OPINI
Pembelaan Palestina, Butuh Aksi Nyata Negara
Oleh. Umi Hafizha
Rabu, 15 November 2023 milisi Hizbullah kembali menembakkan lebih dari 20 rudal ke kota Kiryat Shmona, Matat, Shlomit wilayah yang sudah diduduki Zionis Yahudi. (Viva.co.id, 16 November 2023).
Tak hanya Hizbullah, kelompok milisi Houthi Yaman juga meluncurkan dronenya untuk menyerbu zionis pada Sabtu, 31 Oktober. Kemudian ada milisi Jihad Islam yang menggempur Zionis Yahudi pada 7 Oktober lalu hingga peperangan berlangsung hingga hari ini.(CNN.Indonesia, 1 November 2023).
Aksi perlawanan milisi-milisi Islam ini adalah bentuk kesadaran atas kewajiban mereka untuk membela Palestina, saudara sesama muslim yang sedang teraniaya, meskipun negara mereka mengambil sikap yang berbeda.
Sebagaimana kita ketahui, tidak ada satupun negeri-negeri muslim yang mengirim tentara ke Palestina termasuk Yaman dan Lebanon. Bahkan penguasa Palestina berlindung dibalik organisasi OKI dan PBB.
Kejahatan dan penjajahan entitas Zionis Yahudi sudah nyata, namun penguasa negeri muslim mengabaikan realita ini. Mereka hanya melakukan kecaman-kecaman bahkan yang lebih menyakitkan lagi penguasa Arab Saudi justru mengadakan pesta tahunan disaat Palestina dibombardir rudal Zionis Yahudi.
Sementara penguasa muslim lainnya, seperti Turki masih menjalin hubungan diplomatik dengan Zionis Yahudi. Bahkan ada beberapa penguasa di negeri muslim lainnya melakukan hubungan normalisasi. Sikap ini merupakan pengkhianatan besar kepada muslim Palestina. Tak hanya penguasa itu, negeri-negeri muslim juga mengabaikan realita kondisi peperangan yang terjadi antara Zionis dan Hamas. Pertarungan mereka tidaklah imbang. Posisi Hamas adalah sebagai milisi independen kaum muslimin Palestina tanpa adanya dukungan negara, sementara Zionis Yahudi didukung oleh negara.
Pada awalnya, kependudukan Zionis Yahudi di Palestina dibantu oleh Inggris melalui perjanjian Balfour. Pada waktu itu Inggris masih termasuk negara adidaya. Begitupun negara-negara Eropa mendukung keputusan tersebut hingga saat ini.
Seiring berkembangnya perpolitikan global entitas Zionis Yahudi menjadi anak asuh negara kapitalisme, yaitu Amerika. Inilah yang menjadi salah satu alasan entitas Zionis saat ini berani melawan dan memusuhi kaum muslimin. Mereka mendapatkan dukungan dari berbagai negara, termasuk dukungan senjata. Sehingga jelas fakta yang terjadi adalah peperangan antara negara dan milisi, padahal peperangan itu seharusnya negara melawan negara.
Di sisi lain, pembelaan Islam adalah satu kewajiban yang harus diberikan kepada sesama muslim dan negeri muslim. Apalagi saat musuh bertindak di luar batas kemanusiaan dan banyak menghilangkan nyawa kaum muslim. Allah Swt. berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 191 yang artinya: "Dan perangilah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu..."
Tidak ada upaya penguasa negeri muslim mengikuti langkah milisi yakni mengirimkan balasan serangan disebabkan adanya rasa nasionalisme di negeri kaum muslimin. Dahulu kaum muslimin bersatu di bawah kekuatan negara Islam. Namun dengan adanya perjanjian Sykes-Picot membuat kaum muslimin terkotak-kotak menjadi nation state.
Agar kaum muslimin tidak memiliki perasaan bersatu kembali, maka barat menumbuhsuburkan paham nasionalisme di benak kaum muslimin. Pan Arabisme adalah merupakan salah satu cikal bakal penanaman nasionalisme di negeri muslim, sehingga mereka merasa berbeda dengan kaum muslimin lainnya dan barat mudah untuk menguasai dan mudah mengendalikan kaum muslimin dibawah kekuasaannya. Karena itu, tak ada tentara atau perlawanan dari penguasa muslim atas kebiadaban Zionis Yahudi dan pra sekutunya.
Sesungguhnya nasionalisme tidak pernah dikenal oleh umat Islam. Kaum muslimin tidak tersekat-sekat, akan tetapi bersatu layaknya satu tubuh. Jika bagian satu tubuh tersakiti, maka tubuh yang lain ikut merasakan sakitnya.
Dahulu kaum muslim bersatu di bawah negara Khil4f4h yaitu negara yang menerapkan syariat Islam kafah. Khil4f4h akan menjadi junnah bagi kaum muslimin dan akan melindungi kaum muslimin dari bahaya, serangan musuh, dan semua hal yang mengancam kaum muslimin.
Dengan adanya khil4f4h kaum muslimin Palestina tidak akan mengalami kehinaan dan kenistaan seperti hari ini. Mereka tidak akan terusir kedua kalinya, sebagaimana peristiwa Nakba pada tahun 1948 dahulu. Sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum tak akan di bombardir oleh rudal-rudal Zionis Yahudi.
Mereka akan mendapatkan kesejahteraan hidup dan perlindungan negara, karena negara faham bahwa tanah Palestina adalah milik kaum muslimin. Tanah Palestina adalah tanah kharajiyah yang di futuhat pada masa khalifah Umar bin Khattab. Tanah Palestina telah disiram oleh darah para syuhada pasukan panglima Salahuddin Al Ayyubi. Tanah Palestina senantiasa dijaga dengan jiwa raga para Khalifah.
Oleh karena itu, arahan perjuangan kaum muslimin untuk Palestina harusnya satu suara yakni berjuang menegakkan kembali negara pelindung bagi umat Islam. Daulah khil4f4h adalah negara yang akan menghabisi kebiadaban Zionis Yahudi dan para sekutunya. Wallahualam bissawab. [Ys]
0 Comments: