik, terlebih dahulu yang harus kita lakukan adalah dengan memilih aktivitas yang kita inginkan tentunya sesuai dengan perintah Allah. Contoh: untuk menjadi seorang penghafal Qur'an, keturunan saleh tidak menjadi syaratnya. Siapapun bisa menjadi penghafal Qur'an asalkan kita mau berlatih membaca Al-Quran, kemudian menghafalnya, konsisten melakukannya. Insyaallah akan terlihat hasilnya.
Kemudian setelah memilih, kita melatih. Dengan melatih kebiasaan baik yang kita inginkan di mana pun, dan kapan pun akan membentuk kebiasaan tersebut. Contoh ketika melatih anak mengucapkan kata terima kasih ketika diberi sesuatu, itu nanti akan otomatis dilakukan karena sudah terbiasa melatih aktivitas tersebut.
Dan yang terakhir adalah meletakkannya. Letakkanlah aktivitas yang kita inginkan sesuai tempat yang buat kita nyaman untuk latihan. Yang tahu diri kita sendiri. Tidak bisa disamaratakan karena kesibukan setiap orang tidaklah sama.
Marilah kita isi detik waktu yang dimiliki dengan kebiasaan baik yang Allah suka. Agar hidup lebih bermakna, usia semakin produktif, dan keberadaan diri bisa bermanfaat untuk orang lain. Tinggalkan jejak kebaikan di setiap jejak langkah kehidupan kita. [An]
Baca juga:

0 Comments: