Headlines
Loading...
Oleh. Lilik Yani

Sabar dalam ujian itu berat, tapi sabar dalam ketaatan lebih berat. Mengapa? Karena banyak jiwa yang menjadi lelah, inginnya bebas aktivitas tanpa ada aturan. Banyak jiwa tak mau diikat dengan aturan Allah, suka dibebaskan mengikuti hawa nafsunya sendiri-sendiri.

Ketika perintah salat datang, tidak semua bergegas menjalankan. Ketika panggilan azan berkumandang, tak segera bergegas menuju masjid. Jangankan salat awal waktu, siap  berwudlu sebelum azan saja banyak yang belum bisa menunaikan. Kebanyakan masih menunda menjalankan salat. Salat di penghujung waktu, jelang masuk waktu salat berikutnya.

Bahkan, banyak juga umat Islam yang dengan mudah mengabaikan perintah salat. Tidak menjalankan salat itu biasa, tidak merasa berdosa. Alasan masih banyak teman yang tak salat. Hingga Allah mengingatkan agar kita mengingatkan keluarga agar bersabar dalam salat.

Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kami-lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (TQS Thaha : 132).

Bersabar dalam menjalankan salat itu sulit, karena banyaknya amanah kerja, tugas keluarga hingga salatnya kilat khusus agar cepat selesai ketika menunaikannya. Tak peduli khusyuk atau tidak, yang penting gugur kewajiban, sudah lega.

Belum lagi perintah berzakat. Perintah salat yang tak mengeluarkan harta saja terasa berat, apalagi perintah zakat? Sungguh, kalau perlu tak ada harta yang berkurang meski balasan Allah bagi hambaNya yang berinfak itu bisa 700 kali lipat. Namun belum banyak yang tergerak untuk menunaikan zakat  atau infak karena mereka menghitung sesuai logika akal. 

Mereka berfikir dengan zakat, infak, sedekah maka hartanya akan berkurang. Jadi mereka sangat berat menjalaninya. Mereka tak mau merugi meski ayatnya sudah jelas kalau Allah akan memberi balasan berlipat ganda. Tak ada ceritanya orang berzakat akan menjadi miskin.

Lagi-lagi karena jiwanya tak sehat, jiwanya sedang lelah maka tak bisa diajak berfikir jernih. Sebaliknya mereka cenderung mengikuti hawa nafsunya. Sesungguhnya nafsu itu suka pada sesuatu yang mengajak pada kesesatan dan keingkaran.

Mari kita berlindung kepada Allah agar senantiasa dalam penjagaan Allah dan dimudahkan menjalankan ibadah karena Allah semata. Wallahualam bissawwab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: