Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S. Leman

Rasulullah memberikan rambu-rambu untuk selektif dalam memilih teman, “Seseorang itu berada di atas agama temannya. Maka hendaklah salah seorang dari kamu memperhatikan dengan siapa ia berteman” (HR. Tirmidzi). Dalil tersebut cukup kiranya menjadi dasar untuk berhati-hati dalam memilih teman. Karena sangat dimungkinkan seseorang terpengaruh oleh akhlak dari teman dekatnya.

Terhadap fakta yang sama, penjajahan di Palestina dan genosida di Gaza bagaimana pendapatmu? Pendapatmu tergantung teman dekatmu. Dari mana kamu belajar, dari mana kamu mendapat informasi dan dari mana mendapat rasa. Semua tergantung 'circle' pertemananmu. Jika teman-temanmu para ustadz dan ustadzah, alim ulama, dan orang-orang sholih pasti pendapatmu akan sejalan dengan mereka. Tapi jika teman-temanmu, bacaanmu, dan lingkungan pergaulanmu orang-orang sekuler, liberalis, kapitalis, komunis, sosialis, atheis, agnostik atau isme-isme yang lain maka bisa dipastikan pemikiran dan perasaanmu akan sama dengan mereka. 

Ruh-ruh itu akan saling terhubung. Yang saleh akan berkumpul dengan orang saleh. Orang fasik akan nyaman dengan yang sama-sama fasik. Ya, begitulah sunatullahnya. Maka Nabi juga berpesan, berteman dengan penjual minyak wangi akan terkena harumnya. Barangsiapa berteman dengan pandai besi akan terciprat apinya. Maka pilihlah teman yang benar yang bisa menjadi saksi kita di akhirat bahwa kita ini orang yang sholih dan berhak mendapat syafaat dari teman sholih lainnya. Buat apa berteman dengan orang fasik yang kelak akan berlepas diri dari kita. 

Indonesia dan Palestina adalah teman sejati dan teman seperjuangan. Jangan sampai hubungan itu dirusak karena kita lebih takut penjajah daripada takut kepada Allah Ta'ala. Alhamdulillah pada sebagian pemimpin, para Ustadz, dan rakyat tetap konsisten berjuang bersama teman sejawatnya. Mereka tetap akan berjuang bahwa penjajahan di muka bumi ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Yang terpenting, umat Islam harus bangkit dari tidur panjangnya yang melenakan dan harus tampil memimpin dunia kembali seperti dahulu kala di mana keadilan, kesejahteraan, kedamaian, baldatun thayibatun wa rabbun ghafur bukan isapan jempol semata tetapi nyata terlaksana dan dirasakan semua umat manusia. 

Perdamaian abadi harus segera dikonkretkan perwujudannya. Hanya kepemimpinan Islam yang sanggup melaksanakannya dan sudah ber pengalaman mewujudkannya. Orang-orang terdahulu yang pernah merasakan kehidupan yang sejahtera dibawah naungan Islam mungkin sudah banyak yang wafat, namun kesaksian hidup mereka banyak ditulis dan banyak diceritakan kepada anak cucunya. Keturunan orang-orang yang sudah rindu kehidupan Islami berjaya kembali pun sangat ingin perdamaian dunia ini segera terwujud. Mereka tidak yakin peradaban Barat sanggup menciptakan perdamaian dunia. Hanya Islam yang rahmatan lil alamin yang akan bisa mewujudkan janji Allah ini. Islam yang rahmatan lil alamin hanya akan terwujud jika Islam dilaksanakan secara kaffah. Maka ayo kita ikut berjuang melaksanakan Islam yang kaffah agar pertemanan di seluruh dunia bisa terwujud nyata. Damai dan sejahtera hidup di dunia dan akhirat dengan Islam kaffah.

Indonesia dan Palestina adalah teman seperjuangan. Jika saat ini rakyat Palestina berjuang secara fisik, biarlah rakyat Indonesia berjuang secara pemikiran. Tentara zion*s sudah kalah secara fisik meski dibantu oleh sekutunya seperti Amerika, Inggris, Perancis, dan Jerman. Tak tahu malu mereka. Gaza yang merupakan wilayah kecil dikeroyok persenjataan lengkap negara adidaya. Tentara zion*s juga kalah secara propaganda, karena di dunia ini yang pro Palestina lebih banyak daripada yang pro zion*s. Netizen Indo telah berhasil membuat mereka kalah mental. Bravo untuk semua pejuang. Allahu Akbar! [My]

Baca juga:

0 Comments: