Headlines
Loading...
Oleh. Fitri Ummu Syarif

Setiap tahun kita memperingati hari pahlawan, bicara tentang pahlawan  menghantarkan kita kepada nama-nama pejuang dalam pelajaran sejarah. Nama mereka terukir berjasa mengusir para penjajah di negeri ini. Pahlawan yang berjuang secar fisik melawan kaum penjajah yang telah menzalimi pribumi.

Nyatanya pahlawan bukan saja dimaknai dengan pengusir penjajah saja. 
Dalam KBBI pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Sosok pahlawan mengerjakan segala sesuatu dengan penuh ketulusan dan tak pernah meminta terhadap apa yang diperjuangkannya. 

Jika kita melihat lebih dalam sejarah perjuangan, maka sungguh kita dapati Allah yang telah mengajarkan hambanya yang taat menjadi sosok pejuang dan pahlawan sejati. Mereka yang kemudian menjadi penggerak melawan kezaliman dan menegakan kebenaran dengan penuh keberanian. Mereka yang bergelar pahlawan adalah  sosok yang memperjuangkan haq, menjalankan perintah Allah seperti jihad dan lainnya. Juga mereka yang menjauhi larangan Allah. semua itu dijadikan pondasi awal perjuangannya. 

Sebut saja, perjuangan Rasulullah, Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, Salahudin al Ayubi, Muhammad al Fatih, Buya Hamka, KH. Achmad Dahlan, Jendral Soedirman, KH. Hasyim Asy'ari, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, Aisyah, Nusaibah,  Keumalahayati, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Di Tiro, Cut Meutia dan sederet nama lainnya. Adalah pejuang dan bergerak karena dorongan keimanan, semangat jihad, penegak haq, dan penunai perintah Allah lainnya yang terkandung dalamnya.

Adapun seorang guru yang kita kenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, maka sungguh gelar itupun layak disematkan, kepada sosok guru yang berjuang dan berusaha menjadi guru terbaik karena taat kepada aturan Allah. Tidak semua guru yang kemudian mampu menjadi pahlawan, terlebih mereka yang bekerja hanya untuk uang. Maka yang ia lakukan tidak akan membekas di hati muridnya.

Sosok orang tua, baik ayah atau ibu yang berjuang melahirkan dan memberikan kasih sayang, nafkah, serta ilmu kepada anak-anaknya dengan tulus dan ikhlas hanya untuk mencari rida Allah semata. Maka orang tua tersebut merupakan pahlawan bagi generasinya. 

Begitupun orang-orang yang bergerak dibidang apapun, dengan status apapun dan dengan profesi apapun akan juga bisa menjadi pahlawan sejati jika semata-mata menjalankan misi karena Allah dan mengikuti hukum hukum Allah serta penerus perjuangan penerapannya, maka bisa menjadi penerus pahlawan sejati.

Artinya, dalam kacamata Islam pejuang adalah  siapa saja yang telah berjasa terhadap Islam dan kebenaran dalam Islam, yang dilakukan ikhlas dan tulus karena Allah. Seorang pahlawan pantang memikirkan kepentingan pribadi semata. Kepedulian terhadap orang lain menjadi buah fikirannya setiap hari dan selalu bergerak mencari uslub untuk bisa berkontribusi untuk umat dan memberikan yang terbaik untuk Allah. Kita lahir untuk misi perjuangan dan penerus perjuangan pahlawan sejati.
Rasulullah bersabda:
Barangsiapa yang bangun pagi tetapi dia tidak memikirkan kepentingan umat Islam maka dia bukan umatku.” (HR. Muslim). Wallahualam bissawab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: