
motivasi
Prokrastinasi, Besok aja deh!
Oleh. Noviana Irawaty
Ada satu hal yang bikin auto geleng-geleng kepala. Lihat pemuda masa kini, terutama Gen-Z, hobi banget santai-santai. Serasa hidup ini cuma buat seneng-seneng aja, emang iya begitu?
Hemm hayo, siapa di antara kamu suka prokrastinasi (menunda-nunda) pekerjaan, Bestie?
Jadwal ujian kampus udah keluar tapi ini malah maraton film. Kalau gak maraton film, ya scroll IG, TikTok, atau nongki-nongki sebelum ujian, katanya biar gak breakdown saat ujian. Katanya, biarlah nanti bisa kok belajar SKS (sistem kebut semalam). Alhasil, nilai jeblok.
Ada tugas bukannya dicicil malah main. Eh entar kalau udah deket-deket deadline, baru deh ketar-ketir. Hemm, related gak sih, Bestie?
Tapi oh tapi, kenapa ya orang tuh suka banget nunda-nunda waktu, padahal kan ujung-ujungnya membawa petaka, ya gak sih?
Nah daripada penasaran, markibas. Mari kita bahas. Tanpa tapi. Tanpa nanti. Lets spill the tea, Bestie.
Kamu udah tau belum modal kita?
Ya! Modal kita itu waktu. Waktu terus berjalan, gak mungkin berhenti berputar, gak pakai nunggu. Gak ada tuh ceritanya orang punya kekuatan super. Bisa mengendalikan waktu, lalu membalikkan waktu ke masa lalu. Begini nih efek kebanyakan menghalu film, ada Wish di Dragon Ball, Kurumi Tokisaki di Date A Live. Hehe... ya iya lah terang aja mereka bisa, not real, Bestie, mereka film, gak nyata.
Jadi, kalau seseorang memahami waktu gak bisa berputar balik, dia akan manfaatkan waktu itu sebaik-baiknya. Orang kapitalis akan memanfaatkan waktu sebanyak-banyaknya untuk mengejar materi, kebahagiaan dunia. Contohnya, udah masuk waktu salat, tapi gak langsung berangkat wudu. Eh dia malah terus asyik live TikTok, lumayan viewers-nya lagi ramai. Banyak yang ngasih give pula.
Diajak ngaji Islam dan berdakwah, dia menolak. Katanya nih, toh masih muda, seneng-seneng dulu. Having fun. Belajar Islam ama dakwahnya entar aja kalo udah tua. Kok bisa mikirnya begitu ya, Bestie?
Karena ... orang kapitalis beranggapan “Time is Money”, waktu adalah uang. So, lempar jauh-jauh aktivitas yang gak menghasilkan cuan. So, walaupun itu berpahala, mereka menganggap itu aktivitas yang ngerugiin mereka. Oh no!
Hemm, beda banget nih sama seseorang yang menjadikan Islam sebagai the way of life. Mereka akan memanfaatkan waktunya dengan baik plus giat berdakwah demi melanjutkan kehidupan Islam di tengah umat. So, kalau ada amal unfaedah maka aktivitas itu bakal dibuang jauh-jauh. Karena mereka memahami “Time is Sword”, waktu adalah pedang. Setiap saat siap menebas mereka. Rugi pakai banget kalau gak ambil peran dalam perjuangan menegakkan kembali Islam di muka bumi ini.
Bahkan seorang Abdullah bin Umi Maktum, sahabat Nabi Muhammad saw. yang matanya buta punya hasrat yang sangat besar untuk berperang di jalan Allah. Ketika ia ditanya, “Bukankah Allah telah memberi uzur kepadamu?” Jawabnya, “Iya benar, tapi aku menginginkan dengan kehadiranku di sini, di medan perang, paling tidak dapat menambah jumlah tentara Islam.” Masyaallah seharusnya kita yang Allah beri organ tubuh sempurna dan lengkap, lebih memiliki hasrat untuk berjuang ya.
Masalahnya, banyak banget hiburan yang seru, Bestie. Pinginnya sih ya gak nunda-nunda kerjaan. Terus ada juga tuh, yang bilang hati-hati kalau belajar Islam, kan aku jadi takut. Terus soal dakwah, jangan-jangan dia radikal.
Ishh... beginilah hidup di negara kapitalis sekularisme. Negara malah menyediakan fasilitas warganya untuk menyia-nyiakan waktu. Contohnya kayak video yang viral dua jam gak ngapa-ngapain, tau kan video ini? Video ini ramai ditonton jutaan kali. Pendapatannya 2.100-16.500 dolar atau setara cuan sekitar 32-251 juta rupiah. Hemm siapa yang gak ngiler coba? Itu baru satu video, belum film dan hiburan lainnya.
Maka wajar kalo kita mau mengkaji dan berdakwah, bukannya didukung, malah ditakut-takuti. Bahkan dihambat dengan alasan yang terkesan mengada-ada.
Nah di negara yang nerapin syariat Islam yaitu Khilafah, gak akan ada tuh film unfaedah kayak gitu. Negara bakal menjaga konten-konten di media baik itu visual maupun cetak hanya berisi konten edukasi dan yang dapat meningkatkan keimanan. Kalau butuh hiburan di kala penat? Tenang, itu gak dilarang, selama kontennya gak melanggar syariat. Kita juga gak perlu takut untuk mendakwahkan dan mempelajari Islam. Karena semua orang banyak ngomongin Islam dan kebaikannya.
By the way, sadar enggak sih, Bestie. Adanya fasilitas dari negara ini membuat prokrastinasi jadi zona nyaman atau habit, membuat kita merasa jauh dari kematian. Kapitalis beranggapan tak ada hisab setelah kematian. So, suka-suka akulah. Tapi di dalam Islam, kita dipahamkan akan ada pertanggungjawaban amal, selama di dunia ngapain aja. Walhasil, kita akan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, Bestie. Gak akan menunda-nunda lagi pekerjaan. Bye bye prokrastinasi. Yes. [ry].
Baca juga:

0 Comments: