Headlines
Loading...
Oleh. Eka Suryati

Mulutmu harimaumu. Pepatah lama itu hingga kini masih relevan karena sering dikaitkan dengan kemampuan olah kata kita dalam berbicara. Setiap perkataan yang terlanjur terucap jika tidak benar-benar kita pikirkan terlebih dahulu maka akan merugikan diri kita sendiri, begitulah kira-kira arti dari pepatah tersebut.

Lisan yang baik mencerminkan hati yang bersih dan sebaliknya lisan yang buruk atau kasar mencerminkan hati kita sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja atau ada penyakit di dalamnya. Allah sebagai Tuhan yang telah menciptakan manusia sendiri tidak suka dengan lisan yang selalu berucap dengan kata-kata kotor dan kasar. Dalam hadis riwayat Bukhari dikatakan :

"Bukanlah seorang mukmin itu seorang yang suka mencela, tidak pula seorang yang suka melaknat, bukan seorang yang keji dan kotor ucapannya."

Itu berarti kita sebagai seorang mukmin tidak boleh berkata-kata yang kotor, tidak sopan apalagi mencela dan melaknat orang lain karena itu bukanlah ciri-ciri orang mukmin. 

Rasulullah sebagai uswatun hasanah tidak pernah mencontohkan kata-kata yang buruk walaupun dalam keadaan dicela, dihina dan dianiaya oleh musuh-musuhnya. Rasulullah tetap memaafkan dan berkata-kata dengan kata yang lembut, sopan dan santun bahkan tetap keluar doa-doa yang baik bagi mereka yang sudah menzalimi Rasulullah selagi itu hanya merupakan hal-hal yang berhubungan dengan pribadi beliau sebagai individu. Karena pribadi beliau yang begitu mulia sehingga makin banyak yang tertarik dan memperoleh hidayah Islam. Andai beliau adalah pribadi yang setiap berkata-kata selalu kasar, penuh dengan hawa nafsu dan amarah pasti beliau tidak akan dapat dijadikan contoh teladan bagi kita umatnya. Semua orang akan berlari menjauhi Islam karena tidak akan tertarik disebabkan penyampaiannya yang tidak mengenakkan hati yaitu dengan perkataan yang kasar lagi kotor penuh cacian.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda,

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam." [Al-Bukhari no. 6018, 6136, 6475; Muslim no. 47; Abu Dawud no. 5154; At-Tirmidzi no. 2500. Lihat pula hadits senada dalam Shahih Al-Jami' no. 6500, 6501]

Begitu pentingnya kita menjaga lisan karena setiap perkataan kita akan dimintai pertangungjawabannya di akhirat kelak. Agar kita menjadi pribadi yang santun maka kita perlu bergaul dengan orang-orang yang berakhlak baik, belajar mengontrol emosi dengan baik. Tidak kalah penting sebelum kita berbicara kita harus memikirkan terlebih dahulu apa yang akan kita ucapkan agar tidak menyinggung hati orang yang mendengarnya. Jangan lupa selalu membiasakan berdzikir agar hati selalu damai yang membuat ucapan kita selalu terkontrol dengan baik.

Untuk menyampaikan ajaran Islam maka dibutuhkan dakwah Islam. Dakwah memiliki peran yang sangat penting karena sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan agama Islam sebagai nilai-nilai kebaikan kepada semua orang karena Islam adalah agama yang universal berlaku untuk semua orang. Dakwah yang disampaikan akan meresap ke hati apabila disampaikan dengan cara-cara yang baik, sopan dan dengan perkataan yang lemah lembut lagi meyentuh hati. Dakwah yang disampaikan harus mencontoh cara-cara Rasulullah. Rasulullah yang jelas-jelas sudah dijadikan utusan Allah dalam menyampaikan kebenaran saja sangat menjaga lisannya, apalagi kita sebagai manusia biasa harus tetap berlembut-lembut dalam menyiarkan ajaran Islam yang mulia ini.

Sangat tidak elok apabila pendakwah dalam menyampaikan dakwahnya selalu berkata-kata yang kasar walaupun apa yang dikatakannya adalah suatu kebenaran. Bagaimana orang-orang akan tertarik untuk masuk Islam kalau cara menyampaikannya penuh celaan dan kata-kata yang tidak sopan cenderung menghujat, jangankan orang-orang diluar Islam, bahkan yang sudah masuk dalam Islam namun bertujuan untuk mendalami ilmu agamanya akan pergi menjauh karena merasa tidak nyaman, hatinya akan menolak duluan apabila kata-kata yang tidak sopan tertangkap di indra pendengarannya sehingga akan jauh dari meresap di hati.

Islam agama yang benar. Sampaikanlah dengan dakwah yang menyejukkan hati, perkataan yang lemah lembut lagi penuh kemuliaan agar orang tau tentang kebaikan dan kebenaran Islam itu sendiri. Jangan sampai orang-orang yang belum mengerti atau masih awam dengan Islam akan semakin menjauh karena mereka mengira Islam agama yang penuh dengan ajaran kebencian. Sampaikanlah Islam dengan bahasa kasih seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw. [Ys]

Baca juga:

0 Comments: