Headlines
Loading...
Oleh. Ratih Mayane

Kehidupan di dunia ini bagaikan roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Kadang bahagia kadang terluka. Kadang senang kadang sedih. Tidak ada yang abadi, semua datang silih berganti. Tetap rendah hati ketika di atas dan tetap bersyukur ketika di bawah. Selalu ada hikmah di balik semua peristiwa.

Hati yang keras akan menjadikan seseorang sombong, merasa paling benar dan enggan untuk menerima nasihat. Dengan Allah datangkan ujian berupa musibah yang menimpa seseorang, Allah hendak mengetuk hati agar ingat pada yang Maha Kuasa. Bahwa semua datang atas kehendak-Nya.

Seperti dalam surah Yasin ayat 82 yang artinya:
"Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu."
Apa yang Allah inginkan hanya dengan kun fayakun, maka jadilah apa yang Dia kehendaki.

Kita percaya bahwa setiap musibah ada pelajaran di dalamnya. Allah memberikan peringatan secara langsung atas dosa-dosa kita, atau Allah ingin menguji kekuatan iman kita. Selalu ada hikmah, bukan hanya musibah yang secara langsung menimpa kita, tapi dari musibah yang menimpa orang lain pun akan menjadi hikmah untuk kita jika kita mau berpikir.

Musibah yang datang secara tiba-tiba sering menimbulkan pertanyaan "kenapa?" Bagi seorang muslim musibah adalah hikmah untuk memperbaiki diri, memohon ampun atas dosa-dosa dan menjadikan iman lebih kuat, meyakini Allah yang Maha Penolong. Ketika terkena musibah kita mengucapkan innalillahi wa innailaihi rajiun. Kalimat yang meyakini semua adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya.

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang lemah, tanpa kekuatan dari Allah maka tidaklah ia mendapatkan kesuksesan. Tanpa izin dari Allah tidaklah ia mendapat kekayaan, kesehatan dan kenikmatan lainnya. Oleh karena itu kita wajib bersyukur atas apa yang telah Allah berikan. Kekayaan bisa menjadi musibah jika kita tidak bisa memakainya dengan bijak, tidak untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Sering kita saksikan jika harta mengundang petaka. Hubungan orang tua dan anak rusak karena harta. Pentingnya kita menanamkan keimanan yang kuat bahwa semua adalah titipan yang Allah berikan. Jadi ketika titipan itu diambil, anak tidak terlalu kecewa. Ketika diberikan kesenangan ingat pada-Nya. Semoga kita terjaga dari hal-hal buruk yang merugikan. Allah berikan keselamatan di dunia dan di akhirat. Aamiin.

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: